Konten dari Pengguna

Uji Kinesiologi Pangan Lokal Tarik Minat Wisatawan di Bali

Kementerian Pertanian
Akun resmi Kementrian Pertanian
6 Oktober 2018 11:52 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kementerian Pertanian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sosialisasi keunggulan pangan lokal (Foto: Kementerian Pertanian )
zoom-in-whitePerbesar
Sosialisasi keunggulan pangan lokal (Foto: Kementerian Pertanian )
ADVERTISEMENT
Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) bersama praktisi kesehatan untuk meningkatkan konsumsi atau kecintaan terhadap pangan lokal melalui uji kinesiologi semakin ramai disosialisasikan di kalangan masyarakat terutama daerah wisata. Kali ini, bertempat di Danau Batur Kabupaten Bangli, Bali, yang ramai dikunjungan wisatawan domestik maupun manca negara menjadi tempat sosialisasi keunggulan pangan lokal terhadap stamina tubuh, pada Jumat (5/10).
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini dihadiri Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi, praktisi kesehatan dr. Hanson, Jajaran SKPD Kabupaten Bangli, Buleleng dan Karangasem, Dinas Pertanian Provinsi Bali, Asosiasi dan Pengelola Usaha Wisata, Tour Guide, Pelaku Usaha Pangan Lokal, serta Tokoh Adat dan Petani.
Praktisi kesehatan, dr. Hanson menjelaskan bahwa pangan lokal seperti kopi, kedelai, kentang dan lainnya dapat meningkatkan dan mengembalikan stamina tubuh seperti stamina nenek moyang dan menampilkan inner beauty. Pangan lokal merupakan warisan nenek moyang ini untuk disebar luaskan kepada publik, sehingga mereka memahami manfaatnya.
“Uji kinesiologi tentang kehebatan pangan lokal ini juga dapat dijadikan salah satu atraksi daya tarik wisatawan asing di wilayah Gunung Batur dan Danau Batur. Para wisatawan diberikan kesempatan dengan mencicipi pangan lokal dan diterapi dengan cara pernapasan dan naik turun tangga agar langkah semakin terasa ringan. Kaki tidak pegel bahkan malam harinya saat tidur pulas dan bangun tidur terasa enteng, enak di badan,” kata Hanson.
Kementerian Pertanian Uji Kinesiology (Foto: Kementerian Pertanian )
zoom-in-whitePerbesar
Kementerian Pertanian Uji Kinesiology (Foto: Kementerian Pertanian )
Tidak hanya beragam, lebih lanjut Hanson menjelaskan, tanaman pangan, buah, sayur, serta hasil perkebunan yang tumbuh di Indonesia memiliki kualitas tersendiri yang mampu bersaing dengan negara lain. Secara tidak langsung, ternyata ada korelasi antara kualitas tanaman dengan kondisi psikolgis masyarakat sekitar.
ADVERTISEMENT
Terapi dilakukan melalui uji terhadap peserta yang hadir di Danau Batur. Menurut Hanson, Kinesiology adalah teknik untuk melihat kemampuan tubuh melalui respon otot. Dengan metode ini, tubuh mampu memilih makanan yang cocok dan baik melalui respon otot.
Secara ilmiah tubuh memiliki kecerdasan tubuh untuk mengenal makanan yang baik. Mengonsumsi makanan yang baik juga perlu ditunjang dengan olah dan sikap tubuh yang baik. Ini dikenal dengan langkah happy, natural, radiant (Hanara).
“Ilmu ini digunakan praktisi kesehatan di seluruh dunia untuk menemukan hal ideal bagi kesehatan tubuh melalui tes otot. Prinsipnya sederhana. Respon uji kinesiologi pada setiap input positif akan menguat. Bila tidak, terjadi sebaliknya. Secara sederhana disebutkan bahwa tubuh tidak pernah berbohong,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Setelah mengenal manfaat pangan lokal ini diharapkan masyarakat lebih mencintai pangan nusantara, menghargai produk petani sendiri. Bahkan wisatawan mancanegara pun menjadi tertarik pada pangan Indonesia, karena mereka butuh sehat dan stamina kuat.
Setuju dengan Hanson, Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi mengatakan program konsumsi pangan lokal dan cintai produk petani ini dipastikan lebih banyak menjangkau banyak kalangan. Sehingga, konsumsi pangan impor semakin berkurang dan produksi pangan lokal semakin bergairah.
“Minat wisatawan mengonsumsi pangan lokal akan menggairahkan petani kita memproduksi lebih banyak dan lebih bagus lagi,” ujarnya.
Uji Kinesiology Kementerian Pertanian  (Foto: Kementerian Pertanian )
zoom-in-whitePerbesar
Uji Kinesiology Kementerian Pertanian (Foto: Kementerian Pertanian )
Harapan serupa pun ditunjukkan Kasubdit Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli, I Wayan Pagel Sujana. Ia mengatakan, Bangli memiliki pangan lokal melimpah, yakni mulai dari kopi, jeruk, beras dan lainnya. Bangli juga menjadi daerah tujuan wisatawan Asing.
ADVERTISEMENT
“Apabila dikelola dengan baik, produk dan pasarnya ini akan mensejahterakan masyarakat sekitar,” ucapnya.
Sementara itu Komang Sukarsana, petani kopi Kintamani yang aktif memasarkan kopi lokal untuk coffee shop, cafe, restoran, dan hotel di wilayah Bali hingga Jakarta mengatakan program ini potensi produk lokal yang luar biasa.
“Pangan lokal untuk stamina tubuh pasti diminati konsumen, banyak sekali manfaatnya,” pangkasnya
Kegiatan ini dilanjutkan pada Sabtu, (6/10), di Pura Ulundanu, Kintamani, Kabupaten Bangli. Dan akan kembali dilanjurkan pada Minggu, (7/10), di Pura Lempuyang Kabupaten Bangli. Peserta terapi pangan lokal untuk stamina tubuh diuji dengan kinesiologi baik di Bangli maupun Karangasem meliputi para pengelola pariwisata, tour guide, pelaku usaha pangan lokal, petani, tokoh adat dan pejabat setempat.
ADVERTISEMENT