Konten dari Pengguna

Melihat Bunda Maria Gaya Jawa dalam Sapuan Kuas Basoeki Abdullah

KBRI Den Haag
Akun Resmi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, Belanda
13 Juni 2019 2:10 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KBRI Den Haag tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja, melihat lukisan Bunda Maria gaya Jawa karya Basoeki Abdullah.
zoom-in-whitePerbesar
Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja, melihat lukisan Bunda Maria gaya Jawa karya Basoeki Abdullah.
ADVERTISEMENT
Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja, tertegun lama di depan lukisan Bunda Maria gaya Jawa yang bersandar di tembok salah satu ruangan di bangunan megah, Aqua Viva. Bangunan tersebut merupakan tempat tinggal bagi pastor-pastor Serikat Yesus (SJ) yang sudah berusia lanjut di Nijmegen (11/6).
Potret lukisan Bunda Maria gaya Jawa gubahan Basoeki Abdullah
zoom-in-whitePerbesar
Potret lukisan Bunda Maria gaya Jawa gubahan Basoeki Abdullah
Dalam lukisan ini, Bunda Maria digambarkan dengan paras ayu khas wanita Jawa, mengenakan kain batik parang rusak dan kebaya beludru warna gelap. Tak lupa dilengkapi dengan bros dan giwang yang lazim digunakan wanita bangsawan Jawa, dan kerudung serta selendang berwarna putih.
ADVERTISEMENT
Lukisan tersebut menggambarkan Bunda Maria yang tengah terangkat ke surga, melayang di atas Gunung Merapi dan Gunung Merbabu dan dilingkupi awan serta sinar lembut berwarna-warni yang juga memancar dari kedua telapak tangan dan kakinya, seolah meninggalkan berkatnya untuk dunia.
“Lukisan ini sarat dengan makna dan seperti tengah berbicara dengan kita bahwa terdapat kesatuan yang tidak terpisahkan antara kekuatan Ilahi, alam, dan kita sebagai manusia di dalamnya,” ucap Duta Besar Puja.
Lukisan ini juga terasa “sangat Indonesia” dengan hamparan teras-teras sawah, hutan, aliran sungai, dan juga pohon kelapa, mengesankan Bunda Maria tengah memberkati Indonesia.
Lukisan Bunda Maria terangkat ke surga (Maria Assumpta) berbalut busana Jawa tersebut merupakan karya pelukis ternama Basoeki Abdullah pada tahun 1935, saat 'Sang Maestro' masih berusia sangat belia, 20 tahun.
ADVERTISEMENT
Romo Jan Bentvelzen SJ yang menerima kunjungan Duta Besar RI ke Aqua Viva menjelaskan lukisan tersebut dibuat oleh Basoeki Abdullah pada waktu menempuh studi di Belanda. Saat menjalani studi tersebut, Basoeki Abdullah muda mendapatkan banyak dukungan dari pastor-pastor Jesuit di Nijmegen dan lukisan 'Maria Assumpta' inilah yang kemudian dilukis oleh 'Sang Maestro' sebagai tanda terima kasihnya untuk pastor-pastor Jesuit tersebut.
Romo Jan Bentvelzen SJ yang merupakan pastor kepala di Aqua Viva juga menjelaskan bahwa sepengetahuannya, paling tidak terdapat dua lagi versi lukisan Maria gaya Jawa karya Basoeki Abdullah yang terlihat sangat mirip dengan lukisan yang terdapat di Aqua Viva. Romo Bentvelzen SJ menunjukkan dua repro kedua lukisan yang dimaksud, di mana salah satunya terdapat seekor ular raksasa yang melilit salah satu gunung, sementara di lukisan yang lain lebih kental dengan nuansa keimanan Katolik dengan menyertakan unsur Tri Tunggal di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Salinan lukisan-lukisan tersebut pada tahun 1940-an juga telah dicetak oleh kalangan Jesuit di Belanda dan digunakan untuk berbagai media di kalangan umat Katolik, seperti kalender rohani dan lembaran media doa.
Lebih lanjut, kata Romo Jan Bentvelzen SJ, yang juga didampingi oleh Romo Dr. Eduard Kimman SJ, juga menjelaskan setelah dihadiahkan oleh Basoeki Abdullah, lukisan 'Maria Assumpta' ini sebelumnya disimpan di bangunan lama milik pastor-pastor SJ, yaitu di Collegium Berchmanianum. Namun, mengingat bangunan tersebut beralih fungsi beberapa kali dan kini digunakan sebagai salah satu bangunan Universitas Radboud, lukisan tersebut sempat dititipkan ke Museum Nijmegen dan dipamerkan secara berkala.
Seiring waktu, Museum Nijmegen memandang bahwa lukisan ini merupakan milik Jesuit dan tidak terdapat keterikatan langsung dengan kota Nijmegen. Lalu, lukisan ini dikembalikan kepada pastor-pastor Jesuit di Nijmegen, sehingga untuk sementara ini disimpan di Aqua Viva yang dibangun pada tahun 1997 tersebut.
ADVERTISEMENT
Kedua pastor Jesuit ini juga menjelaskan beberapa waktu yang lalu, mereka telah menerima permintaan dari pihak museum di Belanda yang ingin memamerkan lukisan 'Maria Assumpta' ini di museum paling bergengsi di Belanda, yaitu Rijksmuseum Amsterdam pada tahun depan. Mereka mengharapkan agar dengan dipamerkannya lukisan tersebut, lukisan-lukisan Maria Assumpta karya Basoeki Abdullah dengan versi lain kemudian diketahui keberadaannya.
Selain menjelaskan mengenai lukisan 'Maria Assumpta' karya Basoeki Abdullah tersebut, Romo Jan Bentvelzen SJ dan Romo Dr. Eduard Kimman SJ juga menyampaikan selain mereka berdua, di Aqua Viva saat ini terdapat tiga orang lagi pastor senior yang pernah menghabiskan waktu lama di Indonesia.
Dua orang pastor yang cukup dikenal di kalangan umat Katolik di Indonesia, yaitu Romo Ernst Bolsius SJ, yang sebelumnya merupakan pengajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dan Romo J. Vossen Waskita SJ. Mereka pernah berkarya di berbagai wilayah di Jawa Tengah dan Yogyakarta, seperti Seminari Mertoyudan dan Gereja Kidul Loji Yogyakarta, serta mengurus penerbitan majalah Utusan.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, Romo J. Vossen Waskita SJ masih berkewarganegaraan Indonesia dan dalam kunjungan tersebut juga menerima kunjungan Duta Besar RI. Saat Duta Besar RI berpamitan, pastor-pastor tersebut menyampaikan mereka bahagia lukisan 'Maria Assumpta' karya Basoeki Abdullah telah menarik perhatian banyak kalangan di Indonesia, sehingga menyempatkan diri untuk berkunjung ke Nijmegen. Hal ini cukup mengobati kerinduan mereka akan Indonesia dan bercakap-cakap dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa.