Bayi di Kolaka Utara Menderita Gizi Buruk dan Stunting, Butuh Uluran Tangan

Konten Media Partner
7 Februari 2022 13:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Waode Sitti Khairah bersama bayi perempuannya yang masih berusia lima puluh hari. Foto: Lukman Budianto/kendarinesia.
zoom-in-whitePerbesar
Waode Sitti Khairah bersama bayi perempuannya yang masih berusia lima puluh hari. Foto: Lukman Budianto/kendarinesia.
ADVERTISEMENT
Waode Sitti Khairah, bayi perempuan yang masih berusia lima puluh hari bernapas terengah-engah di pangkuan ibunya. Kulitnya menghitam saat menangis.
ADVERTISEMENT
Rekam medis menunjukan, putri pasangan Bapak La Ode Pindaha, dan Ibu Masda itu mengalami stunting, dan menderita gizi buruk.
Saat dilahirkan, berat badannya hanya 2,1 kg, dalam istilah kesehatan masuk dalam kategori berat badan lahir rendah (BBLR).
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Kolaka Utara, dr Indaryani yang mendampingi bayi tersebut menjelaskan, berat badan bayi BBLR pada umumnya akan bertambah setelah lebih dari sepekan.
Namun hal itu tidak terjadi terhadap Khaira. Berat badannya malah turun, yang saat ini di angka 1,9 kg. "Tadi kita sudah bawa lagi ke rumah sakit," ujar Indaryani.
Hasil pengecekan kesehatan pagi tadi, Khaira diketahui menderita kelainan pada jantung, dan infeksi pada bagian kepala.
Syukur, infeksi pada kepalanya sudah membaik, karena hanya bagian luar yang diduga sempat terkena kuku saat digendong sehingga infeksi.
ADVERTISEMENT
Kedua hal ini diyakini menjadi penyebab bayi malang tersebut susah mengonsumsi ASI maupun susu formula yang membuat pertumbuhannya terganggu.
"Tapi ini sejak lahir memang sudah kekurangan gizi. Karena ibunya itu sakit-sakitan saat mengandung," ujar Indaryani.
"BBLR dapat terjadi ketika bayi lahir secara prematur atau mengalami gangguan perkembangan saat di dalam kandungan," tambah Indaryani.
Ditemui di rumahnya, di Lingkungan Indewe Timur, Kelurahan Lasusua, sebelum melahirkan, Masda mengaku tidak menyadari bahwa dirinya sedang mengandung.
Ibu dari tujuh anak itu baru sadar jika sedang mengandung saat usia kandungannya sudah tiga bulan.
"Saya memang sering sakit. Apalagi waktu saya sudah mengandung enam bulan, itu saya keluar masuk rumah sakit terus sampai kaya kurus beginimi," tutur Masda.
ADVERTISEMENT
Masda juga sedari awal sudah menduga anaknya akan lahir dengan berat di bawah standar.
Kekurangan Biaya
Dokter anak yang menangani Khaira merekomendasikan agar bayi tersebut dirujuk ke Rumah Sakit yang lebih lengkap. Rekomendasinya di Kota Makassar, Kendari, atau Palopo.
"Itu untuk pemeriksaan lebih lanjut kelainan jantungnya," papar Indaryani.
Dengan penghasilan yang tak seberapa sebagai buruh bangunan, dan istrinya yang tidak bekerja serta harus menghidupi tujuh orang anak, La Ode Pindaha dan Masda mengaku tak punya biaya untuk berangkat ke kota yang direkomendasikan oleh dokter.
"Kalau biaya pengobatan kan ada BPJS kata dokter tadi. Tapi yang saya pikir ini biaya ke sana, tinggal di sana, itu kita mau ambil di mana kasihan," keluh Masda.
ADVERTISEMENT
Kedua orang tua Waode Sitti Khairah membutuhkan uluran tangan untuk meringankan beban pengobatan bayi perempuan tersebut.