Konten dari Pengguna

Wisata Religi Makam Pangeran Benowo

M Aldan Adiar Firdaus
Anggota Kelompok 10 KKN-Tematik MBKM UPN Veteran Jawa Timur Gelombang 2
27 Oktober 2022 17:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M Aldan Adiar Firdaus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumen Pribadi (Komplek Makam Pangeran Benowo)
zoom-in-whitePerbesar
Dokumen Pribadi (Komplek Makam Pangeran Benowo)
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki banyak jenis wisata yang bisa dikunjungi. Selain wisata alam, wisata Pendidikan, wisata budaya, dan wisata sejarah, wisata religi juga bisa dicoba sebagai opsi lain. Wisata religi dapat menjadi opsi penting untuk mengisi agenda liburan bersama keluarga. Indonesia memiliki jejak sejarah Islam yang Panjang hingga kini menjadi negara yang dihuni oleh mayoritas umat muslim. Di Pulau Jawa khususnya, Anda bisa melihat banyak jejak-jejak bersejarah peninggalan Islam yang kini menjadi objek wisata religi yang menarik dan seru untuk ditelusuri. Jika ingin berwisata sambil menelusuri jejak-jejak kejayaan Islam masa silam di Pulau Jawa, sangat tepat untuk memilih wisata religi. Salah satunya ada di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang. Tidak hanya keindahan alam dan durian saja, Kecamatan Wonosalam juga mempunyai destinasi wisata religi. Yaitu Makam Pangeran Benowo.
ADVERTISEMENT
Destinasi wisata religi ini terletak di lereng Pegunungan Anjasmoro. Tepatnya di Desa Wonomerto, Kecamatan Wonosalam. Letaknya yang berada di lereng Gunung Anjasmoro dan terbilang jauh dari pusat kota jaraknya sekitar 35 km atau sekitar 1 jam dari pusat kota Jombang membuat tempat ini jarang atau sedikit peziarah yang datang. Karena berada di tanah perbukitan, dari pemukiman penduduk peziarah yang berkunjung harus berjalan kaki sejauh kurang lebih 300 meter. Di karenakan berada di tanah perbukitan akses jalan menuju makam sudah cukup bagus, namun kondisinya menanjak. Ketika sampai di lokasi, peziarah akan disambut dengan suasana yang masih sangat asri dengan pepohonan,dan terdapat beberapa fasilitas yaitu Mushola, tempat wudhu, toilet dan terdapat pendopo. Sebelum masuk ke area komplek pemakaman terdapat gapura merah yang bertuliskan ‘Makam Pangeran Benowo’.
ADVERTISEMENT
Dokumen Pribadi (Bagian dalam Makam Pangeran Benowo)
Makam Pangeran Benowo ini berada di dalam sebuah bangunan. Di dalam bangunan yang menyerupai rumah juga terdapat makam kedua istrinya. Yaitu Dewi Sekar Arum dan Dewi Sekar Kedaton. Terdapat kain putih yang menutupi ketiga makam tersebut dan terdapat aroma wangi kembang dan dupa yang menyelimuti area makam. Di luar bangunan utama makam, terdapat puluhan makam kerabat Pangeran Benowo dan beberapa makam juru kunci terdahulu. Sejumlah kuburan memiliki nisan berupa batu kuno, dengan adanya komplek makam kuno ini merupakan bukti jejak penyebaran agama Islam yang ada di wilayah Jombang sebelah selatan, atau wilayah gunung Anjasmoro, Kecamatan Wonosalam, tepatnya di Desa Wonomerto.
Dokumen pribadi (Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik UPNVJT Kelompok10 ziarah ke Makam Pangeran Benowo dan bersilaturahmi dengan juru kunci Bapak Watono)
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur (UPNVJT) kelompok 10 berkesampatan berkunjung untuk berziarah ke Makam Pangeran Benowo seraya bersilaturahmi ke rumah juru kunci yaitu Bapak Watono. Dengan kedatangan mahasiswa KKNT beliau menceritakan bagaimana sejarah dari Pangeran Benowo. Pangeran Benowo merupakan anak kandung Sultan Adiwijaya alias Mas Karebet alias Jaka Tingkir, penguasa Kesultanan Pajang. Ia datang ke Wonomerto untuk menyebarkan ajaran Islam. Dalam menyebarkan agama islam, Pangeran Benowo menggunakan sebuah alat kesenian tradisional berupa rebana bernama Terbang Guntur Geni. Alat kesenian tradisional rebana digunakan untuk mengiringi lantunan salawat dan doa-doa. Kegiatan ritual yang dilakukan sebagai identitas budaya lokal yaitu masyarakat sekitar sampai saat rutin mengadakan peringatan-peringatan haul Pangeran Benowo, dan pengajian tiap malam jumat pahing. Makna tradisi Jumat Pahing sendiri adalah upacara untuk sedekah makam dan tempat keramat dengan doa bersama yang biasanya dilakukan setiap 35 hari sekali. Tradisi Jumat Pahing biasanya dilakukan oleh masyarakat sekitar atau peziarah dari luar daerah.
ADVERTISEMENT