Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Konten dari Pengguna
Kemenag Riau Himbau Jamaah Siapkan Fisik dan Mental Jelang Puncak Haji
25 Agustus 2017 7:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Media Center Haji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
KBRN, Pekanbaru (MCH) : Menjelang pelaksanaan puncak haji pada tahun ini yaitu 9 Dzulhijjah 1438 Hijriyah atau 31 Agustus 2017, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Riau, Drs H Ahmad Supardi MA, menghimbau seluruh jamaah agar focus dan mempersiapkan diri secara fisik dan mental, memahami manasik haji dan mematuhi apa yang menjadi ketentuan yang telah ditetapkan oleh Panitia Pemberangkatan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
Himbauan disampaikan Ahmad Supardi sebelum bertolak ke Batam, untuk melepas keberangkatan JCH asal Provinsi Riau yang masuk dalam Kloter 26 Embarkasi Batam yang dijadwalkan dilepas pada hari ini, Kamis (24/8/2017) pada pukul 18.20 Waktu Indonesia Barat (WIB).
"Kami terus menghimbau jemaah, karena sampai saat ni sudah lima orang jamaah haji asal Riau yang wafat di Madinah dan di Makkah. Berkali-kali saya menghimbau agar jamaah tidak terlalu memporsir tenaga dan menjaga kesehatan menjelang puncak haji. Saya juga berharap agar jamaah tidak kemana mana, kecuali ke Masjidil Harom untuk menunaikan ibadah sholat lima waktu, sehingga badan tidak terlalu capek,” harapnya.
Menurutnya, JCH Riau yang saat ini sudah 5 ribu orang di Arab Saudi supaya dapat menjaga kesehatan, khususnya menjelang puncak ibadah haji yakni wuquf di Arafah pada tanggal 9 Zulhijjah 1438 Hijriyah dan dilanjutkan bermalam di Muzdalifah dan melontar Jumroh di Mina.
“Selain itu, perbanyak minum air putih khususnya air zam zam untuk menghindari dehidrasi, karena suhu panas mencapai 50 derajat celcius,” ungkapnya.
Selain itu, dia juga mengingatkan agar jemaah mentaati aturan sesuai dengan maklumat dari Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Melalui Muassassah Asia tenggara bahwa demi kelancaran dan untuk menghindari kemacetan akibat pengumpulan jamaah, maka jamaah Haji asal Indonesai agar memperhatikan dan mentaati jadwal waktu melontar jamarat.
"Waktu yang di larang melontar jamarat bagi jamaah haji Indonesia adalah tanggal 10 Dzulhijjah dari pukul 06.00 – 10.30 WAS, tanggal 11 Dzulhijjah dari Pukul14.00 – 18.00 WAS dan tanggal 12 Dzulhijjah pukul 10.30 – 14.00 WAS. Jadwal ini harus benar- benar harus dipatuhi, jangan sampai terjadi penumpukkan yang akan berakibat fatal bagi jamaah seperti insiden yang terjadi pada tahun 2015 lalu,” urainya.
Drs H Ahmad Supardi MA didampingi Plh Kabid Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Riau, H Saifunnajar MH, juga meminta agar petugas- petugas Kloter Provinsi Riau mulai melakukan pendataan jamaah haji yang akan masuk kriteria safari wukuf dan badal haji.
Hal itu dilakukan menjelang pelaksanaan puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina) pada 9- 13 Dzulhijjah 1438 H banyak persiapan yang harus dilakukan oleh petugas kloter dalam rangka memastikan kesiapan dan kondisi jamaahnya.
“Upayakan untuk selalu cukup beristirahat, banyak makan buah-buahan serta minum agar tidak dehidrasi. Terhadap jamaah yang memiliki penyakit tertentu harus dikontrol benar agar membawa obat- obatan yang dianjurkan oleh dokter,” himbaunya kembali.
Khusus bagi jamaah Riau yang masuk kriteria safari wukuf dan badal haji, diinstruksikan agar segera disampaikan ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Makkah. Karena setelah pengusulan nama- nama, maka tim kesehatan akan turun langsung memeriksa kondisi jamaah bersangkutan untuk memastikan apakah jamaah yang diusulkan masuk dalam kategori yang telah ditetapkan.
Sementara Saifunnajar mengakui berdasarkan laporan dari Humas KKHI, dr Ayesha Devina, ada beberapa kriteria bagi jamaah yang akan diikutkan dalam safari wukuf atau dibadalhajikan. Kriteria itu antara lain : gangguan jiwa berat, jantung dan pernafasan berat, patah kaki, dan gangguan fisik lainnya yang sudah pada level berat.
"Apapun progress dan catatan kesehatan jemaah akan menjadi alat ukur yang penting dalam menentukan safari wukut atau tidaknya. Terhadap jemaah yang wafat dan sudah rilis sertifikat kematiannya (COD) akan dibadalhajikan. Itu sudah lazim dilakukan seperti tahun - tahun sebelumnya, tetapi kami selalu mengingatkan para petugas yang ada di Arab Saudi," kata Saifunnajar. (TS/AKS)
ADVERTISEMENT
Sumber : rri.co.id/post/berita/427272/info_haji_2017/kemenag_riau_himbau_jamaah_siapkan_fisik_dan_mental_jelang_puncak_haji.html