Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Hajar Aswad, Batu Putih dari Surga yang Kini Menghitam
16 Agustus 2017 7:14 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Media Center Haji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Hajar Aswad, Batu Putih dari Surga yang Kini Menghitam](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1502842142/berita_423501_800x600_FB_IMG_1502694935590_ehlsgf.jpg)
ADVERTISEMENT
KBRN, Mekkah (MCH): Mencium Hajar Aswad di Masjidil Haram adalah salah satu incaran para jamaah. Namun, tidak mudah untuk bisa menggapai batu dari surga tersebut.
Pasalnya, ratusan ribu jamaah dari seluruh dunia berebut mencium batu tersebut. Mereka berebut karena Nabi Muhammad SAW mencium Hajar Aswad.
Hajar Aswad adalah batu berwarna hitam yang berada di sisi Kabah. Letaknya persis di Rukun Hajar Aswad atau di sebelah Pintu Kabah. Batu hitam itu dibingkai
cincin Hajar Aswad berwana perak. Terletak dengan ketinggian sekira 1 meter.
Menurut Konsultan Bimbingan Ibadah Haji PPIH Prof Aswadi, mencium Hajar Aswad adalah sunah rasul.
"Karena mencium mengikuti tuntunan Nabi Muhammad SAW, bukan karena ada fadilahnya. Rasulullah mencium Hajar Aswad didasari pada ketaatan dan kepatuhan kepada Allah," jelasnya.
Dia mengisahkan sahabat Nabi Muhammad SAW, Umar bin Kathab, pernah berkata, "Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau hanyalah batu. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, maka tentu aku tidak akan menciummu."
Berdasarkan pernyataan itu, tegas Prof Aswadi, mencium Hajar Aswad adalah murni karena kepatuhan. "Bukan karena nafsu tapi berdasarkan dari wahyu Allah SWT," ujarnya.
Guru Besar Universitas Sunan Ampel ini menjelaskan, Hajar Aswad mengandung banyak rahasia, di antaranya warna aslinya yang putih bisa berubah menjadi hitam.
"Itu sama dengan perilaku manusia. Bahwa manusia diciptakan oleh Allah tetapi karena dorongan manusia ingin melampaui batas maka dari itu menjadi ternoda," tutupnya. (ar/HF)
ADVERTISEMENT
Sumber : rri.co.id/post/berita/423501/feature/hajar_aswad_batu_putih_dari_surga_yang_kini_menghitam.html