Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kesehatan Mental Mahasiswa Kedokteran: Tips Menghadapi Tekanan Akademik
30 Desember 2024 13:29 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari kelley kirana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kasus bunuh diri di residen PPDS FK Undip membuka mata kita akan pentingnya menjaga kesehatan mental mahasiswa kedokteran di tengah tekanan akademik yang berat. Adanya tekanan dari sistem senioritas yang tak kunjung henti dan beban akademik yang sangat besar dibandingkan jurusan-jurusan lain menyebabkan mahasiswa kedokteran memiliki tingkat depresi yang tinggi. Hal ini menyebabkan masyarakat mulai sadar bahwa pendidikan kedokteran di Indonesia masih perlu dirombak dan diperbaiki. Selain itu, materi yang sangat banyak dan ujian yang dilakukan setiap minggu serta tekanan dari keluarga juga penyebab alasan mahasiswa kedokteran jarang sekali memiliki waktu yang senggang untuk istirahat.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang mahasiswa kedokteran di masa preklinik, banyak sekali beban studi yang diberikan oleh mahasiswa di tengah perkuliahan. Transisi dari SMA ke dunia perkuliahan memiliki perbedaan yang sangat signifikan terutama dari metode pembelajarannya. Mahasiswa dituntut aktif dan mencari bahan pembelajaran sendiri (self-directed learning) dan tidak lupa juga disertai dengan beragam tugas yang hadir setiap harinya. Karena banyaknya beban yang diemban oleh mahasiswa, mereka melupakan kesehatan mental yang terus rapuh. Angka bunuh diri pada mahasiswa juga meningkat dan masih banyak yang menganggap bahwa kesehatan mental itu kurang penting serta dianggap tabu di era 5.0 sekarang. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa kedokteran, saya ingin membagikan terkait tips praktis menjaga kesehatan mental di era 5.0.
ADVERTISEMENT
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan mental adalah kondisi sejahtera mental yang memungkinkan seseorang mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuannya, belajar dengan baik dan bekerja dengan baik, serta berkontribusi pada komunitasnya. Kesehatan mental juga merupakan hak asasi manusia dan berperan penting dalam perkembangan pribadi, komunitas, serta pembangunan sosial-ekonomi.
Penyakit kesehatan mental ternyata sangat berdampak buruk bagi kesehatan fisik juga, mulai dari penurunan kualitas hidup, peningkatan risiko penyakit menular dan tidak menular, dan berkontribusi juga pada cedera baik yang tidak disengaja maupun disengaja. Kesehatan mental juga ternyata memiliki pengaruh terhadap motivasi, konsentrasi, dan interaksi sosial pada mahasiswa kedokteran yang memiliki faktor penting bagi mahasiswa untuk berhasil dalam pendidikan tinggi. Pada mahasiswa kedokteran, sebanyak 31,2% menunjukkan kemungkinan tinggi mengalami gejala depresi dan 10,5% memiliki gejala kecemasan. Berikut langkah-langkah atau tips praktis menjaga kesehatan mental pada mahasiswa kedokteran.
ADVERTISEMENT
Langkah pertama adalah menetapkan batasan sehat. Batasan sehat adalah kemampuan kita untuk mempertahankan batasan yang jelas dalam interaksi sosial, pekerjaan, dan kehidupan pribadi yang berfungsi untuk melindungi kesejahteraan fisik, mental, dan emosional. Ini melingkupi kesadaran tentang kebutuhan pribadi dan menjaga keseimbangan antara memberi dukungan pada orang lain dan memenuhi kebutuhan diri sendiri. Ringkasnya adalah kita harus mengutamakan diri kita sendiri terlebih dahulu ketika kita rasa bahwa diri kita memiliki prioritas yang harus dikerjakan. Contohnya adalah ketika kamu diajak temanmu untuk pergi belanja, tetapi kondisi keuanganmu menipis. Jika melihat kondisi tersebut, kamu seharusnya menolak ajakan temanmu karena melihat kondisimu yang lebih penting untuk tetap berhemat. Dengan memberikan batasan yang jelas, kita dapat melindungi diri dari setres dan menjalani kehidupan dengan seimbang. Ketika kita menjaga batasan, kita tidak hanya membantu menghormati diri sendiri, tetapi juga membangun lingkungan sosial yang positif.
ADVERTISEMENT
Langkah kedua adalah perkuat hubungan sosial. Hubungan sosial memiliki peran penting untuk memberikan dukungan emosional yang dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan. Selain itu, hubungan sosial yang positif dapat membentuk pola hidup sehat yang mendukung pemulihan dari masalah kesehatan mental. Caranya adalah dengan berkomunikasi secara terbuka dan jujur serta menunjukkan empati dan dukungan kepada orang lain. Berikan waktu luang berkualitas bersama teman, berbagi pengalaman, dan saling menghargai sebagai teman sejawat.
Langkah ketiga adalah tetapkan rutinitas yang sehat. Rutinitas sehat penting bagi kesehatan mental karena memberikan struktur dan stabilitas dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memulainya, tentukan tujuan yang jelas dan realistis. Contohnya adalah mengatur pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan tidur yang cukup. Buatlah jadwal harian untuk melakukan aktivitas fisik, makan sehat, istirahat, dan waktu untuk relaksasi dan hobi. Selain itu, dukung diri kita dengan lingkungan yang positif dan cari teman dengan komunitas yang memiliki tujuan yang serupa. Dengan memiliki rutinitas yang sehat, kita dapat mengurangi tingkat stress dan kecemasan karena kegiatan sehari-hari lebih terprediksi dan terkendali.
ADVERTISEMENT
Langkah terakhir atau keempat adalah dengan mencari bantuan profesional. Bantuan profesional dalam kesehatan mental sangat penting karena mereka dapat memberikan diagonisis yang akurat berdasarkan pendekatan yang berbasis bukti. Bantuan professional dalam kesehatan mental dapat menawarkan dukungan emosional yang objektif, membantu kita mengatasi stigma buruk atau rasa malu, dan mengajarkan bagaimana mengatasi stres yang efektif dalam menghadapi tantangan hidup. Selain itu, terdapat beberapa jenis bantuan profesional dalam kesehatan mental seperti psikolog, psikiater, konselor, dan lain sebagainya.
Kita dapat menyimpulkan bahwa kesehatan mental merupakan aspek penting yang sering diabaikan oleh mahasiswa kedokteran di tengah beban studi yang berat. Dengan menerapkan langkah-langkah praktis seperti menetapkan batasan sehat, memperkuat hubungan sosial, menjaga rutinitas yang sehat, dan mencari bantuan profesional, mahasiswa dapat menjaga kesehatan mental mereka. Ini tidak hanya berdampak positif pada kesejahteraan individu, tetapi juga berkontribusi pada keberhasilan akademik dan kualitas hidup secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT