Pembelajaran Anak Usia Dini di Era Pandemi

Vella Rohmayani
Pengajar di Prodi S.Tr TLM FIK UMSurabaya, pengurus MTCC UM Surabaya, anggota Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur dan sebagai anggota PUSAD (Studi Anti Korupsi dan Demokrasi) di UMSurabaya
Konten dari Pengguna
29 Mei 2020 7:43 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vella Rohmayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
dokumentasi Foto: Vella Rohmayani
zoom-in-whitePerbesar
dokumentasi Foto: Vella Rohmayani
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid-19 secara tidak langsung telah mengubah pola hidup kita. Membuat kita harus terbiasa dengan kondisi yang tidak pernah terjadi sebelumnya, seperti melakukan WFH (Work Form Home) sampai kegiatan sekolah anak pun harus dilakukan di rumah.
ADVERTISEMENT
Meski harus tetap bekerja dari rumah, bagi saya mendampingi anak belajar tetap menjadi prioritas utama.
Anak-anak mungkin sudah merasakan kebosanan dan kejenuhan karena berbulan-bulan harus tetap tinggal di rumah. Dimana aktivitas mereka di luar rumah benar-benar kita batasi demi kebaikan bagi mereka sendiri.
Tugas guru sebagai pengajar sekaligus pendidik di sekolah kini beralih menjadi tugas bagi orang tua masing-masing. Orang tua harus siap menjadi guru dan melakukan monitoring serta mengevaluasi segala bentuk kegiatan belajar anak di rumah.
Dengan diterapkan sekolah di rumah secara tidak langsung akan menambah kedekatan emosional antara orang tua dan anak. Namun tak jarang banyak orang tua yang mengalami beban mental saat dituntut untuk mendampingi anaknya belajar. Terlebih para orang tua yang sebelumnya terbiasa berangkat kerja pagi pulang malam.
ADVERTISEMENT
Hal ini memberi pemahaman kepada kita bahwa menjadi guru bukanlah tugas yang mudah.
Mengajarkan Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Alam
Ilustrasi anak belajar di rumah Foto: Shutterstock
Wabah penyakit Covid-19 telah mengajarkan kita akan pentingnya menjaga keberlangsungan alam. Ini menjadi moment yang pas bagi orang tua untuk dapat mengenalkan anak tentang konsep dasar ilmu pengetahuan alam.
Mengingat anak usia dini biasanya memiliki rasa keingintahuan yang sangat tinggi tentang banyak hal, baik tentang lingkungan sekitar maupun tentang dirinya sendiri.
Kita dapat memberikan materi tentang membedakan antara makhluk hidup dan makhluk tak hidup, serta menjelaskan fungsi dari masing-masing komponen tersebut.
Mengajarkan materi tentang makhluk hidup dan tak hidup, memadukannya dengan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh anak usia dini, seperti menggunting, mewarnai dan menempel. Akan membuat kegiatan belajar anak menjadi lebih menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Pertama kita dapat membuat macam-macam gambar pada kertas, kemudian meminta anak untuk menggunting gambar tersebut, mewarnainya, membedakannya, kemudian menempelkan berdasarkan kelompoknya masing-masing.
Kita juga dapat mengajari anak tentang pengelompokkan makhluk hidup sesuai dengan makanannya, yaitu omnivora, karnivora dan herbivora. Sehingga mereka menjadi tau apa saja jenis makanan dari masing-masing hewan tersebut.
Selain itu kita juga bisa mengajarkan tentang sistem rantai makanan, sehingga dapat memberi pemahaman bagi mereka tentang pentingnya tumbuhan sebagai produsen atau menyedia makanan bagi makhluk hidup lain seperti, hewan dan manusia, serta pengetahuan baru lainnya.
