Perjuangan Keumalahayati, Pimpin 2.000 Janda Inong Balee di Agresi Militer Aceh

Konten Media Partner
4 Mei 2024 13:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Novelis Sultra, Jaya Tamalaki saat peluncuran novel Inong Balee di Jakarta beberapa waktu lalu.
zoom-in-whitePerbesar
Novelis Sultra, Jaya Tamalaki saat peluncuran novel Inong Balee di Jakarta beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Keumalahayati merupakan Pahlawan Nasional yang diakui atas keberanian, kepemimpinan, dan kontribusinya dalam membela tanah air. Ia dibesarkan di wilayah yang terkenal dengan tradisi maritim kuat.
ADVERTISEMENT
Kisah perjuangannya melawan agresi militer di Aceh tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia. Laksamana Keumalahayati pernah memimpin 2.000 janda untuk melawan agresi militer tersebut.
Dialah Jaya Tamalaki, novelis asal Sulawesi Tenggara (Sultra), yang telah mengulik kisah laksamana perempuan pertama di dunia. Jaya Tamalaki meluncurkan sebuah buku sejarah Laksamana Keumalahayati (1550-1615) yang bertajuk 'Inong Balee' di Kesultanan Aceh, beberapa waktu lalu.
Buku setebal 666 halaman dalam bentuk novel itu, mengupas secara lugas dan menghibur tentang perjuangan panjang dan berliku seorang Laksamana wanita pertama di dunia bernama Keumalahayati, yang kepahlawanannya, baru ditetapkan oleh presiden Joko Widodo pada tanggal 9 November 2017.
Padahal, perjuangannya dalam melawan penjajah di abad 16, jauh sebelum pahlawan nasional lainnya eksis melawan penjajah secara signifikan.
ADVERTISEMENT
Dalam paparannya di hadapan Dr. Ichsanuddin Noorsy, Dr. Rieke Diah Pitaloka Intan Purnamasari, Mayjen Robi Herbawan sebagai pemilik ide cerita, Brigjen Rionardo, beberapa Jenderal lainnya dari Kementerian Pertahanan, dan para undangan lainnya, Jaya mengatakan kisah ini sangat menarik.
Novel Inong Balee 1599.
Kisah dan sejarah Laksamana Keumalahayati menjadi sangat menarik karena, tidak hanya keberhasilannya membunuh Jenderal Penakluk Bangsa-Bangsa asal Belanda bernama Cornelius D Houtman.
Tetapi, menampar dan mempermalukan Bangsa Eropa yang rasis dan angkuh. Tak hanya itu, Keumalahayati juga mencetak sejarah dan prestasi gemilang, bersama sepuluh Sultan yang secara bergantian menahkodai Kesultanan tersebut dengan segala dinamika politik, gejolak sosial, konflik di internal kerajaan, persaingan keras antar Sultan, menghadapi serangan dari kerajaan lain, dan serbuan Portugis, Belanda, dan Inggris yang bernafsu menguasai negeri serambi Makkah tersebut dengan segala cara.
ADVERTISEMENT
Putri Laksamana Mahmud Syah, dan cucu dari Laksamana Muhammad Said Syah itu, sejatinya adalah penggerak awal emansipasi wanita pertama di dunia setelah istri-istri Rasulullah SAW.
Wanita tangguh dan cerdas ini, pernah memegang jabatan sebagai Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia, Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat, dan menjadi Laksamana Wanita Kesultanan Aceh bersama 2000 pasukan janda bernama ‘Inong Balee,’ yang dipimpinnya.
Beliau berhasil menghalau agresi militer dari kerajaan lain, menghalau gencarnya serangan secara berulang-ulang dari Portugis, Belanda, dan Inggris, sehingga membuat Kesultanan Aceh sulit di taklukkan bangsa mana pun.
Patriotisme, jiwa pejuang yang mengalir dalam darahnya, keahlian diplomasi, andal dalam strategi perang, kemampuan intelijen, dan kemampuannya di medan perang, membuatnya menjadi wanita yang paling banyak dibicarakan dunia di zamannya.
ADVERTISEMENT
Berkat jasanya, Sultan Iskandar Muda mampu meneruskan cita-cita perjuangannya, setelah berbagai masalah di internal kesultanan saat itu diselesaikannya sebelum berpulang. Laksamana Keumalahayati sejatinya adalah pejuang emansipasi wanita atas prestasi cemerlangnya saat dimana kaum wanita, masih berada di bawah dominasi kaum pria di semua sektor.
Tidak salah jika Ratu Elisabet, mengiriminya pesan khusus melalui utusannya dengan sederet kalimat pujian yang berbunyi. "Saya tidak pernah tahu seberapa mampu seorang wanita mampu mengubah peradaban dunia, sebelum Keumalahayati melakukannya"
"Novel Inong Balee ini juga telah dimulai proses produksinya menjadi film kolosal, yang secara khusus mengangkat prestasi, dan hasil karyanya, bukan personalnya. Sebab representasi atau personifikasi yang terkenal dari inong balee, adalah Laksamana Keumalahayati pastinya," kata Jaya ditemui di Kendari, Rabu (4/5/2024).
ADVERTISEMENT
Menurut Jaya, kekalahan memalukan Belanda dan Portugis dalam berbagai perang melawan Laksamana Keumalahayati, adalah salah satu alasan mengapa nama beliau berusaha ditenggelamkan pihak barat, sehingga gelar kepahlawanannya didahului para penerusnya.
"Harapannya, dengan kehadiran Novel dan Insya Allah menjadi film ini, sejarah dan prestasi cemerlang beliau yang telah berusaha dibenamkan bangsa yang pernah dikalahkannya selama ratusan tahun, sosok perempuan hebat yang pernah dimiliki peradaban dunia ini, mendapat apresiasi sepantas prestasinya oleh generasi muda, masyarakat Indonesia, dan dunia secara umum," tandasnya.