Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Pembinaan Masyarakat di KBRI Beijing
16 Januari 2018 16:03 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
Tulisan dari Koran KBRI Beijing tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
(Liftihar Rafitri, Hubungan Internasional, London School of Public Relations Jakarta)
ADVERTISEMENT
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing adalah sebuah kantor perwakilan utama Indonesia di Beijing yang memiliki tugas pokok serta berfungsi untuk mempromosikan dan meningkatkan hubungan bilateral antara Republik Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok.
KBRI Beijing juga bertugas dan berfungsi untuk memberikan layanan keimigrasian, kekonsuleran dan perlindungan bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berdomisili di Tiongkok. Sebagai bentuk realisasi dari fungsi pembinaan dan perlindungan terhadap WNI yang berdomisili di Tiongkok tersebut. KBRI Beijing sering mengadakan kegiatan-kegaiatan yang bertujuan untuk membina dan mengelola hubungan baik, serta menigkatkan rasa kebersamaan di antara masyarakat Indonesia dan Tiongkok. Bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain seperti mengadakan seminar, kunjungan, sosialisasi, donor darah, serta diskusi terkait isu-isu yang masih hangat.
ADVERTISEMENT
Pembinaan masyarakat yang lakukan oleh KBRI Beijing menjadi penting terutama untuk mendorong terciptanya interaksi dan komunikasi yang lebih baik dan erat antara perwakilan RI dan unsur masyarakat. Hal tersebut dikarenakan sulitnya untuk melakukan komunikasi dengan dunia luar mengingat Tiongkok memberlakukan aturan untuk memblokir beberapa situs dan aplikasi yang mayoritas digunakan oleh masyarakat luar Tiongkok untuk saling berkomunikasi satu sama lain, seperti facebook, line, whatsapp, instagram, dan lain sebagainya.
Mengutip dari nytimes.com, selama ini Tiongkok dikenal sebagai salah satu Negara dengan tingkat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang tinggi berdasarkan hasil data The U.S. State Department's Office to Monitor and Combat Trafficking in Persons dimana Tiongkok berada di "Tier 3" di tahun 2017 dan salah satu korban yang paling banyak adalah WNI.
ADVERTISEMENT
Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk China dan Mongolia Soegeng Rahardjo dalam wawancaranya dengan media mengatakan, ada dua modus operasi yang sering digunakan. Pertama, pekerja migran Indonesia yang bermasalah di Hong Kong dan tidak memiliki kontrak baru pergi ke Macau. Kedua, buruh yang pernah bekerja di Taiwan dan Hong Kong diiming-imingi pekerjaan dengan gaji yang besar. Ia juga menambahkan bahwa sebenarnya yang lebih membahayakan adalah modus prostitusi dan perkawinan. Sebagian besar pekerja Indonesia yang diselundupkan ke Tiongkok dijadikan wanita penghibur, sementara pekerja lainnya menjadi buruh kasar di pabrik atau di daerah pertanian. Bahkan terdapat pula modus baru dengan mendatangkan perempuan Indonesia ke Tiongkok untuk dikawinkan dengan penduduk setempat. Hal yang melatarbelakangi persoalan tersebut sebagian besar disebabkan karena faktor kemiskinan dan rendahnya tingkat intelektual korban. Beliau mengingatkan, selama perdagangan manusia masih menguntungkan, maka perdagangan orang akan terus terjadi.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini KBRI Beijing selaku kantor perwakilan pemerintah Indonesia di Beijing, menyediakan layanan untuk pengaduan bagi WNI baik melalui website, wechat, maupun telepon. Pada bulan Desember 2017 KBRI Beijing juga telah membuat akun instagram yang digunakan sebagai salah satu sarana untuk menyampaikan informasi terkait segala macam kegiatan yang dilakukan oleh KBRI Beijing. Akun instagram tersebut dapat digunakan pula sebagai media untuk mempermudah WNI yang tinggal di Tiongkok dalam melakukan komunikasi dengan KBRI Beijing melalui fitur direct message tanpa harus melewati prosedur yang lama, meskipun dibutuhkan VPN untuk mengaksesnya. Seperti contoh kasus yang baru-baru ini terjadi, seorang wanita berkewarganegaraan Indonesia megirimkan pesan langsung kepada akun instagram KBRI Beijing dan menyampaikan permasalahan terkait perlakuan tidak menyenangkan yang ia terima selama berada di Tiongkok dan pihak KBRI Beijing secara sigap mulai memprosesnya dengan mengatur pertemuan dengan wanita tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa fungsi KBRI Beijing untuk pembinaan dan dan perlindungan terhadap WNI yang berdomisili di Tiongkok dijalankan dengan baik dan mengalami kemajuan.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat dari kasus diatas, maka KBRI Beijing perlu lebih sering untuk mengadakan pembinaan dan sosialisasi terkait bahaya dari praktik perdagangan manusia serta untuk menumbuhkan pemahaman bahwa mengadu bukanlah sebuah aib melainkan bagian dari kewajiban masyarakat yang harus dilaksanakan. Hal tersebut dikarenakan masih banyak korban yang enggan untuk melapor karena berbagai alasan, terutama alasan yang dapat menjamin rasa aman mereka, baik sebelum pelaporan terjadi, selama pelaporan berlangsung, maupun setelah pelaporan dilakukan. Serta alasan terkait prosedur pelaporan yang membutukan proses yang lama.