Sebenarnya masih banyak materi tentang dasar-dasar ilmu pengetahuan alam yang dapat diajarkan kepada anak, seperti tentang sistem tata surya, sistem pencernaan makanan, sistem pernafasan dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Membacakan Cerita pada Anak
Membacakan cerita juga merupakan salah satu hal positif yang dapat kita lakukan untuk mengisi waktu anak selama di rumah. lewat cerita kita dapat memberi pengetahuan baru, melatih imajinasi sampai penanaman karakter pada anak.
Banyak buku yang dapat kita bacakan kepada mereka, seperti membacakan buku cerita tentang dunia hewan dan tumbuhan. Buku cerita tersebut dapat menambah wawasan anak tentang keanekaragaman jenis hewan dan tumbuhan, dimana habitatnya, bagaimana siklus hidupnya, serta pengetahuan lainnya.
Membacakan buku sastra atau dongeng kepada anak juga penting dilakukan karena dapat menumbuhkembangkan dunia imajinasi dan kreativitas anak.
Bahkan penanaman karakter pun dapat dilakukan lewat cerita yaitu dengan membacakan anak buku tentang pentingnya tolong menolong, kejujuran, kedisiplinan, menghargai perbedaan dan sikap positif lainnya. Namun tetap kita sebagai orang tua harus dapat menjadi teladan yang baik bagi anak dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Lewat membacakan buku kita juga dapat mengajarkan kepada anak untuk lebih mencintai buku. Mengingat perkembangan teknologi yang semakin canggih, membuat masa dimana gadget lebih digemari oleh anak dibandingkan dengan buku. Hal tersebut menjadi prihatin tersendiri bagi saya.
Sangat penting untuk menumbuhkan budaya baca pada anak sejak usia dini. Sehingga nantinya mereka akan tumbuh menjadi generasi yang gemar membaca buku.
Melakukan Percobaan Sains Sederhana
Anak usia biasanya memiliki emosi yang labil, mereka sering tiba-tiba ngambek kemudian menjadi malas belajar karena tidak mood, dan berbagai alasan lainnya.
Mengajak mereka melakukan percobaan sains merupakan cara yang sangat efektif. Dimana anak-anak dapat bermain sambil belajar, sehingga akan membuat mereka lebih termotivasi untuk belajar.
ADVERTISEMENT
Adapun beberapa percobaan sains sederhana yang dapat kita berikan pada anak, misalnya belajar tentang macam-macam sifat benda, yaitu padat, cair dan gas. Kita dapat menyuruh mereka untuk mencari dan menyebutkan contoh dari masing-masing benda tersebut yang berada di rumah kita.
Kemudian kita dapat melakukan percobaan sederhana tentang konsep dasar sifat pada masing-masing benda tersebut. Mengenalkan sifat zat cair, kita dapat mengambil segelas air kemudian menuangkannya ke dalam botol, dan menuangkannya kembali ke gelas semula. Dengan cara itu anak akan lebih mudah memahami bahwa benda cair itu dapat berubah bentuk menyesuaikan tempatnya, namun volumenya tetap atau tidak berubah.
Kemudian kita dapat mencontohkan konsep sifat benda padat yang memiliki bentuk dan volume yang tetap, dengan menggunakan pensil misalnya, kita bisa menaruhnya pada dua tempat yang berbeda dan menyuruh mereka mengamati apakah pensil tersebut mengalami perubahan bentuk seperti yang terjadi pada benda cair, dan seterusnya.
ADVERTISEMENT
Kita juga dapat melakukan percobaan tentang konsep perubahan warna. Pertama kita menyiapkan cat warna dasar seperti merah, kuning dan biru.
kemudian meminta mereka untuk memadukan antara warna satu dengan warna lainnya, seperti warna kuning ditambahkan dengan warna biru yang akan menghasilkan warna hijau.
kemudian warna kuning dicampurkan dengan warna merah yang menghasilkan warna oranye, serta kombinasi bermacam-macam warna lainnya.
Sebagai orang tua kita harus bisa membuat kegiatan belajar menjadi hal yang menyenangkan bagi anak.