Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Daker Madinah Usulkan Sewa Pemondokan Permusim
14 Agustus 2017 7:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Media Center Haji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jemaah sedang berkumpul di depan pemondokan di Madinah. (foto: mch)
ADVERTISEMENT
Madinah (MCH) --- Kedatangan jemaah haji Indonesia gelombang pertama sudah berakhir pada Sabtu, 12 Agustus 2017. Sistem sewa pemondokan di Madinah yang bersifat blocking time, menjadi salah satu catatan evaluasi kedatangan.
Kepala Daker Madinah Amin Handoyo mengusulkan agar ke depan sewa pemondokan di Madinah bisa dilakukan permusim. “Terkait dengan pemondokan, yang perlu dievaluasi adalah tentang sistem sewa. Saat ini, kita masih menggunakan sistem blocking time,” paparnya, sabtu (12/08).
Menurut Amin, sistem sewa berbasis waktu berdasarkan kedatangan jemaah ini akan efektif, jika seluruh sistem dan layanan tepat waktu. Jika masih ada yang tidak tepat, sistem sewa ini justru akan membuat repot jemaah sekaligus petugas.
“Dan itu sangat mungkin terjadi, misalnya, karena perubahan jadwal penerbangan atau ketika di bandara, karena satu dan lain hal, jemaah harus tertunda masuk ke pemondokan,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Tertunda masuknya jemaah ke pemondokan akan membuka ruang kemungkinan kesalahpahaman pihak pemondokan dengan jemaah. Ruang kesalahpahaman itu bisa terjadi pada perhitungan pertama kali jemaah yang harus menjalankan Arbain (shalat 40 waktu di Masjid Nabawi Madinah).
“Oleh karena tidak sadar, jemaah sibuk urus koper dulu, bukan Arbain. Sehingga terjadi perbedaan penghitungan kapan Arbain dimulai dan kapan berakhir, antara pemilik pemondokan dengan ketua kloter atau ketua rombongan,” tambahnya.
“Hal yang demikian itu sangat mengganggu proses pemulangan atau pemberangkatan jemaah ke Makkah,” sambungnya.
Potensi masalah lainnya akan muncul terutama ketika terjadi pecah kloter yang memang tidak bisa dihindari. “Terkadang 1 kloter terpisah dan menempati pemondokan yang berjauhan. Sebagian di wilayah Syimaliah (utara), yang lainnya di wilayah Janubiah (selatan). Tentu ini akan menyulitkan kita dalam hal pelayanan,” keluh Amin.
ADVERTISEMENT
Amin mengusulkan, tahun depan, sistem sewa pemondokan di Madinah dengan sewa permusim. Memang akan ada penambahan biaya. “seharusnya, jika ini untuk kepentingan jamaah, tidak masalah. Toh, ini juga sudah dilakukan oleh negara lain,” harapnya.
Sumber : https://kemenag.go.id/berita/read/505281/daker-madinah-usulkan-sewa-pemondokan-permusim