news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Hubungan Cinta Bukan Solusi Ampuh Mengatasi Kesepian

Kelas Cinta
Pusat ilmu relasi cinta dan rumah tangga di Indonesia. Telah terpercaya mengedukasi jutaan pria-wanita semenjak 2006.
Konten dari Pengguna
3 Oktober 2019 13:28 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kelas Cinta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi orang berjalan sendirian. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang berjalan sendirian. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Anda pernah merasa kesepian, padahal sedang berada di tengah keramaian? Pernah merasa terasing padahal sedang tertawa lepas bersama teman-teman? Di era digital yang serba terhubung ini, justru tidak sedikit orang merasa kesepian.
ADVERTISEMENT
Segala fitur kemudahan media sosial dari mana pun dan kapan pun ternyata malah membuat para penggunanya rentan merasa kesepian. Hal ini seperti apa yang ditemukan oleh peneliti dari University of Pennsylvania yang mengungkapkan bahwa terlalu sering menggunakan media sosial bisa meningkatkan kesepian dan depresi.
Tidak ada orang yang ingin merasa kesepian. Dan cinta disebut–sebut sebagai obat ampuh pembunuh rasa kesepian. Hubungan romansa seperti pacaran atau pernikahan dianggap bisa menyelamatkan seseorang dari kesepian.
Sayangnya, orang mungkin tidak tahu jika kesepian itu menular. Dan jika sebelum menjalin hubungan saja seseorang sudah merasa kesepian, maka saat berpacaran atau menikah dia justru akan semakin merasa kesepian.

Apa Itu Kesepian?

Menurut John Cacioppo, seorang Profesor dari University of Chicago, penulis buku berjudul Loneliness: Human Nature and the Need for Social Connection, kesepian adalah perasaan terasing, terisolasi, merasa bahwa hubungan anda dengan orang lain tidak memenuhi kebutuhan emosional sehingga merasa seolah tidak ada yang mengerti anda.
ADVERTISEMENT
Kesepian tidak selalu dirasakan oleh orang yang hidup sendiri. Di tengah keramaian dan dalam hubungan pun, seseorang bisa merasa kesepian, terkucilkan, dan terisolasi. Faktor-faktor eksternal penyebab itu di antaranya: Isolasi fisik, pindah ke tempat baru, perceraian, dan kematian orang yang dicintai.
Karena kurangnya pemahaman, banyak orang menyepelekan kesepian. Mereka menutupinya dengan cara yang salah, misalnya dengan bekerja lebih giat, hangout bersama teman, mencari pacar, atau bermain media sosial. Walau sepertinya sepele, kesepian yang berkepanjangan dan tidak tertangani bisa mengarah pada gangguan psikologis seperti depresi.
Realitanya, kesepian bukanlah tentang ada orang yang menemani anda atau tidak, ataupun apakah anda punya pasangan atau tidak. Kesepian adalah alarm bahwa ada kebutuhan yang tidak terpenuhi, yaitu keterhubungan secara emosional dengan orang lain. Dan ini tidak ada kaitannya dengan seberapa banyak teman yang anda miliki atau seberapa banyak orang yang ada di sekitar anda (kuantitas), melainkan tentang seberapa erat hubungan anda dengan orang lain (kualitas).
ADVERTISEMENT
Bila terus dibiarkan, kesepian bisa mengganggu kesehatan fisik karena mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh dan peningkatan tekanan darah. Apabila kesepian disertai dengan gejala depresi, maka kondisi ini harus secepatnya mendapatkan pertolongan.
Gejala depresi tersebut di antaranya: merasa tidak berharga, putus asa, gelisah berlebihan, tidak tertarik melakukan apapun, tidak memiliki gairah, sulit berkonsentrasi, perubahan pola tidur, perubahan selera makan, hingga sakit dan nyeri pada area tubuh tertentu.

