Konten dari Pengguna

Investasi Emas vs Reksa Dana: Mana yang Lebih Aman di Tengah Inflasi?

Kemas Resta
Part of Korea Investment And Sekuritas Indonesia
12 Februari 2025 16:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kemas Resta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Investasi Emas vs. Reksa Dana, sumber (Freepik)
zoom-in-whitePerbesar
Investasi Emas vs. Reksa Dana, sumber (Freepik)
ADVERTISEMENT
Inflasi adalah musuh utama daya beli. Ketika harga barang dan jasa naik, uang yang Anda miliki bisa kehilangan nilainya seiring waktu. Oleh karena itu, memilih instrumen investasi yang bisa melindungi kekayaan dari inflasi menjadi sangat penting. Dua pilihan populer di kalangan investor adalah emas dan reksa dana. Tapi mana yang lebih aman dalam menghadapi inflasi?
ADVERTISEMENT
1. Emas: Aset Safe Haven yang Teruji Waktu
Keunggulan Emas
Emas sering disebut sebagai "safe haven", atau aset perlindungan ketika ekonomi sedang tidak stabil. Beberapa alasan mengapa emas menjadi pilihan favorit saat inflasi tinggi adalah:
• Nilainya cenderung naik seiring inflasi – Ketika harga barang naik, harga emas biasanya ikut terdongkrak.
• Tidak terpengaruh oleh kebijakan moneter – Berbeda dengan mata uang yang bisa terdepresiasi akibat kebijakan bank sentral, emas tidak bisa dicetak seenaknya.
• Aset fisik yang tidak tergantung pada perusahaan atau pemerintah – Tidak seperti saham atau obligasi, emas tidak bergantung pada kinerja perusahaan tertentu.
Risiko Investasi Emas
Namun, investasi emas juga memiliki beberapa kekurangan:
• Tidak memberikan imbal hasil rutin – Tidak seperti saham atau reksa dana yang bisa menghasilkan dividen atau bunga, emas hanya bisa untung saat harganya naik.
ADVERTISEMENT
• Volatilitas harga yang tinggi – Harga emas bisa naik-turun tajam dalam jangka pendek, sehingga kurang cocok untuk spekulasi jangka pendek.
2. Reksa Dana: Diversifikasi untuk Mengalahkan Inflasi
Keunggulan Reksa Dana
Reksa dana adalah instrumen investasi yang dikelola oleh manajer investasi profesional, yang mengalokasikan dana ke berbagai aset, seperti saham dan obligasi. Salah satu contoh aplikasi reksa dana merupakan KISI Mobile. Beberapa keunggulan reksa dana dalam menghadapi inflasi adalah:
• Potensi imbal hasil lebih tinggi dibanding emas – Reksa dana saham, misalnya, berinvestasi di perusahaan yang bisa menyesuaikan harga produknya dengan inflasi.
• Diversifikasi risiko – Dengan berinvestasi di banyak aset sekaligus, risiko dapat tersebar dan dikelola dengan lebih baik.
ADVERTISEMENT
• Mudah dicairkan kapan saja – Berbeda dengan properti atau emas fisik, reksa dana bisa dijual kapan saja tanpa harus repot mencari pembeli.
Risiko Investasi Reksa Dana
Meskipun menarik, reksa dana juga memiliki risiko, seperti:
• Tergantung pada kondisi pasar – Saat pasar saham turun, nilai reksa dana saham bisa ikut tergerus.
• Kinerja tergantung pada manajer investasi – Jika manajer investasi kurang kompeten, hasil investasi bisa kurang optimal.
• Biaya pengelolaan – Beberapa reksa dana memiliki biaya administrasi yang bisa mengurangi keuntungan investasi Anda.
3. Mana yang Lebih Aman?
Jika berbicara soal keamanan, emas memiliki keunggulan karena nilainya lebih stabil dalam jangka panjang dan tidak terpengaruh oleh kinerja perusahaan atau kebijakan pemerintah. Namun, jika Anda mencari keuntungan yang lebih besar untuk melawan inflasi, reksa dana—terutama reksa dana saham—bisa menjadi pilihan yang lebih menarik.
ADVERTISEMENT
Agar strategi investasi lebih kuat, banyak investor menggabungkan emas dan reksa dana dalam portofolio mereka. Emas digunakan sebagai perlindungan nilai, sementara reksa dana memberikan pertumbuhan aset dalam jangka panjang.
Jadi, pilihan terbaik tergantung pada profil risiko dan tujuan keuangan Anda. Jika ingin aset yang stabil dan minim risiko, emas bisa menjadi pilihan utama. Namun, jika ingin pertumbuhan nilai investasi yang lebih tinggi, reksa dana bisa menjadi solusi yang lebih menguntungkan.