KBRI Den Haag Dorong Kewirausahaan Diaspora Wanita di Belanda

KBRI Den Haag
Akun Resmi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, Belanda
Konten dari Pengguna
26 April 2019 15:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KBRI Den Haag tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
KBRI Den Haag Dorong Kewirausahaan Diaspora Wanita di Belanda
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
“Kesuksesan tidak kenal gender, latar belakang etnis dan agama, karena itu kaum perempuan telah terbukti memiliki peran penting di dunia bisnis serta terus berkembang dan sukses di dalamnya”, demikian beberapa hal yang disampaikan Dubes RI untuk Belanda, I Gusti A. Wesaka Puja pada sat membuka diskusi dengan tema “Women in Business: Simply Remarkable”, yang berlangsung di Kastil Wittenburg, Belanda, 24 April 2019.
ADVERTISEMENT
Memperingati Hari Kartini April dan juga International Women’s Day Maret lalu, KBRI Den Haag menghadirkan 6 narasumber inspiratif perempuan di Belanda, termasuk diaspora perempuan Indonesia yang sukses berbisnis di Belanda untuk berbagi berbagai pengalaman, ilmu dan juga tips untuk mengembangkan bisnis di Belanda di hadapan sekitar 70 peserta yang mayoritas adalah kaum perempuan, yang mewakili komunitas dan asosiasi wanita, bisnis dan kewirausahaan berbagai negara yang berada di Belanda dan juga sejumlah diplomat asing.
Narasumber berasal dari berbagai lini usaha yang cukup sukses, seperti kuliner yang diwakili oleh Dewi Paramawati ten Cate dari restoran Indonesia Indrapura di Amsterdam; perhiasan yang diwakili oleh Ferline Yoswara, pendiri FY Fine Jewelry yang kreasi perhiasannya mendapat tanggapan positif dari berbagai kalangan, termasuk walikota Rotterdam dan keluarga Raja Belanda; serta fesyen yang diwakili oleh Myrthe dan Romée dari Guave, lini usaha fesyen on-line di Belanda yang menggabungkan budaya (batik), sustainability dan pengembangan komunitas pengrajin batik di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ketiga wirausaha tersebut menekankan pentingnya keberanian, kreativitas dan juga otentisitas usaha sebagai bagian dari kiat mengembangkan bisnis di Belanda. Untuk mampu bersaing di tengah kuatnya kompetisi di Belanda, pendekatan-pendekatan yang inovatif juga menjadi hal yang penting. Ferline Yoswara, WNI pertama yang memperoleh start up visa ke Belanda karena ide inovatif usaha perhiasannya mencontohkan kreasi smart jewelry yang memadukan kreasi seni gelang dengan teknologi, sehingga gelang kreasinya dapat berfungsi untuk membuka pintu otomatis.
Sementara narasumber dari Women in Business Initiative (WBI) Sinead Hewson menekankan pentingnya perencanaan dan tujuan yang jelas untuk memulai bisnis. Namun, Sinead juga menyampaikan bahwa perencanaan dan tujuan bisa disesuaikan dengan perkembangan pasar dan juga dinamika komunitas sasaran bisnis yang dituju. Hal senada juga disampaikan oleh wakil BNI di Belanda, Dessy Irawati yang menyampaikan bahwa perencanaan yang jelas juga menjadi kunci untuk kesuksesan memperoleh sumber pendanaan.
Narasumber juga berbagi tips-tips lain, seperti pentingnya pemahaman kultur usaha, khususnya di Belanda, termasuk pentingnya untuk mengetahui seluk beluk dan tren di masyarakat lokal. Karena itu, kemampuan Bahasa Belanda juga menjadi penting, karena hal ini juga akan membantu memperkuat jejaring dengan berbagai mitra di Belanda.
ADVERTISEMENT
Belanda merupakan salah satu negara dengan jumlah diaspora Indonesia terbesar, termasuk diaspora wanita. Sebagai aset bangsa, kewirausahaan diaspora Indonesia kiranya perlu terus di dorong untuk dapat semakin berkontribusi di komunitas masing-masing dan juga pada upaya-upaya peningkatan kerja sama Indonesia-Belanda secara umum.