Penularan, Patogenitas dan Pencegahan Penyakit Toksoplasmosis dari Tinja Kucing

Vella Rohmayani
Pengajar di Prodi S.Tr TLM FIK UMSurabaya, pengurus MTCC UM Surabaya, anggota Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur dan sebagai anggota PUSAD (Studi Anti Korupsi dan Demokrasi) di UMSurabaya
Konten dari Pengguna
29 Mei 2023 11:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vella Rohmayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi kucing yang hidup liar, foto by Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi kucing yang hidup liar, foto by Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penyakit toksoplasmosis dapat ditularkan dari tinja kucing. Penyakit ini disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, yang merupakan salah satu genus dari parasit protozoa golongan sporozoa. Penyakit ini menjadi sangat penting karena jika infeksi terjadi pada wanita hamil dan pada seseorang yang menderita kelainan atau gangguan kekebalan tubuh akan menyebabkan kondisi yang parah, seperti terjadinya kelahiran prematur, keguguran atau kematian janin dalam kandungan, bayi lahir kuning, hidrosefalus, mikrosefalus, gangguan bicara, gangguan penglihatan, retardasi mental, gangguan otak dan seterusnya.
ADVERTISEMENT
Penularan Parasit Toxoplasma gondii
Parasit ini dapat ditemukan pada kotoran kucing serta pada daging binatang yang terinfeksi. Toksoplasmosis dapat menular dari hewan kepada manusia dan umumnya tidak terjadi penularan antar manusia karena melakukan kontak atau bersentuhan dengan orang yang telah terinfeksi. Apabila seseorang sudah pernah terinfeksi dan berhasil sembuh, maka orang tersebut akan memiliki kekebalan terhadap parasit Toxoplasma gondii seumur hidup.
Parasit ini dapat menginfeksi manusia melalui beberapa cara yaitu Toksoplasmosis Kongenital dan Toksoplasmosis Akuisita (dapatan). Toksoplasmosis Kongenital terjadi secara transpasental dari ibu yang terinfeksi parasite Toxoplasma gondii. Penularan penyakit toksoplasmosis dari ibu kepada anaknya juga dapat terjadi melalui air susu ibu, jika saat masa menyusui ibu terinfeksi oleh parasit ini.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Toksoplasmosis Akuisita (dapatan) terjadi melalui beberapa cara, yaitu bila mengkonsumsi daging mentah atau kurang matang ketika daging tersebut mengandung kista atau trofozoit, minum susu sapi atau kambing segar dari hewan yang terinfeksi, melalui makanan yang terkontaminasi oleh tinja kucing yang mengandung ookista, tidak mencuci tangan sebelum makan, mengonsumsi buah-buahan dan sayuran yang tidak dicuci atau minum air yang terkontaminasi kotoran kucing, menggunakan peralatan yang telah terkontaminasi dengan daging hewan yang terinfeksi, seperti pisau, gunting, dan talenan bekas daging mentah terinfeksi, melakukan aktivitas berkebun tanpa menggunakan sarung tangan, sehingga dapat menyebabkan tangan terkontaminasi oleh tanah yang mengandung tinja kucing, melakukan transfusi darah atau implantasi organ tubuh dari orang yang terinfeksi dan terjadinya kontaminasi di laboratorium saat melakukan pemeriksaan toksoplasmosis.
ADVERTISEMENT
Patogenitas Toxoplasmosis
Patofisiologi toxoplasmosis pada pasien dengan imunokompeten (memiliki respon imun normal) bersifat asimtomatik (tidak memunculkan gejala klinis) karena adanya proteksi dari sistem imun. Pada pasien imunokompromais (memiliki masalah atau kelainan kekebalan tubuh) dapat membuat peningkatan patogenisitas dari toxoplasmosis yang akan menyebabkan terjadinya abses dan inflamasi atau peradangan dari jaringan lokal. Hal ini memicu terjadinya komplikasi dan gejala toksoplasmosis, baik toksoplasmosis kongenital, toksoplasmosis okular, maupun toksoplasmosis serebral.
Pencegahan penyakit toksoplasmosis
Penyebaran penyakit toksoplasmosis dapat dicegah dengan cara, yaitu (1) usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan aktivitas, seperi memegang hewan, daging, sayuran, berkebun, makan serta berbagai aktivitas lainnya, (2) Biasakan untuk mencuci daging dengan bersih dan memasak daging sampai matang sebelum dikonsumsi. Karena kista dalam jaringan yang berada di dalam hospes perantara (kambing, sapi, babi dan ayam) dapat dimusnahkan dengan cara memasaknya pada suhu 66 0C, (3) Mencuci sayuran sampai bersih atau mengonsumsi sayuran matang, (4) Pastikan untuk mencuci semua peralatan dapur dengan bersih setelah digunakan untuk memasak, (5) Gunakan sarung tangan saat berkebun atau memegang tanah.
ADVERTISEMENT
Kemudian yang ke (6) yaitu sebisa mungkin hindari untuk memelihara kucing, apabila memelihara kucing atau hewan lainnya usahakan untuk memberi makanan yang matang, menjaga kesehatan kucing atau hewan peliharaan, dan segera melakukan pengobatan pada hewan yang menderita toksoplasmosis, selalu menjaga kebersihan lingkungan serta kandang kucing, gunakan sarung tangan dan masker muka saat membersihkan wadah kotoran.