Konten dari Pengguna

Screen Time pada Perkembangan Toddler: Tantangan Pola Asuh di Era Digital

KEISHA KIRANIA SAFITRI
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
4 Desember 2024 17:28 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KEISHA KIRANIA SAFITRI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bayi laki-laki lucu bermain game di tablet atau smartphone dan menonton kartun. (Picture from iStock)
zoom-in-whitePerbesar
Bayi laki-laki lucu bermain game di tablet atau smartphone dan menonton kartun. (Picture from iStock)
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi di era modern memberikan dampak besar dalam berbagai aspek kehidupan. Saat ini, hampir semua kebutuhan dapat dipenuhi melalui internet. Mulai dari hiburan, informasi kesehatan, hingga pendidikan bisa diakses dengan mudah. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat.
ADVERTISEMENT
Tak hanya orang dewasa, anak-anak hingga lansia pun kini akrab dengan internet dan perangkat digital. Bagi banyak orang tua, penggunaan gawai dianggap sebagai solusi cepat untuk menenangkan anak atau mengisi waktu luang. Meski terlihat praktis, penggunaan gawai yang tidak terkontrol pada anak, terutama toddler, berpotensi menimbulkan dampak negatif yang signifikan.

Masa Emas Tumbuh Kembang Toddler

Toddler atau anak usia dini berada dalam masa emas (golden period), di mana otak mereka berkembang sangat cepat dan sensitif terhadap stimulasi. Pada fase ini, anak-anak memiliki kemampuan meniru yang kuat dan mulai memahami dunia di sekitar mereka. Menurut teori perkembangan kognitif Piaget, toddler berada dalam fase pra-operasional, di mana mereka mulai menggunakan simbol-simbol dalam berpikir, tetapi belum memahami logika yang kompleks.
ADVERTISEMENT
Pola asuh orang tua menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi tumbuh kembang anak. Pola asuh yang baik akan memberikan stimulasi yang tepat, membantu anak mengembangkan keterampilan sosial, emosional, dan kognitif. Sebaliknya, pola asuh yang kurang tepat dapat menghambat perkembangan anak dan memicu berbagai masalah perilaku.
Happy excited anak gadis memegang smartphone menunjukkan orang tua kagum menggunakan laptop mengejutkan aplikasi penjualan game mobile online melihat layar ponsel di rumah, keluarga terobsesi dengan konsep perangkat. (Picture from iStock)

Hubungan Pola Asuh dan Screen Time

Di era digital, banyak orang tua yang memberikan gawai kepada anak sebagai alat untuk menenangkan atau menghibur. Misalnya, ketika anak rewel, gawai sering digunakan sebagai “pengalihan” agar anak tenang. Dalam situasi lain, orang tua yang sibuk bekerja sering memberikan gawai agar anak tidak mengganggu aktivitas mereka.
Penggunaan gawai dalam pola asuh sebenarnya tidak sepenuhnya buruk. Screen time dapat memberikan manfaat jika digunakan untuk hal-hal yang edukatif dan di bawah pengawasan orang tua. Namun, tanpa batasan yang jelas, screen time bisa berdampak buruk, terutama jika anak menjadi kecanduan.
ADVERTISEMENT

Apa Itu Screen Time dan Mengapa Perlu Diatur?

Screen time adalah waktu yang dihabiskan anak untuk menggunakan perangkat digital seperti televisi, ponsel, atau tablet. Jika dikelola dengan baik, screen time dapat menjadi sarana edukasi dan hiburan yang bermanfaat. Namun, penggunaan yang berlebihan bisa mengganggu perkembangan anak secara fisik, sosial, emosional, dan kognitif.

Dampak Negatif Screen Time Berlebihan pada Anak

Perkembangan Fisik

ADVERTISEMENT

Perkembangan Sosial dan Emosional

Perkembangan Kognitif

ADVERTISEMENT

Panduan Penggunaan Screen Time

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan rekomendasi mengenai penggunaan screen time pada anak:

Tips Mengelola Screen Time pada Anak

ADVERTISEMENT
Pola asuh yang bijak dalam mengelola screen time sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Toddler berada pada masa emas perkembangan, di mana stimulasi yang tepat sangat dibutuhkan untuk membangun keterampilan fisik, sosial, emosional, dan kognitif. Penggunaan gawai sebaiknya diperlakukan sebagai alat pendukung, bukan pengganti interaksi langsung antara orang tua dan anak. Orang tua perlu memahami pentingnya membatasi screen time dan memilih konten yang sesuai agar tidak menghambat perkembangan anak.
Dengan pengelolaan yang tepat, screen time dapat memberikan manfaat edukatif dan hiburan tanpa menimbulkan efek negatif. Aturan yang konsisten, keterlibatan aktif orang tua, serta kegiatan alternatif yang bervariasi adalah kunci untuk menciptakan keseimbangan. Langkah-langkah ini tidak hanya mendukung perkembangan anak yang sehat tetapi juga membangun hubungan yang lebih erat antara anak dan orang tua di tengah era digital yang semakin kompleks.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Simanjuntak, S. R. (2023). Literature Review: Pengaruh Screen Time terhadap Masalah Perilaku Anak.
Anggraini, N. (2020). Peran Orang Tua dalam Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini.
Asmaradhani, D. T. (2024). Perspektif Neuropsikologi mengenai Dampak Screen Time terhadap Perkembangan Anak Usia Dini. Murhum: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini.
Priyoambodo, G. A. E., & Suminar, D. R. (2021). Hubungan Screen Time dan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini: A Literature Review.
Manfaatin, E., & Aulia, M. (2024). Pengaruh Screen Time terhadap Perkembangan Anak Usia Dini.
Ramadan, Mariana Panji. (2024). Dampak Negatif Menatap Layar Gawai/Screen Time Berlebihan Bagi Anak Usia Dini.