Kande-kandea, Festival Budaya Buton yang Jadi Ajang Mencari Jodoh

Konten Media Partner
16 Juni 2019 13:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gadis Buton sedang menyuapi para tamu dengan makanan yang sudah disediakan, Foto: Rusman/kendarinesia.
zoom-in-whitePerbesar
Gadis Buton sedang menyuapi para tamu dengan makanan yang sudah disediakan, Foto: Rusman/kendarinesia.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kande-kandea atau dalam bahasa Indonesia artinya makan-makan, merupakan adat istiadat yang hingga kini masih dijaga oleh masyarakat Tolandona, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara.
ADVERTISEMENT
Acara kande-kandea ini merupakan adat istiadat masyarakat Buton yang setiap tahun dilaksanakan usai perayaan Hari Raya Idulfitri. Biasanya dilaksanakan sepuluh hari setelah Lebaran.
Di acara ini, disajikan puluhan talang makanan (nampan berisi makanan) yang dijaga gadis Suku Buton berpakaian adat Buton lengkap dengan riasannya. Mereka nantinya yang akan menyuapi para tamu yang hadir.
Tradisi ini sudah menjadi ikon dan festival budaya Buton setiap tahunnya yang hingga kini masih terjaga. Saat festival, masyarakat Buton maupun wisatawan dalam dan luar negeri biasanya akan berbondong-bondong untuk menghadiri tradisi makan bersama ini.
Dalam sejarahnya, tradisi Kande-Kandea Tolandona diadakan sebagai acara tradisi penyambutan para tamu negara Kesultanan Buton yang berkunjung di Tolandona pada masa lampau. Selain itu, juga sebagai acara penyambutan para pahlawan negeri yang kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan sebagai wujud syukur.
Seorang gadis Buton sedang menyuapi tamu pria di acara Pakande-kandea, Foto: Rusman/kendarinesia.
Hingga saat ini tradisi kande-kandea terus digelar sebagai bentuk pelestarian budaya, sekaligus ajang mencari jodoh bagi para muda mudi yang belum memiliki ikatan pernikahan.
ADVERTISEMENT
Anggun (17), seorang peserta perayaan kande-kandea yang bertugas sebagai penjaga talang makanan, mengakui begitu senang dapat berpartisipasi pada kegiatan tahunan ini sebagai wujud menjaga adat istiadat masyarakat Buton.
"Sengaja ikut acara tradisi ini, karena merupakan satu kebanggaan bagi saya bisa ikut melestarikan budaya," tuturnya kepada kendarinesia, Sabtu malam (15/5).
Sementara Riska (18), gadis yang sudah kali kedua mengikuti kegiatan ini, mengakui senang dapat bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang, sekaligus berharap dapat menemukan jodohnya.
"Pengalaman juga bisa bertemu banyak orang, siapa tahu bisa dapat jodoh juga," ungkap Riska dengan tersipu malu.
Gadis Buton lengkap dengan pakaian adatnya menyuapi salah seorang pengunjung di Festival Pakande-kandea, Foto: Rusman/kendarinesia.
Gadis Buton lengkap dengan pakaian adatnya, Foto: Rusman/kendarinesia.
Gadis Buton penjaga talenan makanan, Foto: Rusman/kendarinesia.
---
Rusman