Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.5
22 Ramadhan 1446 HSabtu, 22 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Stres Akademik dan Coping Mechanism bagi Mahasiswa
16 Maret 2025 13:37 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Keira Fatik Kinaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Stres Akademik pada Mahasiswa
Sebuah studi menyatakan tingkat prevalensi stres akademik pada mahasiswa di Indonesia sebesar 36,7–71,6%. Stres akademik adalah persepsi subjektif terhadap suatu kondisi akademik atau respons yang dialami siswa/mahasiswa berupa reaksi fisik, perilaku, pikiran, dan emosi negatif akibat adanya tuntutan sekolah atau akademik. Ada beberapa faktor penyebab stres, di antaranya tuntutan akademik yang dinilai terlampau berat, hasil ujian yang buruk, tugas yang menumpuk, dan lingkungan pergaulan (Barseli dkk., 2017). Stres akademik dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti tuntutan akademik yang dirasa terlalu berat, nilai yang tidak sesuai ekspektasi, tugas yang menumpuk, dan tekanan dari orang tua maupun lingkungan sekitar. Selain itu, kemungkinan adanya masalah interpersonal, kegiatan pembelajaran, dan hubungan sosial. Stres yang tidak dikelola dengan baik dapat berkembang menjadi masalah, termasuk gangguan kognitif, emosional, dan perilaku. Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk memahami cara mengatasi stres yang cocok bagi dirinya guna menghindari dampak negatif pada kesehatan mental.
ADVERTISEMENT
Faktor-Faktor Penyebab Stres Akademik
Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi tingkat stres akademik bagi pelajar dan mahasiswa. Faktor-faktor ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor Internal
Faktor internal berasal dari dalam diri sendiri serta melibatkan aspek psikologis, emosional, dan fisik. Berikut beberapa faktor internal yang menyebabkan stres akademik bagi mahasiswa:
Faktor ini biasanya dialami oleh individu yang ambisius dan memiliki standar tinggi terhadap dirinya sendiri. Mahasiswa dengan pribadi seperti ini memiliki tekanan besar karena mengejar kesempurnaan dalam akademik, sering kali menetapkan standar yang tinggi, dan merasa cemas jika hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan harapannya. Tekanan ini pun bisa muncul dari berbagai aspek, seperti tuntutan dari orang tua dan persaingan dengan teman sebaya.
ADVERTISEMENT
Memikirkan prospek kerja dan rencana hidup di masa depan juga dapat menimbulkan stres akibat kecemasan. Mahasiswa biasanya merasa tertekan ketika melihat pencapaian teman sebaya yang dianggap sudah selangkah lebih maju.
Kondisi kesehatan mental yang dimiliki mahasiswa dapat berpengaruh besar pada meningkatnya stres akademik, terutama jika mereka sebelumnya sudah mengalami kecemasan atau tekanan emosional. Mahasiswa dengan kondisi ini cenderung lebih rentan terhadap stres akademik akibat beban tugas dan tekanan sosial.
Faktor Eksternal
Sementara itu, faktor eksternal berasal dari lingkungan sekitar dan melibatkan situasi yang dihadapi individu. Berikut beberapa faktor eksternal yang menyebabkan stres akademik bagi mahasiswa:
Mahasiswa memiliki harapan untuk berprestasi baik. Adanya tuntutan akademik yang tinggi menyebabkan tingkat stres meningkat.
ADVERTISEMENT
Konflik dalam hubungan sosial, seperti dengan pasangan, sahabat, atau keluarga, dapat menjadi sumber stres akademik.
Keterbatasan finansial dapat memicu stres pada mahasiswa. Banyak mahasiswa harus bekerja paruh waktu, yang dapat menambah tekanan dalam menjalani kehidupan akademik.
Strategi Coping Mechanism
Faktor-faktor penyebab stres akademik, seperti yang telah dijelaskan di atas, dapat berdampak buruk pada kesehatan mental jika tidak dikelola dengan baik. Coping mechanism atau mekanisme koping adalah strategi untuk mengelola perasaan tidak nyaman, seperti stres dan kecemasan. Setiap individu memiliki mekanisme koping yang berbeda-beda. Namun, terkadang sebagian orang memiliki strategi yang kurang sehat dalam mengatasinya.
Strategi mekanisme koping dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu Emotion-Focused Coping (EFC) yang berfokus pada pengelolaan emosi dan Problem-Focused Coping (PFC) yang berfokus pada penyelesaian masalah.
ADVERTISEMENT
Emotion-Focused Coping (EFC)
EFC adalah strategi yang berfokus pada pengendalian emosi. Strategi ini biasanya hanya memberikan ketenangan sesaat karena tidak secara langsung menyelesaikan sumber masalah. Meski dianggap kurang efektif, strategi ini tetap berguna bagi beberapa individu yang membutuhkan waktu untuk menstabilkan emosi dan pikiran sebelum mencari solusi. Beberapa contoh strategi EFC adalah berdoa, bercerita kepada orang terdekat, melakukan perjalanan (traveling), meditasi, dan mendengarkan musik
Problem-Focused Coping (PFC)
Berbeda dari EFC, PFC lebih berfokus pada penyelesaian masalah. Strategi ini bertujuan untuk mengatasi sumber stres secara langsung sehingga perasaan tertekan berkurang sekaligus. Namun, meskipun dianggap lebih efektif, PFC tidak selalu dapat menyelesaikan semua masalah, terutama jika masalah tersebut berada di luar kendali individu. Contoh strategi yaitu membuat jadwal belajar yang terstruktur untuk menghindari tugas menumpuk, mencari sumber daya tambahan untuk memahami materi kuliah dengan lebih baik, dan berdiskusi dengan dosen atau teman untuk mendapatkan klarifikasi terkait tugas atau ujian.
ADVERTISEMENT
Pada kesimpulannya, stres akademik dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal seperti ekspektasi diri, ketidakpastian masa depan, dan kesehatan mental, maupun eksternal seperti tekanan akademik, masalah sosial, dan keuangan. Untuk mengelola stres ini, mahasiswa dapat menggunakan strategi mekanisme koping, baik EFC yang berfokus pada pengendalian emosi maupun PFC yang berfokus pada penyelesaian masalah. Kedua strategi ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tergantung pada individu yang menggunakannya. Oleh karena itu, penting bagi setiap mahasiswa untuk mengenali strategi yang paling sesuai dengan dirinya agar dapat mengelola stres akademik dengan baik.
Referensi:
Nugraha, A. P., Hati, K. B. B., Renita, D., & Purwaningrum, G. A. (2021). Stres akademik: Apa solusinya? Sebuah studi kasus mengenai coping mechanism mahasiswa. Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada. Diakses dari ResearchGate.
ADVERTISEMENT
Rohmah, N. R., & Mahrus, M. (2024). Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab stres akademik pada mahasiswa dan strategi pengelolaannya. Journal of Islamic Education and Management, 5(1), 36–37.
Yuda, M. P., Mawarti, I., & Mutmainnah, M. (2033). Gambaran tingkat stres akademik mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi. Pinang Masak Nursing Journal, 2(1). https://online-journal.unja.ac.id/jpima