Konten Media Partner

8 Sekolah di Kendari Lolos Verifikasi untuk Belajar Tatap Muka di Masa Pandemi

11 November 2020 12:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Makmur, Kepala Dikmudora Kota Kendari. Foto: Nina Piratnasari/kendarinesia.
zoom-in-whitePerbesar
Makmur, Kepala Dikmudora Kota Kendari. Foto: Nina Piratnasari/kendarinesia.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kota Kendari telah melakukan verifikasi terhadap 8 Sekolah Menengah Pertama (SMP), yang telah mengajukan diri untuk diberikan izin menggelar proses belajar mengajar dengan sistem tatap muka di masa pandemi ini.
ADVERTISEMENT
Delapan SMP yang diverifikasi yakni SMPN 17, SMPN 19, SMPN 13, SMPN 9, SMPN 2, SMPN 20, SMPN 5, dan SMP Frater. 
Kepala Dinas Pendididikan Pemuda dan Olahraga, Makmur mengatakan, pihaknya masih melakukan pemantauan mengingat kondisi Kota Kendari yang masih dalam zona merah.
"Hasil verifikasi yang dilakukan tim itu ada delapan sekolah, tapi untuk menetapkan bahwa benar-benar secara resmi dia harus buka sekolah, belum kita tentukan karena kondisi pandemi COVID-19 Kota Kendari masih diatas 500," katanya.
Ia menambahkan, jika kondisi sudah membaik maka 8 sekolah akan dibuka kembali. Tentunya dengan protokol kesehatan yaitu jumlah siswa yang datang di setiap kelas hanya 15 sampai 16 orang, dan diatur jeda masuknya.
ADVERTISEMENT
"Sesuai arahan Bapak Walikota kemungkinan besarnya kita akan pilih dari 8 sekolah tadi untuk menjadi pilotin sekolah tatap muka. Kita belum buka sekarang karena menunggu sampai zona merah itu benar-benar berangsur menjadi hijau atau warga Kota Kendari yang terpapar COVID-19 sudah berada dibawah 100," katanya.
Makmur melanjutkan, syarat untuk melakukan sekolah tatap muka sarana dan prasarana kesehatan siswanya harus sesuai standar protokol kesehatan yang ditetapkan, termasuk para sudah melakukan swab antigen dan dinyatakan non reaktif.
"Ada skenario pembelajarannya, utamanya skenario datang dan pulang tidak bertabrakan, kemudian jadwal pengaturan jam belajarnya itu hanya 2 atau 3 jam tidak seperti yang normal," terangnya.
Bagi siswa yang tidak diizinkan melakukan sekolah tatap muka oleh orangtuanya, tetap akan diakomodir untuk melakukan pembelajaran secara daring atau luring.
ADVERTISEMENT
"Kita berharap nanti akhir tahun ini atau nanti Januari sudah dibawah 100, itu nanti kita akan tentukan lagi. Makanya saat ini kami hanya memantau, memonitor kondisi sekolah tersebut agar tetap pada standar yang kita inginkan," jelas Makmur.