Konten dari Pengguna

Antisipasi Salah Miqat, PPIH Terapkan Bus Tracking

Media Center Haji
Kumpulan berita penyelenggaraan ibadah haji, khususnya hasil karya Tim Media Center Haji
7 Agustus 2017 7:22 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Media Center Haji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Antisipasi Salah Miqat, PPIH Terapkan Bus Tracking
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
KBRN, Mekkah (MCH) : Jelang kedatangan jamaah haji Indonesia dari Madinah ke Makkah pada 6 Agustus dini hari mendatang, pelaksana bimbingan ibadah haji mengantisipasi kesalahan pengambilan miqat sejak dini. Baca : Tim Perlindungan Jemaah Haji Indonesia Simulasikan Pelayanan di Masjidil Haram Kepala Divisi Ibadah dan KBIH Petugas penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah, Ansori, mengatakan pihaknya melakukan sejumlah antisipasi untuk meminimalisir kemungkinan peristiwa tahun lalu terjadi kembali. Dia mengatakan, tahun lalu, terdapat dua bus jamaah haji Indonesia di Madinah yang tidak melewati Bir Ali. Kasus ini dipicu karena ketidaktahuan supir yang mengemudikan kendaraan. Selama musim haji para perusahaan transportasi kerap mempekerjakan supir-supir musiman yang sama sekali belum mengetahui medan. Menurut Ansori, langkah antisipasi yang diujicobakan tahun ini menghadapi pengalaman tahun lalu, adalah dengan menggunakan sistem transportasi baru yaitu bus tracking, dengan sistem ini, pergerakan bisa akan mudah dimonitor untuk memastikan kesesuian rute pengambilan miqat. “Alhamdulillah pada tahun ini diuji cobakan tracking bus, kendarakan akan dilacak, sebisa mungkin petugas ketahui lokasi bus,” ungkap Ansori di Makkah, Jumat (04/08/2017). Dia mengatakan, langkah lain untuk memaksimalkan pengambilan miqat jamaah haji Indonesia dari Madinah menuju Makkah, adalah mengoptimalkan koordinasi antarsektor dengan sektor khusus (seksus) yang barada di Bir Ali. Seksus itu, kata dia, akan memandu jamaah haji Indonesia agar benar-benar memastikan kesesuaian miqat mereka dengan syariat. Ansori juga meminta para tim pembimbing ibadah haji Indonesia (TPIHI) memaksimalkan tuntunan mereka kepada jamaah tentang ihwal bermiqat. Biasanya dalam satu kelompok terbang (kloter) terdapat sembilan bus dan di tiap bus ada disertai oleh satu tim pembimbing ibadah yang sekaligus ketua rombongan (karom). Perlu koordinasi kuat antara TPIHI dan karom agar pengambilan miqat yang sesuai dengan syar’i tidak terlewat. “Ini adalah inti kegiatan operasional kita (bimbingan ibadah) kerena ruh haji adalah berihram dari miqat yang benar,” kata Ansori. Dia juga mengatakan, optimaliasi bimbingan ibadah tahun ini akan dilakukan dengan mamaksimalkan peran ketua regu (karu) dan karom. Koordinator Konsultan Bimbingan Haji, Aswadi mengingatkan miqat para jamaah haji dari Madinah sangat krusial. Jarak yang jauh antara Madinah dan Makkah jangan sampai ada kesalahan fatal. “Jika salah dan harus mengulangi kan repot,” kata dia. Guru besar UIN Sunan Ampel Surabaya itu mengingatkan para petugas yang berada di Madinah harus mewanti jamaah terutama kalangan pria, supaya memastikan tata cara berihram mereka sudah sesuai. Seperti tidak mengenakan pakaian-pakaian berjahit. ”Pastikan jamaah pria tidak memakai celana dalam atau kaus,” tutur dia sembari menjelaskan bahwa ketentuan ini agar wajib dan rukun haji terpenui sejak berihram. Dia menambahkan untuk jamaah haji gelombang kedua, pemakaian pakaian ihram boleh dilakukan sejak di embarkasi masing-masing, tetapi niatnya boleh dilaukan di pesawat, atau bahkan di Jeddah. Sekalipun dia merekomendasikan agar jamaah haji gelombang kedua, berniat ihram jika nanti berada di Bendara King Abdul Aziz, Jeddah. Berniat di dalam bisa akan memudahkan jamaah memperbanyak talbiyah yang merupakan sunat berumrah. “Biasanya kalau di pesawat karena satu dan lain hal sulit bertalbiyah,” papar dia. (ar/DS)
ADVERTISEMENT
Sumber : rri.co.id/post/berita/420247/info_haji_2017/antisipasi_salah_miqat_ppih_terapkan_bus_tracking.html