Konten dari Pengguna

Komunikasi Efektif Dokter Hewan dengan Pasien: Kunci Kesembuhan Hewan Kesayangan

Ken Oryza Asvina
Mahasiswa Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga 2024
24 Desember 2024 11:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ken Oryza Asvina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
                                     Dokter Hewan Menangani Pasien. Foto : Ken Oryza Asvina
zoom-in-whitePerbesar
Dokter Hewan Menangani Pasien. Foto : Ken Oryza Asvina
ADVERTISEMENT
Setiap profesi medis harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif dengan pasiennya, salah satu profesi medis yaitu dokter hewan. Dokter hewan adalah profesi medis yang memiliki misi untuk mempraktikkan ilmu kedokteran hewan dengan memberikan pencegahan, pemeriksaan, pengobatan, serta perawatan untuk kesehatan dan kesejahteraan hewan. Dokter hewan perlu berkomunikasi secara efektif untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan sehingga ia bisa mendiagnosis dan merawat pasien. Dokter hewan memiliki pasien berupa hewan. Tahukah Anda bagaimana cara dokter hewan berkomunikasi dengan pasiennya?
ADVERTISEMENT
Dalam melakukan diagnosis penyakit pada pasiennya, dokter hewan akan berkomunikasi dengan pembawa hewan. Pembawa hewan adalah seorang pemilik hewan ataupun orang lain yang membawa hewan ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan. Dokter hewan akan menggali informasi pasien dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pembawa hewan. Tahapan penggalian informasi ini dinamakan anamnesis. Anamnesis adalah wawancara yang dilakukan dokter hewan untuk mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan pasien. Dokter hewan akan bertanya kepada pembawa hewan mengenai latar belakang hewan seperti umur, jenis kelamin, gejala yang muncul, riwayat penyakit, kondisi feses, urin, riwayat vaksin dan lain-lain. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan akan membantu dokter untuk mengetahui kemungkinan penyakit yang sedang diderita pasien.
Selain berkomunikasi dengan pembawa hewan, dokter hewan akan melakukan tahapan langsung untuk membantu diagnosis penyakit. Tahapan tersebut yaitu observasi. Observasi adalah kegiatan melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi hewan. Walaupun hewan tidak bisa berbicara, dokter hewan bisa mengetahui keadaan hewan dengan mengamati gerak-geriknya. Pada tahapan ini, dokter hewan memerlukan pengetahuan dasar mengenai keadaan hewan normal (fisiologis) seperti cara hewan berdiri, bernapas, dan lain-lain sehingga apabila terjadi kejanggalan pada hewan berarti ada sesuatu yang tidak normal dengan hewan tersebut. Pada observasi, terdapat dua tahapan yaitu palpasi dan auskultasi. Palpasi adalah observasi dengan menyentuh hewan. Dengan menyentuh hewan, dokter merasakan abnormalitas dari postur dan organ-organ hewan. Dokter hewan akan mengetahui dari respon yang diberikan hewan saat disentuh. Tahapan auskultasi yaitu mendengarkan dengan stetoskop. Dokter hewan akan mendengarkan suara napas, detak jantung, dan gerak usus hewan.
ADVERTISEMENT
Setelah tahapan-tahapan tersebut selesai, dokter hewan akan memiliki informasi-informasi yang cukup untuk menegakkan diagnosis. Apabila masih ragu dan belum cukup, dokter hewan dapat melakukan uji lanjutan seperti uji lab untuk mengetahui kondisi darah, feses, urin dan rontgen untuk mengetahui kondisi tulang dan organ lebih jauh. Uji-uji lanjut dapat membantu dokter hewan untuk menegakkan suatu penyakit dan meminimalisir kemungkinan-kemungkinan penyakit yang lainnya.
Dokter hewan sangat memerlukan kemampuan berkomunikasi. Dokter hewan harus memiliki kemampuan untuk mendengarkan dengan baik dan teliti dalam mengajukan pertanyaan yang jelas dan spesifik. Dokter hewan juga harus menunjukkan rasa empati dengan mampu memahami keadaan dan memberikan respon yang tepat saat menangani pasien. Rasa empati dapat membangun rasa kenyamanan dan kepercayaan. Dokter hewan perlu memiliki keterampilan dalam
ADVERTISEMENT
menjelaskan kondisi medis kepada pembawa hewan dengan menggunakan bahasa yang baik dan memberikan penjelasan yang sesuai. Dokter bisa membuka ruang untuk pertanyaan dan klarifikasi agar pembawa hewan bisa menyampaikan hal-hal yang kurang dipahami. Pembawa hewan akan merasa lebih percaya diri dan terlibat dalam proses perawatan.
Komunikasi yang efektif antara dokter hewan, pembawa hewan, dan pasien adalah kunci keberhasilan kesembuhan hewan. Melalui komunikasi efektif, pembawa hewan dapat menjelaskan gejala-gejala yang dialami hewan. Dokter hewan juga dapat melakukan komunikasi non-verbal dengan mengamati gerak-gerik hewan. Dokter hewan akan menegakkan diagnosis dan pembawa hewan dapat memahami dan mengetahui tindakan yang akan diterima hewannya. Pembawa hewan bisa memilih tindakan yang sesuai dengan saran dokter hewan. Dengan berkomunikasi efektif, pesan yang ingin disampaikan dokter dapat dipahami dan diterima dengan benar oleh pembawa hewan serta pasien.
ADVERTISEMENT
Ken Oryza Asvina