Konten dari Pengguna

Mengapa Susu Ikan Jadi Pilihan? Mengupas Program Nutrisi Prabowo

Kelpin Saputra
Mahasiswa D3 Statistika, Politeknik Statistika STIS
6 Januari 2025 10:31 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kelpin Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi susu ikan (sumber: https://www.pexels.com/photo/pile-of-fish-2042591/)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi susu ikan (sumber: https://www.pexels.com/photo/pile-of-fish-2042591/)
ADVERTISEMENT
Eh, kamu tahu nggak? Prabowo Subianto baru-baru ini ngeluarin ide menarik untuk program makan siang gratis anak sekolah. Tapi, yang bikin beda, dia mau masukin susu ikan sebagai salah satu menunya. Pas aku pertama kali dengar, aku juga sempat bengong, "Susu ikan? Maksudnya gimana? Terus jenis ikan apa yang dipakai?" Setelah aku cari tahu, ternyata susu ikan itu produk olahan dari protein ikan yang kaya nutrisi seperti protein, omega-3, vitamin D, dan mineral lainnya. Nah, ternyata setelah ditelusurin jenis ikan yang biasanya digunain adalah ikan laut yang kaya akan nutrisi, seperti ikan salmon, ikan petek, ikan tuna, atau ikan kod. Keren juga, ya? kira-kira kalian mau nggak nih, minum susu ikan yang bakal hadir di menu makan siang yang diwacanain nanti?
ADVERTISEMENT
Kita ini kan negara maritim, produksi ikan kita luar biasa.Hal tersebut juga sejalan dengan data produksi ikan tahun 2023 yang dikutip dari situs goodstats.id, dimana produksi ikan kita mencapai 24,7 juta ton. Jadi wajar banget kalau ide ini muncul. Tapi aku langsung kepikiran, anak-anak sekolah bakal suka nggak ya? Gimana kalau rasa atau tampilannya nggak cocok di lidah mereka?
Sebenarnya, program ini bukan cuma soal rasa, loh. Tujuannya jauh lebih besar: memastikan anak-anak mendapatkan nutrisi yang baik. Apalagi, menurut data BPS (2023), ada 9,36% rumah tangga di Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Buat anak-anak dari keluarga ini, program makan siang gratis jelas jadi penyelamat. Nutrisi yang mereka dapat di sekolah bisa banget bantu tumbuh kembang mereka.
ADVERTISEMENT
Tapi masalahnya, anak-anak itu suka pilih-pilih soal makanan. Kalau rasanya nggak enak atau tampilannya nggak menarik, mereka mungkin langsung ogah. Jadi, pemerintah perlu mikir matang soal cara penyajiannya. Misalnya, susu ikan ini bisa dibuat dalam rasa cokelat atau stroberi yang udah familiar buat anak-anak. Atau mungkin dikemas dengan desain yang lucu dan penuh warna, biar mereka tertarik. Aku jadi mikir, mungkin mereka bisa bikin maskot lucu dari susu ikan, biar anak-anak makin antusias.
Selain itu, edukasi juga penting banget. Anak-anak, orang tua, bahkan guru perlu tahu manfaat susu ikan ini. Kalau orang tua aja nggak yakin, anak-anak pasti bakal ikut-ikutan nggak percaya. Mungkin pemerintah bisa bikin kampanye yang fun, kayak video animasi atau kegiatan interaktif di sekolah. Misalnya, bisa ada sesi mencicipi susu ikan bareng yang dikemas dalam lomba seru. Dengan begitu, penerimaan susu ikan di masyarakat bisa lebih mudah.
ADVERTISEMENT
Oh iya, ada tantangan besar lain, yaitu distribusi. Indonesia ini kan negara kepulauan dengan banyak daerah terpencil. Infrastruktur kita sering kali belum memadai, jadi bakal susah kalau nggak ada strategi khusus. Misalnya, melibatkan UMKM lokal buat produksi dan distribusi susu ikan. Selain bikin distribusi lebih efisien, langkah ini juga bisa ngasih dampak positif ke ekonomi lokal. UMKM bisa jadi tulang punggung, apalagi kalau mereka melibatkan ibu-ibu setempat yang kreatif. Win-win solution banget, kan?
Ngomong-ngomong soal keunggulan, susu ikan ini praktis banget dibanding ikan segar. Dia lebih tahan lama dan gampang disimpan, cocok buat program berskala nasional. Proses produksinya juga relatif sederhana, jadi peluang buat diproduksi secara masif itu besar. Tapi ya, keunggulan ini nggak ada artinya kalau programnya nggak dikelola dengan baik.
ADVERTISEMENT
Aku jadi inget, omega-3 dalam susu ikan itu punya manfaat besar buat perkembangan otak. Kalau anak-anak rutin minum susu ikan, bisa jadi mereka lebih fokus belajar dan prestasi mereka meningkat. Bayangin aja, mereka jadi lebih aktif di kelas, lebih semangat ngerjain tugas, dan nilai mereka pun naik. Tapi, semua ini balik lagi ke pelaksanaannya. Tanpa rencana yang matang, ide bagus ini cuma jadi wacana.
Kalau ngomongin rencana matang, distribusi adalah aspek yang nggak boleh diabaikan. Misalnya, daerah terpencil di Indonesia seperti Papua atau Maluku sering punya kendala akses logistik. Pemerintah perlu nyiapin cold storage portabel atau bekerja sama dengan perusahaan logistik yang sudah berpengalaman. Dengan begitu, susu ikan tetap bisa sampai dengan kualitas baik ke anak-anak yang tinggal di pelosok.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pelibatan komunitas lokal juga penting banget. Misalnya, pemerintah bisa ngajak guru-guru dan kepala sekolah untuk jadi duta program ini. Mereka kan yang paling dekat sama anak-anak, jadi pasti lebih gampang buat ngajak mereka mencoba susu ikan. Dan jangan lupa, kalau komunitas lokal merasa dilibatkan, mereka pasti bakal lebih mendukung.
Menurutku, susu ikan ini adalah langkah inovatif yang memanfaatkan kekayaan lokal kita untuk sesuatu yang besar. Program ini nggak cuma bisa ningkatin gizi anak-anak, tapi juga ngegerakin ekonomi masyarakat. Kebayang nggak sih, anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan cerdas berkat nutrisi yang cukup? Harapan banget, kan?
Tapi ya, kunci suksesnya ada di pelaksanaan. Pemerintah harus serius memastikan semuanya berjalan lancar, mulai dari edukasi, distribusi, sampai penerimaan masyarakat. Kalau semua pihak terlibat, dari UMKM sampai komunitas lokal, aku yakin program ini bisa sukses besar.
ADVERTISEMENT
Jadi, meskipun tantangan ada di depan mata, yuk kita dukung program ini. Siapa tahu, susu ikan bisa jadi awal dari perubahan besar buat masa depan anak-anak kita. Setuju, nggak?
Kelpin Saputra, mahasiswa statistika, Politeknik Statistika STIS