Konten dari Pengguna

Indonesia Darurat Stunting: Tantangan Besar Bagi Pemerintah

Keisha Nindya Nachakty
Mahasiswa Sosiologi Universitas Brawijaya
27 November 2022 7:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Keisha Nindya Nachakty tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kenali Stunting. Sumber ilustrasi: canva.com
zoom-in-whitePerbesar
Kenali Stunting. Sumber ilustrasi: canva.com

Stunting Sebagai Ancaman Terhadap Generasi Mendatang

ADVERTISEMENT
Stunting merupakan permasalahan yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang cukup lama terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupannya (dihitung dari masa dalam kandungan hingga anak menginjak usia dua tahun), sehingga menyebabkan masalah kurang gizi kronis. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa stunting tidak hanya mengganggu pertumbuhan anak, tetapi berpengaruh terhadap perkembangan motorik, kognitif, hingga pada sistem kekebalan tubuh. Ciri anak yang mengalami stunting umumnya dapat nampak dari tinggi dan berat badan yang lebih kecil (kerdil) dibandingkan anak seusianya.
ADVERTISEMENT
Stunting yang dialami anak-anak merupakan ancaman serius terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM), serta ancaman terhadap kemampuan daya saing di masa yang akan datang. Dalam rangka melakukan percepatan pembangunan nasional, tentu diperlukan dukungan SDM yang memadai. Salah satunya dengan mencegah anak-anak penerus bangsa mengalami stunting. Pemerintah telah melakukan Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting yang dilaksanakan sejak tahun 2018 hingga 2024 mendatang.
Pemerintah memprioritaskan ibu hamil dan anak-anak usia 0-2 tahun sebagai sasaran utama dari program pencegahan stunting. Hal tersebut dikarenakan kecukupan dan kebutuhan gizi harus dipastikan sejak masa kehamilan. Pemantauan kecukupan nutrisi ini harus terus berlangsung hingga anak minimal menginjak usia dua tahun, bahkan sampai memasuki usia remaja.
Presiden Jokowi menyebutkan pada saat penyampaian Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 pada Agustus 2022 lalu, bahwa agenda utama APBN 2023 salah satunya difokuskan pada peningkatan kualitas SDM, dengan memasifkan program percepatan penurunan stunting ke seluruh kabupaten/kota. Sebagai bentuk dukungan penuh, pemerintah juga telah mengalokasikan dana berjumlah Rp. 44,8 triliun yang disalurkan melalui Lembaga/Kementerian agar tercipta lingkungan rumah tangga, kesehatan, dan bekerja yang lebih baik lagi. Hal ini dikarenakan pemicu terjadinya stunting tidak selalu karena kurangnya gizi pada anak, akan tetapi penyebab masalahnya lebih kompleks seperti kesiapan orang tua dalam membangun rumah tangga, pendapatan keluarga yang tidak mencukupi, keterbatasan akses pada air bersih, lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat, dan lain sebagainya. Stunting yang dialami anak-anak seringkali disebabkan infeksi berulang kali atau bahkan karena keturunan. Maka dari itu, langkah yang dijadikan solusi dalam menangani stunting haruslah terintegrasi dan kolaboratif dengan berbagai instansi.
ADVERTISEMENT
Dengan diberikannya dukungan dana untuk penurunan stunting dengan jumlah yang besar, program ini memerlukan kesungguhan dari seluruh pihak pemangku kepentingan yang terlibat langsung didalamnya, khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Diperlukan validasi data mengenai jumlah anak yang mengalami stunting secara menyeluruh pada setiap daerah. Semoga Pemerintah Daerah melaksanakan program ini secara jujur dan transparan, baik dalam menyampaikan data stunting maupun dalam mengalokasikan dana harus pada semestinya, sehingga penanganan dan penganggaran stunting dapat terselesaikan secara tuntas.