Kenyataan Data dan Temuan Ilmiah Mematahkan Tudingan Black Campaign Kelapa Sawit

KBRI Madrid Indonesia
Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Spanyol Merangkap United Nations World Tourism Organization
Konten dari Pengguna
6 Desember 2023 0:06 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KBRI Madrid Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Keberhasilan Indonesia menurunkan deforestasi dalam 5 tahun terakhir menunjukkan bahwa kelapa sawit sudah menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan.”
ADVERTISEMENT
Demikian disampaikan oleh Dr. Musdhalifah Machmud, salah satu narasumber pada acara seminar Epistemic Community and Market Forum (ECMF) on Sustainable Vegetable Oil di Madrid, 30 November 2023.
Pemerintah Republik Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Minyak Sawit Berkelanjutan Spanyol telah menyelenggarakan seminar ini sebagai forum yang dapat merangkul dan membangun jejaring antarpakar terkait, pelaku pasar dan sektor publik Spanyol guna membahas perkembangan seputar perkembangan dan kebijakan terkini terkait minyak nabati berkelanjutan serta dampaknya terhadap pasar dan produsen.
Dalam sambutan pembukannya, Duta Besar Dr. Muhammad Najib menyampaikan pentingnya mengadakan forum dialog antara industri terkait, komunitas pakar serta negara mengenai isu minyak nabati berkelanjutan. Dengan memahami sepenuhnya bahwa isu minyak nabati merupakan subyek diskusi yang hangat, hadirnya narasumber dari pihak pemerintah, masyarakat sipil dan asosiasi industri sangat disambut baik.
Seminar ECMF menghadirkan lima narasumber yang terdiri dari perwakilan lembaga swadaya masyarakat di bidang perkebunan berkelanjutan, pegiat advokasi pemajuan hak petani kecil, serta perwakilan Pemerintah Indonesia sebagai negara penghasil dan pengekspor terbesar minyak nabati berbasis kelapa sawit. Adapun beberapa poin-poin yang diangkat para narasumber, antara lain:
• Dr. Musdhalifah dari Kementerian Perekonomian RI menjelaskan bahwa hanya 7,4 persen dari 189 juta hektar luas daratan Indonesia yang dimanfaatkan untuk perkebunan kelapa sawit. Dari 16,38 juta hektar yang dipergunakan tersebut, 41,3 persen di antaranya merupakan perkebunan milik petani kecil. Industri sawit sendiri menyumbang 10,2 persen ekspor Indonesia pada tahun 2022 serta berkontribusi langsung bagi penciptaan 5,5 juta lapangan kerja serta bagi 17 juta orang pekerja yang terkait secara langsung maupun tidak langsung. Karenanya, industri sawit berkontribusi bagi pencapaian 10 dari 17 UN Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia. Kelapa sawit yang berkontribusi bagi 40 persen suplai total minyak nabati global hanya menggunakan 8 persen dari total luas lahan perkebunan minyak nabati di seluruh dunia, dengan tingkat rendemen 4-7 kali lebih tinggi dibandingkan minyak nabati lain.
ADVERTISEMENT
• Ibu Diah Suradiredja, Advisor LSM Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) menjelaskan kebijakan pengendalian iklim dalam bentuk Long-term Strategy on Low Carbon and Climate Resilience (LTS LCCR) 2050 yang mencakup current policy scenario (CPOS), translation scenario (TRNS) serta low carbon scenario compatible with the Paris Agreement target (LCCP). Strategi jangka panjang Indonesia menuju net zero emission (NZE) adalah melalui jalur emisi forest and other land use (FOLU) yang diharapkan telah mencapai net sink pada tahun 2030, sehingga kebijakan sawit niscaya harus sinergis dengan kebijakan tersebut.
• Dr. Rio Budi Rahmanto dari Kementerian Luar Negeri RI menyampaikan bahwa minyak sawit di Indonesia merupakan yang paling banyak membawa kemanfaatan dibandingkan minyak rapeseed di Uni Eropa, minyak kedelai di Brazil, maupun minyak bunga matahari di Ukraina. Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan tingkat keberhasilan tertinggi dalam mengurangi tingkat deforestasi di tahun 2022, di mana terdapat penurunan 64 persen pada hilangnya hutan primer Indonesia pada periode 2002-2022.
ADVERTISEMENT
• Bapak Insan Syafaat memaparkan ancaman bagi petani dalam value chain, yang disebabkan oleh European Union Deforestation Regulation (EUDR). Direktur Eksekutif LSM Partnership for Indonesia's Sustainable Agriculture tersebut menyampaikan bahwa dengan porsi sebesar 40,64 juta orang, petani kecil menyumbangkan 29,96 angkatan kerja di Indonesia pada tahun 2022. Oleh karenanya, apa yang dilakukan Uni Eropa melalui EUDR adalah suatu kebijakan yang tidak memikirkan peran petani kecil dalam dalam rantai pasokan global dan justru membahayakan penghidupan mereka.
• Advisor LSM Yayasan Minyak Sawit Berkelanjutan Spanyol, Carmen Báguena, menyampaikan bagaimana penerapan Roundtable on Sustainable Pam Oil (RSPO) minyak sawit dengan segala keunggulannya telah menjadi komoditas tercela di Eropa semata karena mispersepsi dan misinformasi. Komisi Eropa yang belakangan menjadi semakin ketat terhadap kebenaran klaim pelabelan seharusnya menindak produsen yang mencantumkan label “bebas minyak sawit” semata untuk mengesankan produk lebih menyehatkan.
Secara umum, informasi dan data pada seminar ECMF ini dinilai konstruktif oleh 50 peserta yang terdiri dari perwakilan industri yang menggunakan produk CPO atau turunannya, perwakilan LSM Spanyol, media cetak dan daring, perwakilan beberapa kedutaan besar negara asing, serta perwakilan Pemerintah Spanyol dari Kementerian Transisi Ekologi dan Tantangan Demografi.
ADVERTISEMENT