Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
16.497 Jemaah Haji Indonesia akan Tarwiyah
30 Agustus 2017 7:45 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Media Center Haji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![16.497 Jemaah Haji Indonesia akan Tarwiyah](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1504053711/67_dxcszd.jpg)
ADVERTISEMENT
MCH -- Sebanyak 16.497 jemaah haji Indonesia diperkirakan akan melaksanakan ibadah tarwiyah atau melaksanakan napak tilas, seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Atas hal ini pemantauan bakal dilakukan untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan, mengingat pemerintah tidak merekomendasikan dan memfasilitasi.
Jemaah tarwiyah yang jumlahnya tak lebih dari 10 persen dari jemaah haji Indonesia, akan menginap (mabit) di Mina pada 8 Dzulhijjah, sebelum wukuf di Padang Arafah. Jemaah akan menunaikan salat Zuhur, Ashar, Maghrib, Isya, dan Subuh di Mina. Mereka tidak meninggalkan Mina sebelum terbit matahari di hari Arafah.
Kepala Seksi Bimbingan Ibadah PPIH Daker Mekah, Ansor Sanusi menjelaskan, jumlah jemaah yang akan tarwiyah diketahui setelah pendataan pada Senin 28 Agustus 2017 pada pukul 17.00, waktu Arab Saudi kemarin.
Dia menegaskan, meski pemerintah tak bisa melarang pelaksanaan tarwiyah oleh sebagian jemaah haji, namun pihaknya menekankan penanggungjawab tarwiyah harus memastikan bahwa anggotanya dalam keadaan sehat, terlebih jemaah lanjut usia.
Selain itu, pelaksanaan tarwiyah akan dikenakan biaya oleh maktab dengan besaran yang bervariatif. Maktab bertangggungjawab penuh mengantarkan jemaah haji dari hotel menuju Mina dan dari Mina menuju Arafah, serta menyiapkan akomodasi dan konsumsi jemaah.
Ansor Sanusi menjelaskan, jemaah yang hendak bertarwiyah mengajukan permohonon kapada ketua kloter dengan persetujuan kepala sektor dan laporan disampaikan kepada kepala daker. Tapi yang terpenting penanggungjawab harus membuat surat pernyataan bahwa segala aktivitas yang berakibat pada keselamatan dan kerugian material menjadi tanggungjawab sendiri.
"Kita sudah buat mekanisme surat pernyataan bermaterai secara kolektif, “ kata dia di Kantor Daker Mekah, Selasa 29 Agustus 2017.
Anggota Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) Sektor 7, Rizhy Firmansyah, mengatakan jemaah haji yang memilih tarwiyah dikenakan biaya 250 riyal oleh maktab untuk pembayaran pelaksanaan tarwiyah. Tapi harga ini bukan menjadi patokan, karena di maktab lain ada juga yang berbeda harganya.
Biasanya fasilitas yang diperoleh berupa transportasi ke Mina dan dari Mina menuju Arafah. Peserta akan mendapatkan makan sebanyak dua kali selama tarwiyah, pada malam dan pagi hari.
Dia menjelaskan, untuk kloter 59 Embarkasi Jakarta (JKG 59) yang dia bina terdapat 160 jemaah yang bertarwiyah. Sebagiannya ada yang memutuskan berjalan kaki menuju Mina. Namun pihaknya melarang jemaah haji lanjut usia untuk berjalan kaki. "Kalau mereka naik mobil tidak dilarang,” katanya.
Tentang Tarwiyah
Tarwiyah merupakan hari kedelapan di bulan Zulhijjah yang artinya merenung atau berpikir. Tarwiyah erat kaitannya dengan peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim AS. Pada hari Tarwiyah ini, Nabi Ibrahim bermimpi mendapat perintah untuk menyembelih anak kesayangannya dari Siti Hajar, Ismail AS. Perintah ini tertuang dalam surat As Saffat ayat 102-107.
Pada malam itu dan pagi harinya, Ibrahim AS dengan sangat gelisah terus-menerus merenung dan berpikir, apakah mimpinya ini berasal dari Allah SWT ataukah dari setan. Karena ragu tentang kebenaran mimpinya, maka Ibrahim tidak segera melaksanakan perintah itu di siang hari. Ia masih terus berpikir.
Hingga pada malam kesembilan, Ibrahim kembali bermimpi dengan perintah yang sama, menyembelih Ismail. Mimpi yang sama untuk kedua kalinya ini membuat Ibrahim yakin bahwa mimpinya itu merupakan perintah Allah SWT. Karena itu, pada hari kesembilan disebut hari Arafah (mengetahui).
Pada malam ke-10, Ibrahim AS bermimpi lagi untuk ketiga kalinya dengan mimpi yang sama persis. Esok harinya pada 10 Dzulhijjah, di pagi hari, ia melaksanakan perintah itu. Karena itu hari ke-10 ini dinamakan hari Nahar, yang artinya menyembelih.
Soal hari Tarwiyah ini terdapat hadis yang diriwayatkan Abu Dawud dan Ibnu Abbas. Ibnu Abbas berkata, "Rasulullah SAW salat zuhur pada hari Tarwiyah dan salat subuh pada hari Arafah dari Mina."
Dari hadis ini diketahui, hari tarwiyah terjadi sebelum hari Arafah, dan Nabi Muhammad SAW menunaikan salat Zuhur, Asar, Magrib, Isya, dan Subuh di Mina pada hari tarwiyah, malam hari Arafah dan pagi hari Arafah. Ini berarti Rasulullah SAW tidak meninggalkan Mina sebelum terbit Matahari di hari Arafah.
ADVERTISEMENT
Sumber : www.viva.co.id/berita/nasional/951514-16-497-jemaah-haji-indonesia-akan-tarwiyah