Sosialisasi tersebut tidak hanya dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan praktik seperti seminar dan rapat, tetapi juga dapat dilakukan dengan memberikan himbauan melalui broadcast di media sosial. Tujuannya agar seluruh WNI yang berada di Tiongkok khususnya Beijing untuk selalu berwaspada dan menjaga keselamatan mereka, terutama untuk mencegah terjadinya praktik perdagangan manusia. Selain itu, masyarakat juga perlu diberi pemahaman akan pentingnya memiliki dokumen yang lengkap guna memudahkan mereka untuk mendapatkan bantuan apabila mengalami permasalahan hukum dengan pemerintah setempat.
ADVERTISEMENT
Pembinaan yang dilakukan oleh KBRI Beijing tidak hanya seputar permasalahan terkait imigrasi saja. KBRI Beijing juga banyak melakukan pembinaan melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat akademis dengan melakukan diskusi terkait isu-isu hangat guna bertukar pemikiran dan pengetahuan, seperti seminar “Inisiatif Belt and Road” yang diadakan di KBRI Beijing bersama seluruh mahasiswa Indonesia di Beijing pada bulan Desember 2017. Seminar tersebut membahas bagaimana Inisiatif Belt and Road dapat menciptakan peluang bisnis antara Indonesia dan Tiongkok.
Sifat terbuka yang dimiliki KBRI Beijing tidak hanya terlihat dari kegiatan seminar dan diskusi, tetapi juga menerima banyaknya kunjungan dari univeritas-universitas dan lembaga-lembaga baik dari Indonesia maupun Tiongkok. Kemudian adapula kegiatan yang bersifat kekeluargaan dan kemanusiaan seperti melakukan olahraga bersama masyarakat Indonesia dan kegiatan donor darah yang rutin dilakukan setiap tahun. Kegiatan pembinaan tersebut juga dilakukan bersama dengan sesama WNI dan masyarakat Tiongkok.
ADVERTISEMENT
Pembinaan masyarakat tidak selalu persoalan memikirkan bagaimana membina masyarakat dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang lebih baik, tetapi juga bagaimana membangun relasi yang baik dengan masyarakat sekitar. Dalam hal ini KBRI Beijing selalu membina hubungan yang baik dengan para WNI, baik dari kalangan akademisi, pekerja profesional, pebisnis, organisasi masyarakat maupun organisasi lainnya. Contohnya dengan diadakannya beberapa kegiatan yang dilakukan antara KBRI Beijing dan Perhimpunan Pelajar Indonesia Tiongkok (PPIT), yaitu kegiatan rapat tahunan, welcoming party, seminar, dan makan malam bersama. Tujuannya agar mereka merasa nyaman dan tidak merasa asing di negara Tiongkok, mengingat sulitnya untuk melakukan komunikasi dengan dunia luar.
ADVERTISEMENT
Sebagai sebuah kantor perwakilan dari pemerintah Republik Indonesia yang berada di Ibukota Republik Rakyat Tiongkok, KBRI Beijing harus memperbanyak frekuensi dari kegiatan-kegiatan yang bersifat membina, melindungi, dan mengelola hubungan baik antara masyarakat Indonesia dan Tiongkok, setidaknya mengadakan 2 sampai 3 kegiatan dalam sebulan. Gunanya agar WNI yang berdomisili di Tiongkok khususnya Beijing merasa aman dan nyaman serta untuk lebih mempererat rasa kebersamaan. Disini KBRI tidak hanya berperan sebagai tempat perlindungan bagi WNI, tetapi juga berperan sebagai keluarga pengganti. Tidak jarang mereka mengalami kesulitan selama berada jauh dari keluarga dan kampung halaman. Sehingga fungsi pembinaan dan perlindungan terhadap WNI bukan dijalankan hanya sebagai tugas semata tetapi juga didasari oleh rasa persatuan dan kekeluargaan sebagai sesama WNI.
ADVERTISEMENT
KBRI Beijing juga perlu untuk memberikan himbauan rutin terkait kesehatan dan keselamatan mereka selama berada di Tiongkok melalui media sosial yang dapat digunakan. Meskipun tingkat kejahatan tidak begitu tinggi dan jarang ditemukannya kasus kriminal, akan tetapi Tiongkok dikenal sebagai negara dengan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang tinggi seperti yang di samping itu Tiongkok juga terkenal akan tingkat polusi udara yang sangat tinggi, tak jarang kita dapat melihat kabut polusi yang tebal menyelimuti langit Tiongkok. Sehingga seluruh masyarakat terutama WNI perlu untuk terus waspada akan kesehatan dan keselamatan mereka selama berada di Tiongkok.