Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Kisah WN China Jadi Mualaf demi Nikahi Perempuan asal Sultra
6 Mei 2020 15:31 WIB
ADVERTISEMENT
Hubungan kerja antara Mr Wang, seorang Warga Negara Asing (WNA) asal China dengan seorang wanita asli Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), bernama Nuriati atau karib disapa Nuning berlanjut ke jenjang pernikahan.
ADVERTISEMENT
Kepada kendarinesia, Nuning menceritakan awal mula ia bertemu Mr Wang. Saat itu, dirinya dan Mr Wang berada di satu tempat kerja yang sama. Setelah intens berkomunikasi, keduanya menjalin kasih.
Setelah menjalin kasih selama 2 tahun, mereka berdua akhirnya memutuskan untuk menikah pada 2014.
"Saya kenal Mr Wang akhir tahun 2012, pas tahun baru 2013. Terus saya menikah tahun 2014 di desa Pudonggala Utama, Kecamatan Sawa, Konut," kata Nuning.
Rencana pernikahannya dengan Mr Wang saat itu terkendala perbedaan agama. Di mana saat itu Wang beragama Konghucu, sedangkan Nuning beragama Islam.
Sampai pada akhirnya, Mr Wang menunjukkan keseriusannya menikah dengan Nuning, dengan rela menjadi mualaf dan memeluk agama Islam.
Sebelum menjadi mualaf, Mr Wang selama beberapa minggu mendalami agama Islam, mulai dari belajar mengucap syahadat, belajar mengaji hingga belajar membaca surah Alfatihah.
ADVERTISEMENT
"Sebelum dia menikah dengan saya, 1 minggu lebih dia belajar agama Islam, belajar syahadat, belajar baca alfatihah. Setelah itu baru saya antar dia ke imam masjid. Imam mesjid yang kasih mualaf dia," kata Nuning.
Seminggu setelah menjadi seorang mualaf, keduanya akhirnya resmi menikah secara agama dan adat setempat. "Satu minggu setelah mualaf baru kita menikah. Secara agama dan secara adat," katanya.
Setelah menikah, keduanya lalu menjalin biduk rumah tangga secara harmonis. Mr Wang juga membangunkan rumah untuk Nuning di Konawe Utara.
Setelah 7 tahun menikah mereka baru dikaruniai sang buah hati. Nuning melahirkan seorang anak perempuan.
"Setelah menikah 7 tahun, baru tahun ini (2020) punya anak. Saya baru melahirkan beberapa minggu yang lalu. Anak kami perempuan," ucap Nuning.
ADVERTISEMENT
Nuning mengungkapkan, dirinya tak pernah mempermasalahkan soal perbedaan negara dengan Mr Wang. Dia juga yakin Mr Wang tak akan pergi meninggalkannya suatu hari nanti.
Nuning mengaku mau dinikahi Mr Wang karena Mr Wang menghargai dirinya dan keluarganya, serta bertanggung jawab. "Saya menikah karena dia menghargai keluarga saya, mengharagai saya, dan menyayangi saya," katanya.
Sementara itu, Mr Wang juga mengaku belum ada niat untuk kembali ke negara asalnya China. Selama berada di Indonesia, dia menggunakan visa kerja yang diperbarui setiap tahunnya."Untuk sekarang saya pakai visa kerja, jadi saya pakai visa kerja," katanya.
Dia mengaku tetap akan berkerja di Indonesia sampai nantinya dia pensiun. Untuk saat ini, Mr Wang bilang belum memikirkan untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) karena menunggu gaji pensiun di China.
ADVERTISEMENT
"Saya ada gaji pensiun di China, kalau hangus KTP China saya, (gaji pensiun) saya juga hangus. Makanya saya pakai visa kerja. Tiap tahun saya perbarui, dokumen saya lengkap semua," ujarnya.
Diterpa Isu KTP Palsu
Biduk rumah tangga Mr Wang dan Nuning bukan tanpa masalah. Terbaru, Mr Wang diterpa isu telah memalsukan KTP dengan membuat KTP Indonesia palsu.
Foto-foto KTP-nya dengan nama Wawan Saputra Razak, dan kartu keluarganya bersama Nuning juga beredar diberbagai media massa dan media sosial.
Dia dilaporkan ke Polda Sultra oleh seorang oknum anggota TNI atas dugaan pemalsuan KTP. Dirinya juga disebut di beberapa media online lokal sebagai pemilik 2 perusahaan tambang yang ada di Sultra.
Mr Wang mengaku sempat terganggu, dan merasa dirinya diberitakan atau dilaporkan secara sepihak. Padahal, menurutnya, ia tak pernah sama sekali mengurus KTP maupun kartu keluarga.
ADVERTISEMENT
Kata dia, keberadaan dia di Indonesia masih sebagai WNA China, dan menggunakan dokumen visa kerja selama berada di Indonesia.
"Tidak. Tidak pernah saya urus KTP. Tidak pernah. (Kepingan KTP) tidak pernah. Saya tau dilaporkan ke Polisi) dari teman yang kirim. Mereka yang baca, kok bisa dilapor, saya bilang saya tidak pernah urus ini (KTP), tidak pernah saya. Saya juga bingung, kenapa ada foto saya," ujarnya.
Dia juga membantah bahwa menjadi pemilik 2 perusahaan tambang di Konawe Utara. Katanya, dia hanya sebagai pekerja, atau geologist di perusahaan.
Sementara itu, istri Mr Wang, Nuning, juga membantah bahwa suaminya punya KTP Indonesia. "Kalau soal KTP tidak pernah melihat fisiknya seperti apa, saya tidak pernah mengurus atau pegang seperti apa," kata Nuning.
ADVERTISEMENT
Nuning mengaku sudah mendengar isu dan berita yang berkembang. Bahwa suaminya membuat KTP untuk keperluan administrasi. Nuning kembali menegaskan bahwa suaminya tak pernah membuat KTP, apalagi untuk keperluan adaministrasi di Indonesia.
Untuk keperluan administrasi, misal membeli rumah, atau hal lain. Selalu atas nama dirinya, dan tidak pernah atas nama Mr Wang.
"Kami diisukan (buat KTP palsu) katanya untuk menggunakan administrasi, untuk pembelian mobil atau apa. Saya cuma mau bilang, silahkan cek pembiayaan, atau kantor apa saja, apa memang KTP itu pernah digunakan. Selama ini urusan administrasi itu atas nama saya semua," pungkasnya.
𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙛𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙠𝙚𝙣𝙙𝙖𝙧𝙞𝙣𝙚𝙨𝙞𝙖 𝙙𝙞 𝙄𝙣𝙨𝙩𝙖𝙜𝙧𝙖𝙢 @𝙠𝙚𝙣𝙙𝙖𝙧𝙞𝙣𝙚𝙨𝙞𝙖 𝙙𝙖𝙣 𝙠𝙡𝙞𝙠 𝙩𝙤𝙢𝙗𝙤𝙡 '𝙄𝙆𝙐𝙏𝙄 ' 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙧𝙖𝙜𝙖𝙢 𝙞𝙣𝙛𝙤𝙧𝙢𝙖𝙨𝙞 𝙢𝙚𝙣𝙖𝙧𝙞𝙠 𝙡𝙖𝙞𝙣𝙣𝙮𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙚𝙧𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙙𝙞 𝙎𝙪𝙡𝙖𝙬𝙚𝙨𝙞 𝙏𝙚𝙣𝙜𝙜𝙖𝙧𝙖.
ADVERTISEMENT