Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Nabung di Pintu Rumah, Tukang Sayur Akhirnya Berangkat Haji
11 Agustus 2017 6:51 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Media Center Haji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
KBRN, Surabaya (MCH) : Ibadah Haji memang ibadah panggilan, banyak diantara orang yang memiliki harta lebih, namun tidak menunaikan. Tetapi tidak sedikit orang yang secara finansial pas pasan, justru bisa melaksanakan rukun islam yang kelima ini, meski dengan perjuangan yang tidak mudah.
Seperti yang dialami Rudianto Wari Tondiran (38), seorang tukang sayur keliling ini akhirnya berhasil menjadi salah satu jamaah calon haji asal Kota Malang tahun 2017. Usaha menabungnya sejak 2009 tidak sia sia, hingga Allah SWT memanggilnya menjadi tamu di Makkah.
"Antara 2009 mulai nyelengi (nabung, red). Pertama ya 10ribu, 10ribu gitu," jelasnya, Rabu (9/8/2017).
Tekad bulatnya untuk menginjakkan kaki di Kota Suci Makkah dengan berhaji, muncul sejak kecil. Namun kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan, laki laki yang hanya sekolah sampai kelas 3 Sekolah Dasar ini hanya bisa berdoa.
Sebelumnya, Rudianto hanya berprofesi sebagai petani biasa dengan penghasilan yang tidak seberapa. Selepas menikah, dan merintis jualan sayur dengan menggunakan sepeda angin, dirinya tekun berkeliling menjajakan dagangannya. Hingga berhasil memiliki kendaraan bermotor.
Semakin bertambah penghasilan dan untung yang didapat, rupanya tidak melupakan niatnya untuk beribadah haji. Demi tekad itu, dia menyisihkan uang sebesar Rp10 ribu hingga Rp20 ribu untuk disimpan. Unik, karena Rudi menyimpan uang dalam sela pintu rumah, yang istrinya sendiri tidak mengetahui.
"Nyimpene nak lawang triplek, dilebokno titik titik, ngoten niku, (menyimpannya dalam pintu triplek, dimasukkan sedikit demi sedikit, seperti itu, red)," ceritanya.
Selang beberapa lama, dibukalah pintu triplek itu, setelah dihitung terkumpul uang sebesar Rp 15juta. Bahkan sang istri mengaku kaget dengan apa yang dilakukan Rudi tersebut. Dengan uang sebesar itu, Rudi membuka rekening tabungan haji, kemudian secara rutin menambah dari hasil jualan sayurnya.
"Tambahannya ya cari lagi, nyelengi lagi," katanya.
Selama ibadah haji nanti, dirinya berharap keluarganya juga dapat menyusul ke tanah suci. Karena kali ini dia hanya berangkat sendiri, dan meninggalkan istri serta dua anaknya, lantaran terkendala biaya yang hanya cukup untuk satu orang.
Rudianto merupakan warga desa Bakalan Krajan, Labuhan Ketapang, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Dia tercatat sebagai salah satu jamaah calon haji asal Kota Malang, yang tergabung dalam kloter 40. (AH/WDA)
ADVERTISEMENT
Sumber : rri.co.id/post/berita/422059/info_haji_2017/nabung_di_pintu_rumah_tukang_sayur_akhirnya_berangkat_haji.html