Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kampanye Poligami Lewat Mentoring Berbayar
13 Desember 2021 13:34 WIB
Tulisan dari Ken Ayu Dharma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Halo semua!
Apakah kalian mengetahui istilah poligami?
Poligami merupakan isu sosial klasik yang masih menjadi perdebatan di kalangan muslim diseluruh dunia. Bahkan, di Indonesia islam menjadi mayoritas. Tetapi, poligami masih menjadi hal tabu untuk dibicarakan. Di zaman sekarang, teknologi mulai canggih, dan memudahkan para pegiat poligami untuk berani menampakkan keberadaannya di tengah masyarakat. Poligami yang dulu nya bersifat rahasia, kini mulai menyebar luas hingga menjadi konsumsi publik lewat kelas-kelas mentor berbayar. Mentor-mentor poligami pun rela membayar iklan di sosial media, seperti membuat poster, demi menarik minat orang-orang untuk mengikuti kelas mentor tersebut. Padahal, hal tersebut dapat menghabiskan biaya hingga puluhan juta rupiah. Tak disangka, ternyata kelas mentor poligami memiliki banyak peminat baik itu laki-laki maupun perempuan.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari kanal Youtube Narasi, tim mereka menghampiri salah satu mentor poligami Indonesia yang cukup ternama, yakni kiai Hafidin. Yang di mana beliau adalah seorang kiai Pesantren yang berlokasi di Serang, Banten. Beliau sedang mengisi acara seminar yang berdurasi sembilan jam itu dan seluruh pesertanya adalah perempuan-perempuan yang katanya nih ingin mempelajari tentang lika-liku kehidupan berpoligami. Dan satu doktrin yang ditekankan kiai Hafidin pada peserta seminarnya yaitu, wanita harus taat pada suami, yang di mana taat sebagai syarat mutlak. "Fokusku kepada satu, yaitu memberi yang terbaik kepada kamu. Apapun yang terjadi aku tidak peduli, yang penting apa yang bisa aku perbuat untuk suamiku, yang terbaik" ucap Kiai Hafidin di hadapan para perempuan yang mengikuti kelasnya. Dan beliau menegaskan, bahwasanya seorang istri yang tidak diperlakukan baik oleh suaminya, seharusnya tidak perlu marah dengan dalih berbakti untuk menggapai pahala dari Allah.
ADVERTISEMENT
Dan menariknya nih menurut Kiai Hafidin, masalah poligami akan terus berkembang dan meluas. Beliau mempunyai optimisme bahwasanya pada tahun 2025 semarak poligami akan makin kuat. Dan beliau menjelaskan, bahwa alasannya menjadi seorang mentor poligami karena banyaknya permintaan para lelaki yang ingin belajar berpoligami dan ia merasa bahwa dirinya sukses dalam berpoligami.
Saat itu, tim Narasi mengunjungi rumah kiai Hafidin. Diketahui bahwa beliau sudah melakukan enam kali pernikahan, namun hanya ada empat istri yang tersisa, dua istri sebelumnya sudah di talak, dengan alasan menopause. Alasan beliau menalak kedua istri sebelumnya, karena beliau ingin mempunyai banyak anak. Beliau berpoligami pun tanpa seizin istrinya, karena menurut beliau, keputusan untuk menikah lagi tidak memerlukan perizinan dari sitri sah sebelumnya. Karena bagi kiai Hafidin seorang istri haruslah mematuhi apapun keputusan suami, bahkan dalam hal berpoligami.
ADVERTISEMENT
Lalu tim Narasi mempertanyakan tentang alasan kebanyakan orang yang memilih mentoring kepada kiai Hafidin, "Libido mereka kuat naik, sementara mau berzinah takut. Mau poligami gak tau ilmunya, maka mereka cari saya. Dan kemudian saya mungkin memang prototipe orang yang tidak bisa punya alasan kuat poligami itu harus kaya raya, mengapa? Karena kita bisa lihat, kondisi saya begini" ungkap kiai Hafidin.
Seperti yang kita ketahui teman-teman, bahwasanya kampanye poligami ini sangat memicu pro dan kontra di kalangan masyarakat. Menurut Ariati Dina Puspitasari selaku Sekum PP Nasyiatul Aisyiyah adanya dampak buruk yang ditimbulkan dari kampanye poligami yang di mana banyak dialami oleh anak muda. Dampak yang ditimbulkan dari kampanye poligami ini adalah meresahkan secara perspektif dan paradigma pernikahan, menjadikan tujuan berpoligami dengan alasan untuk material, mendorong peningkatan angka perceraian di Indonesia jika tren poligami ini berkepanjangan. Dan menurut Siti Aminah Tardi selaku Komisioner Komnas Perempuan bahwasanya poligami itu hanyalah perkawinan yang menguntungkan bagi laki-laki saja. "Menurut kami mentoring poligami itu, glorifikasi kekerasan terhadap perempuan karena membenarkan poligami" ucap Siti Aminah.
ADVERTISEMENT
Menurut opini saya berdasarkan kejadian di lingkungan rumah saya, poligami itu bisa berdampak buruk jika sampai menyebar luas di kalangan masyarakat. Bayangkan saja teman-teman, jika di negara ini banyak laki-laki yang memiliki istri lebih dari satu. Akan banyak sekali wanita yang merasa cemburu dan tidak rela untuk di madu. Poligami memang sah-sah saja bahkan di dalam Al quran pun membolehkan berpoligami, tetapi hal ini juga tidak bisa dinormalisasikan sebagai kebiasaan atau bahkan tradisi. Nah dari pembahasan poligami di atas, bagaimana pendapat teman-teman nih tentang poligami? Apa pelajaran dan nilai-nilai yang bisa diambil dari pembahasan di atas? Semoga artikel ini bisa menambah wawasan teman-teman ya.... sampai jumpa....