Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Foto: Menikmati Pesona Wisata Gua Air yang Menawan di Pulau Buton
24 Maret 2019 9:46 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
ADVERTISEMENT
Pulau Buton merupakan daerah yang dikenal sebagai penghasil aspal terbesar di dunia. Namun, wilayah kepulauan di Sulawesi Tenggara ini juga memiliki potensi besar pada sektor pariwisata, baik di darat maupun lautnya.
ADVERTISEMENT
Selain Wakatobi yang terkenal dengan wisata bawah lautnya yang kini masuk dalam '10 Top Destinasi Wisata Indonesia', Pulau Buton juga memiliki potensi wisata lainnya, yaitu wisata gua.
Berbeda dengan gua pada umumnya, wisata gua yang ada di Pulau Buton ini memiliki daya tarik tersendiri. Selain jumlahnya yang cukup banyak dan memiliki pemandangan yang sangat menarik, gua-gua tersebut harus dicapai dengan berenang hingga ke dasar.
Hal itu membuat wisatawan selain bisa menikmati suasana yang indah dan cantik, wisatawan juga turut dipacu untuk menguji adrenalin dengan berenang ke dasar gua yang dipenuhi air yang sangat jernih.
Awalnya, potensi wisata gua di Pulau Buton hanya di kenal beberapa saja, seperti Gua Loba-Loba yang terletak di tepian tebing Kabupaten Buton Tengah. Selain itu, di Kota Baubau ada Gua Moko yang letaknya di pantai Nirwana, Gua Lanto di kawasan perumahan pusat Kota Baubau, dan Gua Tanjung Pamali yang ada di Desa Wasuemba, Kabupaten Buton.
Melihat potensi yang ada, komunitas penyelam atau diving Kota Baubau melalui Indonesia Cave Diving Assosiation (ICDA) telah mengeksplorasi beberapa potensi wisata gua lainnya yang ada di Kabupaten Buton Tengah.
ADVERTISEMENT
"Selama satu tahun terakhir kami dan beberapa komunitas ICDA lainnya telah mulai menjelajahi Gua Labungkari, Gua Pemamba, Topasoil, Lahumbe, dan beberapa gua yang berada di Kecamatan Mawasangka Tengah, Kabupaten Buton Tengah, ada lebih dari sepuluh gua," ungkap Alim, salah satu diver Kota Baubau.
Kepada Tim kendarinesia Traveller, Alim menuturkan secara umum Pulau Buton memiliki potensi wisata gua yang lebih baik dibanding daerah lain yang ada di Indonesia
"Yang menarik sebenarnya, jika kita fokus khusus untuk wisata gua dibanding wisata bahari, kita memiliki potensi wisata yang baik dibanding daerah lain. Bisa jadi mungkin daerah lain juga ada namun belum tereksplorasi, tapi kita sudah. Ini sebenarnya aset yang paling berharga," tuturnya.
Ia menuturkan, sejak tahun lalu sudah dikunjungi oleh beberapa wisatawan mancanegara, seperti Malaysia, Inggris, Singapura, dan Thailand. Para wisatawan tersebut telah membuka ruang bersama teman-teman ICDA.
ADVERTISEMENT
Alim mengungkapkan, wisata gua yang memiliki air juga terdapat di Thailand, namun tak sejernih dengan gua-gua yang ada di Kabupaten Buton Tengah. Selain itu, model stalaktit dan stalaknitnya pula lebih beragam.
"Sebagai contoh, kondisi batu yang ada di wilayah Waara tidak sama dengan kondisi bebatuan yang ada di Desa Wabuloli atau di Bungi, Kecamatan Mawasangka, karena batuan di setiap lokasi juga beragam," kata Alim.
Ia menambahkan gua yang ada di Pulau Buton memiliki keunikan tersendiri dibanding gua yang sudah ada di daerah lain. Meskipun jaraknya yang cukup jauh dengan laut sekitar 4-5 kilometer, di dalam gua tersebut juga wisatawan bisa mendapat fosil kerang-kerang.
"Ini yang bikin menarik karena airnya jernih, fosil-fosil yang kita berpikir hanya bisa di dapat di laut ternyata bisa didapatkan di darat, terus stalaktit dan stalakmitnya juga beragam, jenis hewan yang ada di dalam pun itu berbeda dengan hewan yang ada di laut," tutur Alim.
Hewan yang mendiami gua itu pun beragam, mulai dari jenis udang hingga ikan perpaduan antara air tawar dan asin. Sebab, rata-rata air yang ada di gua tersebut beragam, seperti air tawar dan air payau.
ADVERTISEMENT
"Dan yang unik juga itu warna dan jenis ikannya itu yang di gua karena mungkin tidak pernah kena matahari dan berada di kedalaman, sehingga semua badan dan matanya putih. Ini pun kadang-kadang oleh ID Fish atau pendata ikan membutuhkan waktu lama untuk menentukan jenis ikan tersebut karena bisa jadi itu jenis ikan yang baru karena belum pernah dilihat," ungkap Alim.
---
Rusman
Live Update