Kenalkan Jogja Hijau ke Kancah Nasional Melalui CSS XXII di Cilegon

KELAS PUBLIK
Tingkatkan Kompetensi Bersama, Berperan Setara
Konten dari Pengguna
10 Mei 2024 17:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KELAS PUBLIK tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kuncoro Cahyo Aji saat memberikan paparan mengenai Jogja Hijau. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Kuncoro Cahyo Aji saat memberikan paparan mengenai Jogja Hijau. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jogja Hijau merupakan program yang sesuai dengan Keistimewaan DIY yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur DIY No.84 tahun 2023. Dalam acara City Sanitation Summit XXII pada tanggal 7 Mei 2024 Dr.Ir. Kuncoro Cahyo Aji, M.Si selaku Staf Ahli Gubernur DIY bidang Ekonomi dan Pembangunan dipilih sebagai salah satu narasumber untuk memberikan best practice yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Acara yang berlangsung di Kota Cilegon tersebut mengangkat tema konversi sampah menjadi energi untuk masa depan berkelanjutan dan dibuka oleh Walikota Cilegon dengan dihadiri oleh seluruh peserta Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi (Akkopsi), Kepala Daerah di Kabupaten/Kota dan pejabat terkait se-Indonesia. Pada acara tersebut itu, Kuncoro berkesempatan mengenalkan program Jogja Hijau kepada tamu undangan dari perwakilan Kabupaten/Kota di Indonesia, khususnya mengenai pengelolaan sampah dan konservasi energi yang juga didukung oleh Yayasan SPEAK Indonesia dalam program voices for just climate action (VCA) .
ADVERTISEMENT
Kuncoro menambahkan bahwa setelah muncul kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan, maka dilakukan upaya dengan membuat public policy melalui konsep manunggaling kawula gusti dengan cara melakukan dialog partisipatif antara pengambil kebijakan dengan masyarakat.
Pemaparan Jogja Hijau. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Empat elemen dalam Jogja Hijau yang dimaksud yakni, pengelolaan lahan terbuka, konservasi sumber daya air, pengelolaan sampah dan air limbah domestik serta konservasi energi.
Khusus mengenai pengelolaan sampah, Kuncoro menegaskan bahwa sampah hanya bisa diselesaikan apabila pengelolaannya sedekat mungkin dengan sumbernya, yang dalam hal ini secara kawasan pengelolaan sampah harus selesai di tingkat kalurahan. Melalui analisis kesiapan TPS3R, ada 11 kalurahan yang dinilai siap dalam pengelolaan mandiri diantaranya adalah Kalurahan Sardonoharjo yang sekarang didukung oleh PT Astra International Tbk dan Kalurahan Sinduadi yang didukung oleh Universitas Gadjah Mada dan PT Solusi Bangun Indonesia dan didampingi oleh Yayasan SPEAK Indonesia. Pengembangan desa zero waste tersebut, tentunya juga harus dilakukan melalui konsep pentahelix dengan satu tujuan utama menciptakan lingkungan yang sehat sesuai dalam konsep tujuan Jogja Hijau.
ADVERTISEMENT