Potret Desa Tapuwatu di Konawe Utara yang Hilang Disapu Banjir Bandang

Konten Media Partner
23 Juni 2019 9:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Desa Tapuwatu yang tersapu banjir bandang, Foto: Lukman Budianto/kendarinesia.
zoom-in-whitePerbesar
Desa Tapuwatu yang tersapu banjir bandang, Foto: Lukman Budianto/kendarinesia.
ADVERTISEMENT
Kini hanya lumpur dan puing-puing bangunan yang terlihat di depan mata. Tampak juga seseorang terlihat mengais sisa-sisa bangunan. Terlihat tiga orang sedang memancing di bibir sungai. Lalu dua orang lagi terlihat membawa puluhan piring kotor. Suasananya sunyi. Hanya suara burung yang terdengar bersahut-sahutan.
ADVERTISEMENT
Begitulah pemandangan dan suasana di Desa Tapuwatu, Kecamatan Asera, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Desa Tapuwatu adalah daerah terparah yang dilanda banjir bandang di Kabupaten Konawe Utara dua pekan lalu. Banjir bandang itu juga melanda 46 desa lain yang berada di 4 kelurahan dan 7 kecamatan.
Banjir akibat luapan Sungai Lasolo itu menyapu bersih 71 rumah di desa tersebut. Kini hanya tersisa 9 rumah dan 1 bangunan masjid. Itu pun sudah tidak utuh dan kondisinya porak-poranda.
Akibatnya, sekitar 200 jiwa penduduk desa itu mengungsi ke gunung. Hanya sebagian kecil barang-barang yang berhasil mereka selamatkan.
Kesaksian Warga
Erwin (36), warga Desa Tapuwatu bercerita bagaimana awal mula bencana itu terjadi. Saat itu, kata Erwin, hujan dengan intensitas tinggi mulai mengguyur desanya sejak akhir Mei. Pada tanggal 3 Juni, Sungai Lasolo mulai meluap. Tapi, warga setempat menilai hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar.
ADVERTISEMENT
"Ya memang kalau deras hujan biasa meluap ini sungai," kata Erwin. Karena itu, warga setempat belum meninggalkan pemukimannya dan tetap beraktivitas seperti biasa.
Barulah pada 5 Juni, beberapa warga mulai mengungsi dari desa tersebut. Sebab, air luapan Sungai Lasolo semakin meninggi dan masuk ke rumah.
"Itu kita sudah mulai khawatir di situ. Soalnya biasanya air kalau sudah naik, surut. Ini tambah tinggi," cerita Erwin.
Erwin dan warga lainnya mengungsi ke area perbukitan yang jaraknya kurang lebih satu kilometer dari pemukiman warga Desa Tapuwatu.
Puing-puing yang tersisa dari desa Tapuwatu, Foto: Lukman Budianto/kendarinesia.
Tanggal 9 Juni, Sungai Lasolo meluap hingga ke atap rumah warga. Beberapa rumah, kata Erwin, sudah tenggelam. Lalu pada 10 Juni, pemukiman warga sudah mirip seperti danau.
ADVERTISEMENT
Akses ke desanya pun terputus akibat banjir yang disertai longsor. Saat itulah masa-masa tersulit bagi warga Tapuwatu. Dikarenakan suplai makanan dari luar tidak bisa lagi masuk ke wilayah mereka.
"Kita ini kan sempat terisolir," kata Erwin. Hal ini pun sejalan dengan pernyataan Bupati Konawe Utara, Ruksamin, saat memaparkan kondisi Konawe Utara di hadapan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
"Saya berterimakasih atas upaya TNI, Polri, BPBD, Basarnas, serta pihak pihak lainnya. Atas kerjasamanya, warga saya yang sempat terisolir tidak kelaparan," kata Ruksamin di Rumah Jabatan Bupati Konut.
Rencana Relokasi
Letak Desa Tapuwatu memang berada tepat di bantaran Sungai Lasolo. Karena itu, warga Tapuwatu meminta relokasi kepada pemerintah setempat.
ADVERTISEMENT
Hal ini direspons positif oleh Bupati Konawe, Ruksamin. Dalam wawancara beberapa waktu lalu, Ruksamin mengatakan siap untuk merelokasi pemukiman warga Tapuwatu.
Erwin saat ditemui di Desa Taputawu, Foto: Lukman Budianto/kendarinesia.
Ada 3 desa yang rencananya akan direlokasi oleh Pemda Konawe Utara. Ketiganya adalah Desa Tapuwatu, Desa Wanggudu Raya, dan Desa Walalindu. Ketiga desa ini masuk di wilayah Kecamatan Asera.
"Tiga desa yang siap direlokasi itu adalah Dea Tapuwatu, Wanggudu Raya, dan Walalindu, Kecamatan Asera," kata Ruksamin.
Memang, dari pantauan kendarinesia, ketiga daerah ini terletak di bantaran Sungai Lasolo. Desa dengan daratan paling rendah adalah Desa Tapuwatu.
Hingga saat ini, warga Tapuwatu masih bertahan di pengungsian. Tidak ada pilihan bagi mereka. Pasalnya, tidak ada lagi rumah di Desa Tapuwatu yang bisa didiami.
ADVERTISEMENT
---