Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Penyediaan Oksigen Medis Gratis Oleh Mahasiswa ITB Dan FK UNPAD
9 Januari 2022 9:20 WIB
Tulisan dari Kedirjenan Apresiasi dan Karya Karinov KM ITB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Panggilan Kemanusiaan Yang Melahirkan Penyediaan Oksigen Medis Gratis Untuk Rakyat Indonesia
Awal kuartal ketiga, lonjakan angka kasus Covid-19 melanda Indonesia. Ribuan orang menghembuskan nafas terakhirnya. Oksigen yang lazimnya bebas untuk kita hirup, kini menjadi hal langka yang diperebutkan untuk memperpanjang hidup.
Indonesia membutuhkan langkah baru untuk mengatasi permasalahan ini. Melalui pengetahuan, kerja keras, dan panggilan kemanusiaan lahirlah O2Go yang merupakan gerakan kolaborasi FTMD, FTI, STEI dari ITB dan mahasiswa FK UNPAD dalam penyediaan oksigen medis gratis untuk rakyat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Fandika Ikhsan (MS’18), di tahun keempatnya sebagai mahasiswa, ia menjadi seorang project leader dari gerakan penyediaan oksigen gratis untuk rakyat Indonesia, O2Go.
Berawal pada akhir Juli lalu, ketika Dinas Kesehatan Kota Bandung mendatangi Dekan FTMD untuk meminta bantuan kontribusi ITB dalam penanggulangan pandemi Covid-19, khususnya mengenai kelangkaan oksigen medis. Fandika yang terpanggil untuk membantu kasus tersebut lalu mengajak berbagai mahasiswa STEI ITB, FTI ITB, FTMD ITB, hingga FK UNPAD untuk bekerjasama.
Lalu, apa sebenarnya O2Go itu?
O2Go merupakan gerakan kolaborasi mahasiswa ITB dan FK UNPAD yang diciptakan untuk menyediakan oksigen medis untuk Indonesia dalam bentuk Oxygen Generator (OG) dan Oxygen Concentrator (OC). Teknologi ini ditargetkan dapat menghasilkan 10LPM (Liter/Menit) Oksigen dengan standar konsentrasi mencapai 93%.
Saat ini, proses pembuatan O2Go sudah mencapai 71% dan akan membuat open-source agar bisa dikembangkan kembali ketika mencapai 81%. Mimpi dari O2Go adalah mewujudkan fasilitas medis di Indonesia untuk dapat menghasilkan oksigen secara mandiri.
ADVERTISEMENT
Prinsip kerja yang digunakan oleh O2Go adalah menyediakan oksigen dengan cara menyerap gas-gas selain oksigen yang ada di udara agar output yang dikeluarkan hanya oksigen saja. Normalnya, udara hanya mempunyai kandungan oksigen sebanyak 20% di dalamnya, sisanya merupakan gabungan zat-zat lain yang harus diserap. Untuk menyerap zat-zat lain tersebut, digunakan senyawa Zeolit sebagai bahan filtrasi udara tersebut.
Lantas, bagaimana perjalanan mereka dalam menciptakan alat tersebut?
Berbagai kesulitan seperti mengetahui spesifikasi dari produk yang akan dibuat hingga penentuan komposisi dari serbuk zeolit yang digunakan sebagai penyerap kandungan selain oksigen adalah beberapa masalah yang menjadi tantangan ketika merancang produk ini. Masalah ini cukup krusial karena tanpa adanya zeolit, produk tidak akan dapat dihasilkan pula.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, tim O2Go banyak dibantu oleh salah satu dosen ITB yang juga seorang ahli zeolit dan beberapa mahasiswa Teknik Kimia ITB yang juga anggota O2Go untuk untuk mengatasi permasalahan terkait zeolit.
Setelah diproduksi, bagaimana pendistribusian alat ini?
Distribusi O2Go direncanakan akan dilakukan pada bulan September tahun ini. Namun karena adanya masalah terkait zeolit, tim O2Go sedikit terhambat dalam mengeksekusi target tersebut. Untuk mengatasi hal ini, kini tim O2Go sedang mem-plot kebutuhan masyarakat Indonesia agar nantinya O2Go didistribusikan dengan tepat sasaran.
Dibalik rencana besar yang telah dicanangkan, terdapat hal unik pada saat inisiasi O2GO yang tidak banyak orang ketahui.
“Jangankan membuat produk, melihatnya saja bahkan belum pernah,” ujar Fandika.
ADVERTISEMENT
Pada awalnya tim O2Go merasa bingung dengan situasi yang ada. Bahkan, tim O2Go sampai harus melakukan survei ke berbagai rumah sakit serta mengirim email kepada produsen alat serupa demi menghimpun informasi dan gambaran.
Siapa saja sosok yang ikut berjuang dalam memperjuangkan hal ini?
Tim O2Go tidak akan berjalan tanpa supporting system. Dukungan mahasiswa diperoleh dari berbagai fakultas yang terbagi menjadi Tim Teknis dan Tim Publikasi. Tim Teknis terdiri dari mahasiswa FTMD, FTI, dan STEI ITB.
Sementara, Tim Publikasi terdiri dari mahasiswa SBM, FTMD, FTI, FSRD, FITB, FTSL, FMIPA, dan SF ITB. Selain itu, beberapa dosen ITB juga turut berpartisipasi dalam proyek O2Go ini. Pihak eksternal pun turut serta mendukung, yaitu mahasiswa Fakultas Kedokteran UNPAD.
ADVERTISEMENT
“Semangat kolaborasi itu tak terkalahkan. Jangan merasa paling tahu, sebagai suatu jurusan, scope kita memang terbatas. Bagaimana cara menghasilkan karya yang bagus? Kolaborasi yang nyata. Jadi, singkirkanlah ego, munculkan semangat kolaborasi!” - Fandika Ikhsan