Efektifkan PBM di Masa Pandemi, SMK di Kendari Susun Kurikulum Darurat COVID-19

Konten Media Partner
27 Oktober 2020 12:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muhammad Janes, Wakasek Kurikulum SMKN 2 Kendari, saat ditemui di ruang kerjanya. Foto: Ardiansyah/kendarinesia.
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Janes, Wakasek Kurikulum SMKN 2 Kendari, saat ditemui di ruang kerjanya. Foto: Ardiansyah/kendarinesia.
ADVERTISEMENT
Guna efektivitas Proses Belajar Mengajar (PBM) secara tatap muka di masa pandemi COVID-19, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), merancang kurikulum darurat, pada Senin (26/10).
ADVERTISEMENT
Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Kurikulum SMKN 2 Kendari, Muhammad Janes mengungkapkan bahwa, kurikulum khusus tersebut tidak berbeda jauh dengan kurikulum yang telah ada, namun telah disederhanakan guna mendukung proses belajar di masa pandemi COVID-19.
"Kita mengacu pada Keputusan Menteri Nomor 719 di bulan Agustus tahun 2020, tentang penyusunan kurikulum revisi khusus sebagai salah satu bagian sistem pendidikan di tengah pandemi COVID-19 ini, sehingga sekolah diharapkan bisa menyusun. Jadi hari ini kita susun kurikulum itu sebagai acuan kita untuk dimasa pandemi ini," bebernya.
Lebih lanjut, Janes mengatakan sejauh ini sistem pembelajaran di SMKN 2 Kendari masih dilakukan via daring, tetapi ada sebagian guru yang sudah melakukan pembelajaran tatap muka, sesuai yang ada dalam peraturan bahwa mata pelajaran di sekolah kejuruan masih diperbolehkan meski berada di zona merah.
ADVERTISEMENT
"Jadi dalam satu semester ini kita masih menerapkan pembelajaran daring, namun khususnya di pelajaran produktif yaitu di kelas 2 dan 3, memang ada sebagian guru memberikan pembelajaran secara tatap muka," ungkapnya.
Meski begitu, guna mencegah terjadinya penyebaran virus corona pihak sekolah membagi pembelajaran tatap muka menjadi dua kelompok. Dicontohkannya, misalnya dalam satu kelas berjumlah 30 siswa maka akan dibagi menjadi dua kelompok. Dimana masing-masing kelompok berjumlah 15 siswa.
Nantinya setiap kelompok akan masuk pembelajaran tatap muka selama satu minggu, dan kelompok lainnya akan belajar dari rumah sambil menunggu pembelajaran tatap muka pada minggu selanjutnya.
Selain itu, pihak sekolah juga sudah menyiapkan tim COVID-19 dimana mereka akan bertugas saat siswa melakukan pembelajaran tatap muka untuk taat protokol kesehatan seperti, penggunaan masker, pengecekan suhu tubuh, dan mencuci tangan dengan sabun.
ADVERTISEMENT
"Sanksi bagi siswa yang tidak mematuhi protokol kesehatan maka siswa itu disuruh pulang, dia tidak bisa masuk di lingkungan sekolah apabila tidak menggunakan masker," jelasnya.