Konten dari Pengguna

Mengenal Jenis dan Bahaya Infeksi Cacing Parasit dari Feses Kucing

Vella Rohmayani
Pengajar di Prodi S.Tr TLM FIK UMSurabaya, pengurus MTCC UM Surabaya, anggota Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur dan sebagai anggota PUSAD (Studi Anti Korupsi dan Demokrasi) di UMSurabaya
8 Maret 2022 11:46 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vella Rohmayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar telur Toxocara sp, hasil Dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Gambar telur Toxocara sp, hasil Dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
Infeksi cacing parasit pada manusia dapat terjadi melalui berbagai cara, salah satunya yaitu terjadinya penularan melalui perantara kucing. cacing parasit atau helminths merupakan organisme multiseluler yang memiliki bentuk simestris bilateral. Terdapat dua filum, yaitu Platyhelminthes dan Nemathelminthes karena dapat menyebabkan Bahaya kesehatan yang cukup serius bagi manusia.
ADVERTISEMENT
Parasite ini dapat ditularkan atau menginfeksi manusia melalui hospes perantara, makanan, maupun melalui kontak langsung dengan tanah. Adapun salah satu jenis hewan yang berperan menjadi hospes perantara penularan penyakit ini adalah kucing.
Berdasarkan hasil penelitian menyebutkan prevalensi infeksi cacing parasit pada kucing liar jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kucing peliharaan. Kucing liar mudah terkena infeksi cacing parasit karena hidup di jalanan atau tempat yang kumuh, tidak terawat dan makan makanan sisa yang berasal dari tempat sampah.
Jenis Cacing Parasit pada Feses Kucing
Terjadinya infeksi cacing parasit pada kucing dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu imunitas, kebersihan pakan, kondisi lingkungan, serta keberadaan hewan sakit yang dapat menyebabkan hewan lainnya dapat tertular atau terinfeksi.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penelitian Sasmita dkk (2019) yang menggunakan 46 sampel feses kucing di Kec. Sawahan Surabaya menemukan 2 jenis caing yang bersifat zoonosis yaitu Ancylostoma sp dan Toxocara cati.
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Wardhani dkk (2021) yang menggunakan 100 sampel feses kucing di kota Surabaya, diperoleh data prevalensi telur cacing pada kucing liar sebanyak 52% dan kucing peliharaan sebanyak 8%. Jenis telur cacing yang paling banyak ditemukan adalah Toxocara cati dan Ancylostoma sp.
Kemudian berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rohmayani, dkk (2022) yang menggunakan 100 sampel feses kucing di kota Surabaya, diperoleh data prevalensi infeksi cacing pada feses kucing seacar keseluruhan sebesar 35%.
Pada kucing liar didapatkan prevalensi sebesar 60%, sedangkan pada kucing peliharaan didapatkan prevalensi sebesar 10%. Berdasarkan pembagian wilayah, kasus terbanyak ditemukan pada wilayah Surabaya Timur dengan persentase prevalensi parasite cacing sebesar 63%.
ADVERTISEMENT
Adapun jenis cacing yang berhasil ditemukan dari hasil penelitian Rohmayani dkk (2022) adalah spesies Toxocara cati, Toxocara canis, Ancylostoma sp, dan Diphyllobotthium sp.
Bahaya Cacing Parasit dari Feses Kucing
Parasite cacing yang terdapat dalam tubuh kucing akan ikut keluar bersama dengan feses yang dikeluarkan oleh kucing tersebut. Hal itulah yang kemudian menyebabkan terjadinya penularan infeksi parasite cacing melalui perantara tanah, mengingat kucing mempunyai kebiasaan defekasi di tanah.
Sehingga seseorang yang sering melakukan kontak langsung dengan tanah akan memiliki kemungkinan resiko yang lebih tinggi untuk terinfeksi parasite cacing. Selain itu penularan juga dapat terjadi ketika seseorang dengan tidak sengaja menelan parasite cacing dari makanan atau minuman, mengkonsumsi daging hewan ternak yang terinfeksi parasite cacing, dan lain seterusnya.
ADVERTISEMENT
Adapun bahaya yang dapat ditimbulkan jika seseorang terinfeksi oleh parasite cacing spesies Diphyllobotthium sp. Adalah menyebabkan terjadinya difilobotriasis. Seseorang uang terinfeksi akan mengalami defisiensi vitamin B12 yang berakibat pada terjadinya anemia pemisiosa.
Sedangkan infeksi Toxocara sp dapat menyebabkan penyakit toksokariasis, penyakit ini menimbulkan gejala demam, eosinophilia (peningkatan kadar eosinophil dalam plasma darah) dan hepatomegaly (terjadinya pembengkakan organ hati).
Sedangkan infeksi cacing tambang atau Ancylostoma sp dapat menimbulkan terjadinya kehilangan darah hingga 0,34 cc per harinya, menimbulkan dermatitis, serta dapat menyebabkan bronchitis dan reaksi alergi.
Mengingat bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari beberapa spesies parasite cacing yang ada pada feses kucing, maka menjadi penting untuk selalu menjaga lingkungan dari kontaminasi feses kucing.
ADVERTISEMENT
Pemerintah perlu lebih peduli terhadap nasip kucing liar, karena hospes perantara terbanyak berasal dari kucing liar. Oleh sebab itu jika kucing lebih terjamin hidupnya tentu dapat meminimalisir infeksi parasite cacing pada kucing dan manusia.
Selain itu ada beberapa hal yang dapat mencegah terjadinya infeksi parasite cacing, yaitu selalu menjaga ebersihan diri dan lingkungan, mengkonsumsi makanan yang diolah secara higenis, tidak mengkonsumsi daging mentah, tidak melakukan kontak langsung dengan tanah, serta rutin mengkonsumsi obat cacing 6 bulan sekali.