Gunakan Motor Roda Tiga, Omzet Dagangan Gading Meningkat

Kemensos
Official account of Kementerian Sosial Republik Indonesia
Konten dari Pengguna
19 Juni 2021 12:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kemensos tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gading Ogi Saputra dan motor roda tiga yang dipakai untuk berdagang setiap harinya. Foto: Kemensos.
zoom-in-whitePerbesar
Gading Ogi Saputra dan motor roda tiga yang dipakai untuk berdagang setiap harinya. Foto: Kemensos.
Bagi beberapa orang, kondisi disabilitas fisik tidak jadi penghalang untuk tetap bekerja. Gading Ogi Saputra, pemuda remaja berusia 17 tahun penyandang disabilitas fisik, sore itu hujan rintik-rintik, ia baru memulai berangkat menjajakan dagangannya.
Gading mengalami kondisi disabilitas fisik sejak lahir yang membuat perlambatan perkembangan fisik sehingga kedua kakinya tidak berfungsi normal. Ia bisa berjalan merangkak dibantu dengan kedua tangannya.
Sudah dua tahun terakhir ini ia bekerja jualan kopi keliling. Sebelum berangkat bekerja, ibunya, Susiati, membantu merapikan minuman, rokok, dan barang dagangan lainnya di boks motor roda tiga milik Gading.
Susiati, ibunya, membantu Gading membereskan wadah penyimpanan makanan dan minuman. Foto; Kemensos.
Motor roda tiga bertenaga listrik yang dipakai Gading adalah bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI yang diserahkan langsung oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini, kala itu pada tanggal 15 Mei 2021, di kediamannya.
Setiap hari, Gading menjajakan dagangannya pada pukul 5 sore hingga 11 malam. Berada di tempat umum tak jadi halangan sehingga luput dari ibadah. Gading biasanya menyempatkan Salat Magrib di Masjid Agung terlebih dahulu yang lokasinya di samping Alun-Alun Kabupaten Pekalongan. Malam hari menjadi waktu yang dipilih untuk berjualan karena banyak orang yang berkumpul di Alun-Alun.
Tak lama setelah selesai merapikan barang dagangannya, gawai Gading berdering. Sebuah pesan suara masuk di Aplikasi Whatsapp berbunyi “COD kopi...” ketika ia putar.
Ternyata pesan dikirim oleh pelanggan Gading di kantor Kejaksaan Negeri Kabupaten Pekalongan, salah satu tempat ia biasa jualan. Gading pun bergegas memakai helm, menuju ke lokasi.
Di sana sudah menunggu beberapa pegawai salah satunya adalah Beny Kepala Seksi Pidana Umum Kejaksaan Kabupaten Pekalongan. Menurut Beny, adanya Gading sangat membantu karena kantin di kantor tutup.
“Karena COVID-19, kantin kantor tutup. Jadi kita tinggal panggil Gading kalau butuh minuman dan rokok”, kata Beny.
Dengan motor listrik roda tiga, Gading mengaku omzet dagangannya naik. Ketika menggunakan sepeda, omzet yang ia peroleh Rp500 ribu per hari. Sementara kini memakai motor listrik roda tiga, Gading bisa memperoleh omzet sebesar Rp900 ribu per hari.
Kenaikan tersebut lantaran jumlah dan variasi barang dagangan Gading bertambah berkat boks motor yang bisa menampung lebih banyak muatan. Selain itu tentu memperluas jangkauan serta menghemat waktu dan energi. Dari keuntungan yang didapat, Gading menyisihkan Rp200 ribu hingga Rp300 ribu per hari untuk ditabung di salah satu bank swasta di wilayahnya.
Perubahan usaha dagang Gading pun diamini oleh Pendamping Penyandang Disabilitas Kabupaten Pekalongan, Purwoji. Ia mengakui bahwa Gading semakin percaya diri dan bersemangat untuk berjualan sejak memperoleh motor listrik roda tiga. Apalagi setelah bertemu dengan Risma, Gading makin dikenal khalayak.
Banyak karyawan dari kantor Kejaksaan dan Dinas yang membeli dagangan Gading. Foto: Kemensos.
“Di sini, kan, kompleks perkantoran Dinas ya. Hampir semua satpam kenal dengan Gading dan selalu membeli barang dagangan Gading”, ujar Purwoji.
Harapan Kemensos nampaknya mulai terwujud. Dengan motor listrik roda tiga, kini Gading bisa beraktivitas lebih mudah, semakin produktif, mandiri, dan tidak bergantung kepada orang lain. Jika Gading bisa karena telah mendapatkan akses, maka kesempatan yang sama juga terbuka lebar bagi teman-teman disabilitas lainnya di luar sana.