Bahaya Protozoa pada Feses Kucing: Sebabkan Diare hingga Kematian

Vella Rohmayani
Pengajar di Prodi S.Tr TLM FIK UMSurabaya, pengurus MTCC UM Surabaya, anggota Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur dan sebagai anggota PUSAD (Studi Anti Korupsi dan Demokrasi) di UMSurabaya
Konten dari Pengguna
30 Januari 2022 14:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vella Rohmayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kucing. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kucing. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kucing merupakan salah satu hewan yang banyak berinteraksi dengan manusia. Padahal sebenarnya kucing berperan sebagai hospes penular penyakit yang berbahaya bagi manusia (Akbari dkk., 2018). Adapun penyakit yang disebabkan kucing adalah penyakit diare, dehidrasi, anemia hingga kematian.
ADVERTISEMENT
Hal itu disebabkan karena kucing merupakan hewan yang rentan terinfeksi oleh kuman maupun parasite pathogen, sehingga kucing membutuhkan perawatan (Purnomo et al., 2017)
Namun faktanya tidak semua kucing di rawat oleh manusia. Banyak kucing yang hidup liar seperti di pasar, tempat wisata, terminal, serta tempat umum lainnya.
Biasanya kucing yang hidup liar akan mencari makan keberbagai tempat, agar tetap bisa bertahan hidup. Kucing tersebut biasanya makan dari makanan sisa yang di buang di tempat sampah. Hal inilah yang kemudian menyebabkan kucing liar lebih mudah terinfeksi kuman atau parasite pathogen jika dibandingkan dengan kucing peliharaan.
Apa itu Protozoa?
Protozoa termasuk organisme eukariotik uniseluler, oleh sebab itu protozoa sering kali disebut sebagai hewan pertama. Karena walaupun Protozoa hanya terdiri dari satu sel atau uniseluler, namun protozoa sudah memiliki membrane inti sel serta struktur dan komponen selnya lebih kompleks jika dibandingkan dengan organisme prokariotik.
ADVERTISEMENT
Protozoa secara umum berdasarkan alat geraknya dapat dibedakan menjadi 4 yaitu, Rhizopoda, Cilliata, Flagelata dan Sporozoa.
Protozoa umumnya hidup bebas di alam. Protozoa memiliki habitat di air atau di lingkungan yang cenderung lembab atau basah. Beberapa protozoa yang bersifat pathogen, hidup pada tubuh hospes atau inangnya. Adapun yang menjadi inang protozoa adalah alga, invertebrate hingga manusia.
Mengenal Protozoa pada Feses Kucing
Salah satu hewan yang menjadi hospes protozoa adalah kucing. Kucing dapat terinfeksi oleh parasite protozoa karena makan makanan sisa yang berapa di tempat sampah atau tempat kotor lainnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Azmy dkk (2015) di Denpasar bali menyebutkan bahwa terdapat protozoa jenis Eimeria spp dan Isospora spp yang ditemukan di dalam sampel feses kucing.
ADVERTISEMENT
Sedangkan berdasarkan peneltian yang dilakukan oleh Rohmayani dkk (2022) di Surabaya menyebutkan bahwa terdapat 4 jenis protozoa yang berhasil ditemukan dalam feses kucing yaitu Eimeria spp, Isospora spp, Balantidium sp dan Giardia sp.
Siklus Penularan dan Bahaya Protozoa Patogen dari Feses Kucing
Protozoa pathogen yang terdapat pada feses kucing dapat menular ke manusia. Penularan tersebut dapat terjadi karena kucing mempunyai kebiasaan defekasi di tanah. Protozoa akan keluar bersama dengan feses yang dikeluarkan oleh kucing yang terinfeksi oleh parasite tersebut.
Hal itulah yang kemudian menyebabkan terjadinya penularan infeksi parasite protozoa melalui tanah. Sehingga akan terjadi penularan ketika seseorang melakukan kontak langsung dengan tanah yang terkontaminasi oleh protozoa stadium kista atau infektif.
ADVERTISEMENT
Selain itu penularan juga dapat terjadi ketika seseorang dengan tidak sengaja menelan protozoa parasite dari makanan yang terkontaminasi oleh feses kucing, dan lain seterusnya.
Adapun bahaya yang dapat ditimbulkan jika seseorang terinfeksi oleh protozoa jenis Eimeria spp dan Isospora spp adalah berupa diare, dehidrasi, anemia, hilangnya nafsu makan hingga kematian.
Infeksi dari protozoa jenis Balantidium sp dapat mengakibatkan terjadinya penyakit balantidiasis. Sedangkan infeksi yang disebabkan oleh Giardia sp dapat menyebabkan penyakit giardiasis atau diare. Diare yang disebabkan dapat berupa diare biasa hingga diare mengandung darah. Oleh sebab itu menjadi penting untuk menjaga sanitasi lingkungan dari kontaminasi feses kucing. Pemerintah juga perlu melakukan upaya penyadaran pada masyarakat terkait bahaya penyakit dari kucing, serta perlu mendirikan lebih banyak tempat penangkaran kucing liar untuk meminimalir kasus infeksi protozoa yang ditularkan melalui feses kucing.
ADVERTISEMENT
Selain itu ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi protozoa pathogen adalah membiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas, menghindari mengkonsumsi daging mentah atau belum matang, mencuci sayuran atau mengkonsumsi sayuran matang, memakai sarung tangan saat berkebun, dan lain seterusnya.