Konten dari Pengguna

Bahaya Sampah sebagai Penular Penyakit

Vella Rohmayani
Pengajar di Prodi S.Tr TLM FIK UMSurabaya, pengurus MTCC UM Surabaya, anggota Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur dan sebagai anggota PUSAD (Studi Anti Korupsi dan Demokrasi) di UMSurabaya
24 Februari 2024 22:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vella Rohmayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
tumpukan sampah, gambar by pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
tumpukan sampah, gambar by pexels.com
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini sampah masih menjadi masalah yang dilematis dan sulit terselesaikan. Padahal penumpukan sampah dapat menyebabkan berbagai dampak negative, baik bagi lingkungan maupun bagi kesehatan manusia.
ADVERTISEMENT
Secara umum sampah dibagi menjadi 2 jenis, yaitu organik dan anorganik. Sampah organik yang berasal dari sisa makanan, jika dibuang sembarangan dapat menimbulkan tumbuhnya berbagai macam mikroorganisme patogen seperti virus, bakteri, parasite protozoa maupun helmint.
Sedangkan sampah anorganik, berupa plastik dan kaleng bekas yang dibuang sembarangan di lingkungan atau ditimbun dalam tanah dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Sampah anorganik sangat sulit terurai dilingkungan dan dapat menyebabkan pencemaran dalam bentuk mikroplastik dan logam berat, yang dapat mengakibatkan kerusakan kulit dan memicu beragam gangguan pada tubuh, seperti gangguan pernapasan, masalah pencernaan, gangguan saraf, mengakibatkan disfungsi ginjal, hati dan lain seterusnya.
Sampah plastik juga bisa memunculkan zat karsinogenik penyebab kanker. Beragam zat kimia berbahaya dalam sampah plastik dapat masuk ke tubuh manusia melalui perantara udara, maupun dari konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi sampah.
ADVERTISEMENT
Sampah sebagai penular penyakit
Adapun cara penularan penyakit yang diakibatkan karena kebiasaan membuang sampah sembarangan, dapat terjadi melalui 2 cara, yaitu penularan secara langsung dan penularan secara tidak langsung.
Penularan secara langsung dapat terjadi ketika seseorang bersentuhan langsung dengan sampah yang sudah mengandung mikroorganisme pathogen, dan seseorang tersebut tidak mencuci tangan dengan baik dan benar.
Sedangkan penularan secara tidak langsung terjadi karena seseorang tidak sengaja mengkonsumsi makanan maupun minuman yang telah terkontaminasi mikroorganisme yang berasal dari sampah. Serta saat tempat sampah telah berubah menjadi tempat perindukan vector atau hewan penular penyakit, seperti nyamuk, lalat, kecoa dan tikus.
Hewan tersebut dapat berperan menjadi inang atau tempat perkembangbiakan virus, bakteri maupun parasite, yang kemudian dapat membawa atau menularkan penyakit pada manusia. Contohnya lalat yang hidup dari tumpukan sampah, kemudian terbang membawa agen penyakit berupa mikroorganisme pathogen lalu hinggap pada makanan maupun minuman yang dikonsumsi manusia sehingga dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan.
ADVERTISEMENT
Jenis penyakit yang dapat ditularkan vector
Nyamuk, lalat, kecoa dan tikus termasuk hewan yang dapat berperan sebagai vector penyakit. Adapun beberapa jenis penyakit yang dapat ditularkan melalui nyamuk adalah penyakit malaria, filariaris, demam dengue, chikungunya, dan lain seterusnya. Sedangkan penyakit yang ditularkan oleh kecoa diantaranya diare, disentri, kolera, demam tifoid, asma, serta reaksi alergi.
Berikut merupakan jenis penyakit yang ditularkan melalui perantara lalat, yaitu diare, disentri, kolera, demam tifoid, kecacingan, amebiasis, trakoma atau infeksi mata. Sedangkan penyakit yang ditularkan oleh tikus, salah satunya yaitu leptospirosis. Bakteri agen penyakit leptospirosis dapat menyebar melalui urin hewan yang terinfeksi, yang mengkontaminasi air atau tanah. Sementara itu penularannya bisa melalui kulit, selaput lendir, atau bahkan ketika kamu tidak sengaja meminum air yang terkontaminasi.
ADVERTISEMENT
Pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh masalah sampah ternyata dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang serius. Bahkan bukan hanya itu saja, namun terjadinya pencemaran lingkungan dapat memicu perubahan perilaku vector penular penyakit, sehingga dapat meningkatkan resiko penyebaran penyakit.
Oleh sebab itu hindari menumpuk sampah terlalu lama di dalam rumah maupun membuang sampah secara sembarangan. Pastikan sampah dibuang pada tempat yang sesuai dan dengan cara yang benar. Terapkan kebiasaan hidup sehat dan ramah lingkungan sebagai Upaya dalam meminimalisir volume sampah agar tidak semakin bertambah banyak.