news-card-video
21 Ramadhan 1446 HJumat, 21 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Semangat Kakek Awang dan Nenek Pane Melihat Kabah

Media Center Haji
Kumpulan berita penyelenggaraan ibadah haji, khususnya hasil karya Tim Media Center Haji
7 Agustus 2017 8:44 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Media Center Haji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Semangat Kakek Awang dan Nenek Pane Melihat Kabah
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
MCH -- Awang Syahban datang ke Tanah Suci tanpa pendamping. Namun pria 74 tahun itu tak khawatir. Sebab, ada pembimbing dan petugas haji yang akan membantu dia melaksanakan ibadah haji. Kakek Awang adalah jemaah kloter satu asal Medan, Sumatera Utara. Setelah berada di Madinah selama delapan hari, Minggu dini hari, 6 Agustus 2017, kakek Awang akhirnya tiba di Mekah. Kedatangan Awang di Royal Mena Hotel di sektor 6, sempat membuat banyak petugas tersenyum. Dia sadar betul dengan kamera wartawan yang diarahkan ke dirinya. Dia bahkan menolak diantar ke kamar untuk beristirahat. "Jangan menutupi. Tunggu, aku mau difoto dulu. Biar nampak wajahku," katanya. Saat petugas kembali akan mengantarnya ke kamar, kakek Awang kembali menolak. Dia beralasan akan menghabiskan dulu minuman selamat datang yang disuguhkan kepada jemaah yang baru datang. Dia kembali meminta petugas tidak menutupi kamera wartawan yang masih diarahkan kepadanya. "Sayang ini minuman. Sudah dikasih tak dihabiskan. Tunggu lah sebentar," katanya. Kedatangan jemaah di Kota Mekah terasa menggetarkan hati. Salawat badar yang dilantunkan juga membuat suasana makin haru. Wajah bahagia disertai air mata tampak dari wajah jemaah, khususnya jemaah perempuan. Meski dalam suasana haru, Nurhaidah Pane (72) terlihat sangat semangat. Bahkan dia sudah tidak sabar untuk umrah dan melihat kabah. "Perasaannya senang, melihat kabah itu lah tujuannya kemari," katanya dengan aksen Sumatera Utara yang kental. Sama seperti Awang, Nurhaidah mengaku berhaji tanpa ditemani sanak saudara dan suaminya. Kendati demikian, hal itu tak membuatnya kecil hati. "Tetap semangat. Tidak ada saudara, kita saudara seakidah saja," katanya. Nurhaidah mengaku bahagia karena tujuh tahun antre, akhirnya dia bisa berangkat ke Tanah Suci. Meski saat tiba di Madinah kesehatannya terganggu tapi itu tidak menyurutkan semangatnya untuk melaksanakan ibadah. "Sempat awal-awal batuk dan masuk angin, sama dokter di Madinah disuruh banyak istirahat dan alhamdulillah sudah sembuh," katanya. (ren)
ADVERTISEMENT
sumber :
www.viva.co.id/berita/nasional/943566-semangat-kakek-awang-dan-nenek-pane-melihat-kabah