Kesepian Itu Menular

Sebuah studi yang melibatkan partisipan sebanyak 5000 orang dan dilakukan selama 10 tahun menunjukkan hasil bahwa seseorang akan cenderung merasa kesepian ketika teman atau orang terdekatnya juga sedang merasa kesepian.
Kesepian seperti flu yang bisa menyebar ke orang–orang di sekitar penderitanya. Bedanya, jika flu menyebar melalui udara, kesepian menyebar di sekelompok orang melalui interaksi sosial yang negatif.
ADVERTISEMENT
Menurut Dr. Nicholas A. Christakis, seorang dokter dan ilmuwan dari Harvard Medical School, emosi manusia merupakan sebuah pengalaman individual. Manusia tidak hanya memilikinya tetapi juga memperlihatkannya. Orang lain akan membaca, meniru, dan kemudian merasakannya.
Saat anda kesepian, anda akan menularkannya kepada orang lain. Anda akan memutus hubungan atau orang lain yang akan memutus hubungan dengan anda. Namun, orang itu telah tertular sehingga dia terus berperilaku negatif, sama seperti anda yang kesepian.
Itulah kenapa Kelas Cinta sangat tidak menyarankan anda menjalin hubungan cinta serius karena alasan kesepian. Perasaan sepi anda tidak akan terobati hanya dengan memiliki pasangan. Justru pasangan anda akan merasakan penderitaan yang sama karena dia tertular oleh kesepian anda.
ADVERTISEMENT

Hubungan Romansa Bisa Menimbulkan Kesepian

Anda mungkin menganggap kalau kesepian hanya dirasakan oleh para jomlo, tapi sering kali, banyak orang merasa kesepian di saat mereka memiliki pasangan. Menurut Margaret Paul, PhD, penulis dan pendiri Inner Bonding, hubungan cinta tidak selalu mengobati kesepian, justru sering menjadi penyebab kesepian.
Kesepian terjadi dalam hubungan ketika salah satu atau kedua pihak menciptakan kerenggangan, biasanya dikarenakan konflik, sikap menarik diri, kelelahan, atau sakit. Contoh: Anda bisa merasa kesepian ketika pasangan menjauh dengan kesibukan pekerjaanya. Atau anda bisa terjangkit kesepian saat pasangan selalu menghakimi semua tindakan yang anda lakukan.
Orang–orang yang menjalani hubungan jangka panjang pun tak luput dari kesepian. Studi yang dilakukan di tahun 2012 oleh para peneliti dari University of California menemukan 63 persen orang yang merasakan kesepian adalah mereka yang menikah. Ini merupakan kesepian yang paling menyakitkan ketika sebuah hubungan tidak memiliki keintiman.
ADVERTISEMENT
Kesepian bukanlah hal yang patut disepelekan, apalagi dibiarkan. Jika saat ini anda merasa kesepian meskipun memiliki banyak teman, sadari bahwa ada yang harus anda perbaiki dengan kehidupan sosial anda. Dan itu tidak cukup hanya dengan memiliki banyak teman.
Jangan menyibukkan diri dengan media sosial untuk mengobati kesepian. Sebab yang anda butuhkan bukan seberapa banyak followers, like, dan komentar di Instagram anda. Yang anda butuhkan adalah sebuah ikatan emosional dari adanya kehadiran (presence) untuk membangun kehidupan sosial yang berkualitas, bukan sekadar berkuantitas.
Hubungan cinta adalah tempat berbagi kebahagiaan, bukan meminta kebahagiaan. Maka salah besar jika anda mencari pacar demi mengobati kesepian. Jangan mencari korban atas emosi negatif yang sedang anda rasakan dengan menularkan kesepian kepadanya.
ADVERTISEMENT
Lebih baik anda mulai membuka diri, memperluas pergaulan, meningkatkan kepercayaan diri, memperbaiki hubungan dengan orang–orang terdekat, dan bila perlu anda bisa mencari pertolongan dengan mendatangi psikolog atau terapis untuk mengatasi masalah kesepian anda.
Referensi: