Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
International Women’s Day
19 Maret 2022 10:15 WIB
Tulisan dari BEM FIS UM tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bisakah Menghapus Stigma untuk Membangun Keadilan Gender?
ADVERTISEMENT
International Women Days tanggal 8 Maret 2022 merupakan bentuk memperingati momentum bahwa perempuan di seluruh dunia berhak mendapat keadilan dan keamanan yang setara di lingkungan masyarakat. Perempuan merupakan salah satu makhluk yang berperan penting di dunia ini, tetapi pada kenyataannya masih saja ditemukan perempuan yang mengalami ketidakadilan, diskriminasi, dan objek seksualitas oleh segelintir orang yang tidak mengerti betapa pentingnya kita sebagai perempuan dan sebagai manusia dalam hidup bermasyarakat. Terlebih lagi, tidak hanya perempuan, laki-laki pun terkadang dipandang dari berbagai perspektif materi maupun fisik. Kesetaraan gender di masyarakat sangatlah dibutuhkan dalam mewujudkan keadilan sesama manusia.Oleh karena itu, dalam menguatkan perspektif dan membagikan pengetahuan tentang kesetaraan gender, melalui agenda “ADVOKASTRA TALKS #1” Departemen Advokasi, Kajian dan Aksi Strategis, BEM FIS UM berkolaborasi dengan Be With You Indonesia dengan tema: “Bisakah Menghapus Stigma Untuk Membangun Keadilan Gender?” yang dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2022 melalui Live Instagram @bemfis_um X @BeWithYou.idn.
ADVERTISEMENT
Sulitnya merealisasikan kesetaraan gender di Indonesia tidak lepas dari nilai patriarki dan norma yang sudah melekat pada masyarakat itu sendiri. Faktor yang paling dominan dalam sulitnya merealisasikan gender adalah lingkungan terdekat kita, norma serta nilai di masyarakat yang mengakar pada kehidupan masyarakat bahwa perempuan diidentikan dengan 'berdiam diri dirumah' atau dalam kata lain posisi perempuan hanya berada di ranah domestik saja. Seruan dan misi mewujudkan kesetaraan gender bukan hanya berfokus pada kesetaraan perempuan di lingkungan masyarakat, melainkan juga kesetaraan bagi perempuan dan laki-laki di masyarakat, sehingga, dalam hal ini makna mewujudkan kesetaraan gender adalah upaya mewujudkan ruang aman dan #BreakTheStigma dan #BreakTheBias tentang gender dan keadilan itu ada untuk setiap gender.
Berdasarkan pada tema yang diangkat dalam diskusi kali ini yaitu “Bisakah Menghapus Stigma Untuk Keadilan Gender?”. Stigma yang beredar di masyarakat bermula dari lingkup kecil masyarakat itu sendiri yang terdekat dengan diri kita. Di mana hal tersebut bisa saja berasal dari keluarga kita sendiri. Misalnya, di dalam keluarga tersebut kerap kali memihak dan mendorong bahwa nilai anak laki-laki lebih superior dari anak perempuan. Dampak hal tersebut dapat membuat anak laki-laki merasa tinggi diri serta meremehkan kaum perempuan dan menganggap perempuan hanya memiliki kewajiban untuk berdiam diri di rumah. Meskipun ketimpangan ini terjadi, hal tersebut dapat diatasi atau bahkan dihapus dari lingkungan yang membelenggu. Bermula dari diri sendiri hingga nantinya merangkak ke lingkungan sosial yang lebih besar hingga stigma ini dapat dipatahkan dengan menunjukan hasil bahwa kita sebagai perempuan dapat berperan dan berfungsi setara dengan laki-laki dan secara langsung maupun tidak langsung dengan dimulai di lingkungan terdekat kita terlebih dahulu. Pembuktian ini bukan berarti perempuan dapat lebih tinggi dari laki-laki karena setiap manusia mempunyai perannya masing-masing. Kesetaraan gender ini juga bukan bermaksud bahwa perempuan bisa lebih superior, tetapi kesetaraan gender ini ingin menunjukkan bahwa perempuan tidak serendah dan selemah yang dikatakan patriarki sosial, tentu hal ini berlaku juga bagi laki-laki. Mereka pun mempunyai rasa sedih dan payahnya sendiri. Sebagaimana yang disampaikan oleh narasumber, Delia dalam diskusi kemarin.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, baik perempuan maupun laki-laki harus saling support dan menjaga sesama. Kemudian, dari segi perempuan, perempuan yang kuat bukan hanya perempuan yang maju, berbicara, dan menang dalam pertempuran, tetapi perempuan yang kuat adalah mereka yang berani melawan nilai negatif yang disematkan padanya, berani dalam membela diri dan sesamanya hingga menciptakan ruang aman bagi semua makhluk hidup di dunia.
Reporter: Departemen Advokasi, Kajian dan Aksi Strategis
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Tahun 2022