news-card-video
23 Ramadhan 1446 HMinggu, 23 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Perjuangan Penarik Becak dan Marbut Ini Berhaji Buat Menag Terkesan

Media Center Haji
Kumpulan berita penyelenggaraan ibadah haji, khususnya hasil karya Tim Media Center Haji
25 Agustus 2017 7:55 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Media Center Haji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perjuangan Penarik Becak dan Marbut Ini Berhaji Buat Menag Terkesan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Mekah (MCH) - Tak memiliki harta berlimpah tapi berhaji boleh dibilang istimewa. Seperti dua sosok ini, penarik becak dan marbut (penjaga atau pengurus masjid). Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pun terkesan. Lukman mendatangi pemondokan sang penarik becak, Maksum (79), Kamis (24/8/2017). Kebetulan hotel 605 tempat menginap Maksum berada di dekat Kantor Urusan Haji (KUH) Daerah Kerja Mekah, tempat Lukman menginap. Lukman berjalan kaki didampingi Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Nizar Ali, Kabiro Humas Mastuki, dan beberapa pejabat Kemenag. "Assalamualaikum," kata Lukman disambut Maksum yang sedang duduk di kamar.
ADVERTISEMENT
Lukman dan Maksum berbincang ringan seputar haji. Juga tentang perjuangan Maksum bertutur menabung hingga 20 tahun untuk bisa mendaftar haji. "Jika sudah terkumpul Rp 300-500 ribu, baru saya tabung," tutur Maksum kepada Lukman. "Percaya pada Allah. Kalau Allah menghendaki, tidak ada yang sulit bagi-Nya," sambung pria asal Madura yang sehari-hari menarik becak di Pasar Atom, Surabaya, ini. Maksum mendaftar haji pada tahun 2010. Ia tergabung dalam kloter 6 Embarkasi Surabaya (SUB 06). Dari kamar Maksum, Lukman bergeser ke hotel 601 tempat marbut Masjid Al-Munawwar, Tulungagung, Jawa Timur, Mulyono (75), menginap. Mulyono mengabdi di Masjid Al-Munawwar selama 30 tahun. Tugasnya adalah mengepel dan bersih-bersih masjid.
Mulyono mengaku berangkat haji atas keikhlasan jemaah masjid dan tamu. "Sedikit demi sedikit, (uang pemberian jemaah) saya tabung selama 20 tahun. Tahun 2011, daftar haji," jelas Mulyono, yang mengaku akan tetap menjadi marbut sepulang berhaji. "Saya senang saat pertama kali melihat Ka'bah. Tapi cukup capek juga saat tawaf dan sai," ujar Maksum saat ditanya kesannya berada di Tanah Suci. Lukman mengaku bersyukur bisa bertemu dengan Maksum dan Mulyono. "Ini adalah bukti betapa komitmen dan tekad kuat jadi faktor penting dalam menjalankan rukun Islam kelima. Meski kondisi seperti ini, keduanya mampu mewujudkan keinginannya berhaji," kata Lukman. "Ini pelajaran baik. Cita-cita dapat diwujudkan selama kita bersungguh-sungguh dalam mewujudkannya," lanjutnya. Maksun dan Mulyono bersiap mengikuti puncak haji pada akhir bulan ini. Impiannya segera terwujud: memenuhi panggilan-Nya, wukuf di Padang
ADVERTISEMENT
sumber : https://news.detik.com/berita/d-3613596/perjuangan-penarik-becak-dan-marbut-ini-berhaji-buat-menag-terkesan?_ga=2.251132736.71929401.1503275969-216944859.1501211825