Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Barisan Caping Hijau Meriahkan Madinah
14 Agustus 2017 10:02 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Media Center Haji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Jemaah dari Cilacap Jawa Tengah mengenakan caping hijau saat tiba di Bandara Amir Abdullah bin Abdul Aziz Madinah, Jumat (11/8). MI/Siswantini Suryandari
(MCH) - "PAKAI caping biar enggak kepanasan. Juga gampang dikenali," kata Moh Zuhri, 80 jemaah asal Kecamatan Gandrung Manis saat tiba Pavillion 3i Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah, Jumat (11/8) pukul 10.00 waktu arab saudi.
Caping warna hijau menarik perhatian orang. Bahkan ada orang Arab yang meminjam caping hijau yang diberi gambar bendera merah putih dan bertuliskan KBIH Al Munawarroh untuk foto selfie.
Dari 320 jemaah dari kloter 45 Embarkasi Solo ini, ada 45 jemaah yang menggunakan caping hijau. Penggunaan caping itu juga simbol mayoritas jemaah berasal dari kalangan petani.
"Saya ini buruh tani. Menabung haji sejak 2010. Tahun ini bisa berangkat haji, tapi tidak bersama suami. Sudah kehendak Allah, suami meninggal beberapa bulan lalu. Saya akan badalkan suami," kata Suparni, 47 warga Kecamatan Kedungreja Cilacap.
Wajah-wajah lelah tapi gembira terlihat dari raut muka para jemaah.
"Menjadi tamu Allah rasanya susah dikatakan," kata Gozali yang duduk di depan Suparni.
Penanda-penanda unik yang dipakai jemaah Indonesia memang mencuri perhatian banyak orang. Di Cilacap ada kelompok caping hijau, lain lagi dengan kelompok jemaah dari Tuban, Jawa Timur. Mereka menggunakan topi rajutan dengan warna mencolok.
Para jemaah putri dari Tuban yang mayoritas lansia ini mendapat perhatian khusus askar di Raudhah. Saat para jemaah berdesak-desakan di pintu Raudhah (makam Nabi Muhammad Saw), mereka mendapat akses langsung karena dikawal para askar (petugas keamanan) perempuan untuk bisa mendekat ke makam Nabi.
Kiki, petugas Perlindungan Jemaah Sektor Khusus Masjid Nabawi mengatakan para jemaah mendapat prioritas karena sudah sepuh. Ditambah lagi topi rajutan wol yang mereka pakai menarik perhatian.
"Mereka selalu bersama-sama. Kalau pakai topi sama gampang dikenali. Askar di Nabawi saja suka dengan topi mereka," ujarnya.
Ada juga kelompok jemaah dari Sulawesi Tenggara memakai pita di kepala dengan warna cukup mencolok, hijau muda. Pita-pita itu disematkan di kerudung.
"Kalau terlepas dari rombongan bisa dilihat pita di kepala," ujar Niah, seorang jemaah sambil menunjukkan pita.
Lain lagi jemaah dari Yogyakarta. Saat menjalankan salat Arbain di Masjid Nabawi mengenakan blangkon untuk pengganti peci. Ada juga jemaah menggunakan baju lurik khas Yogyakarta menggantikan baju koko yang dipakai jemaah pada umumnya.
Penanda-penanda unik ini merupakan khas jemaah Indonesia. Selain meriah, juga membuat jemaah lain atau warga lokal cepat mengenalinya. (OL-6)
Sumber : http://mediaindonesia.com/news/read/117174/barisan-caping-hijau-meriahkan-madinah/2017-08-11
ADVERTISEMENT