Konten dari Pengguna

Sujinah Penjual Tiwul dan Doanya yang Sederhana di Tanah Suci

Media Center Haji
Kumpulan berita penyelenggaraan ibadah haji, khususnya hasil karya Tim Media Center Haji
2 Agustus 2017 8:03 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Media Center Haji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sujinah Penjual Tiwul dan Doanya yang Sederhana di Tanah Suci
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Sujinah Tiwul di Tanah Suci. (Triono Wahyu S/detikcom)
Madinah - Sujinah (60), penjual jajanan tradisional asal Desa Tanjungtani, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, bersyukur bisa berhaji yang diimpikan sejak dulu. Matanya berbinar saat menceritakan bagaimana ia bisa berhaji dan doanya yang sederhana.
ADVERTISEMENT
Di desa, Sujinah biasa dipanggil Sujinah Tiwul. Tiwul dilekatkan karena Sujinah berjualan tiwul. Namun, menurut Sujinah, ia tak hanya berjualan tiwul, tapi juga jajanan tradisional lain, seperti gethuk, cenil,
Madinah (MCH) - Sujinah (60), penjual jajanan tradisional asal Desa Tanjungtani, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, bersyukur bisa berhaji yang diimpikan sejak dulu. Matanya berbinar saat menceritakan bagaimana ia bisa berhaji dan doanya yang sederhana.
Di desa, Sujinah biasa dipanggil Sujinah Tiwul. Tiwul dilekatkan karena Sujinah berjualan tiwul. Namun, menurut Sujinah, ia tak hanya berjualan tiwul, tapi juga jajanan tradisional lain, seperti gethuk, cenil, dan tapai singkong.
"Dijual ke beberapa pasar," kata Sujinah dalam bahasa Jawa halus.
ADVERTISEMENT
Sujinah berbicara sambil duduk di kursi lobi di Hotel Mawaddah An Nour, tempatnya menginap selama di Madinah, Selasa (1/8/2017) sekitar pukul 14.00 waktu Arab Saudi (WAS).
Sujinah didampingi 2 temannya menunggu lift kosong. Antrean siang itu cukup padat. Selain jemaah Indonesia, ada jemaah Thailand, Malaysia, dan negara lain di hotel yang berjarak kurang-lebih 250 meter dari Masjid Nabawi itu.
Bagaimana Sujinah berangkat haji? Dia mengaku menyisihkan uang hasil jualan jajanan untuk biaya haji. Ia mendaftar pada 2010. Dan akhirnya tahun ini, dia 'dipanggil' ke Tanah Suci.
Sujinah tergabung dalam kelompok terbang SUB 05 Embarkasi Surabaya. Pesawatnya berangkat pada Sabtu (29/7) malam, dan mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah pada Minggu (30/7) dini hari.
ADVERTISEMENT
"Sejak tiba (di Madinah), saya tiap hari ke Masjid Nawabi untuk arbain. Saya juga sudah ke Raudhah," ucap Sujinah.
Arbain adalah salat 5 waktu tanpa putus sebanyak 40 kali di Masjid Nabawi. Sedangkan Raudhah adalah area di sekitar mimbar dan makam Nabi Muhammad SAW di dalam kompleks Masjid Nabawi. Bagi kaum muslim, doa di 2 tempat tersebut memiliki nilai lebih.
Apa yang menjadi doa Sujinah di Raudhah dan Masjid Nabawi? "Keinginan saya sederhana. Semoga saya dan keluarga sehat, juga hidup cukup (berkecukupan). Doa nggak pakai bahasa Arab, yang penting tersampaikan," ungkapnya sambil tersenyum.
Sujinah adalah satu dari puluhan ribu jemaah Indonesia yang berjuang demi bisa berhaji. Dia menabung hasil kerja kerasnya sedikit demi sedikit. Pada saat bersamaan, dia menunda keinginan-keinginan duniawi. Ketelatenan dan kesabaran itu berbuah manis.
ADVERTISEMENT
Hingga hari ini, lebih dari 28 ribu jemaah Indonesia telah tiba di Madinah. Mereka, tentu saja termasuk Sujinah, akan berada di kota di utara Kota Mekah ini selama 8-9 hari. Selanjutnya jemaah akan beringsut ke Mekah untuk mengikuti prosesi haji. Mimpi Sujinah Tiwul sejak dulu kini segera terealisasi. (try/elz)
sumber : https://news.detik.com/berita/d-3582598/sujinah-penjual-tiwul-dan-doanya-yang-sederhana-di-tanah-suci?_ga=2.93237081.574000133.1501464644-216944859.1501211825