Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Pemurnian Nikel PT GNI di Konawe
27 Desember 2021 17:13 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan produksi perdana pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter) nikel milik PT Gunbuster Nickel Industri di Kawasan Virtue Dragon Nikel Industri Park di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sultra, Senin (27/12).
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi didampingi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi, Gubernur Sulawesi Tengah Rusdi Mastura dan pejabat setempat.
"Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim hari ini saya resmikan pabrik smelter PT Gunbuster Nickel Industri," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya.
Jokowi berharap kehadiran smelter tersebut bisa berdampak signifikan demi kebangkitan ekonomi masyarakat dimana perusahaan tersebut berdiri. Dimana, lapangan pekerjaan akan terbuka lebar.
"Sehingga semua rakyat kita, kita ingin semua bisa bekerja. Tidak hanya melihat bahan mentah yang di ekspor ke negara lain, tapi memberikan nilai tambah lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya," paparnya.
Tak lupa, Presiden Jokowi meminta kepada pemerintah setempat agar bisa memberikan rasa aman kepada para pelaku investasi dalam mengembangkan perusahaan tersebut dimasa akan datang.
ADVERTISEMENT
"Kepada Gubernur dan Bupati, berikan rasa aman kepada para investor di perusahaan ini untuk menjalankan aktifitas usaha ini. Sehingga bisa meningkatkan nilai investasi dimasa akan datang," ungkapnya.
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan kehadiran industri yang menaungi PT Gunbuster Nickel Industri dinilai mampu meningkatkan pertumbuhan perekonomian, baik untuk Sulawesi Tengah maupun Sulawesi Tenggara.
"Dengana adanya industri smelter ini, Sulawesi Tengah pertumbuhan ekonominya 10%. Dan Sulawesi Tenggara 3,7%, namun (jumlah 3,7%) ini lebih tinggi dari (rata-rata) nasional," ujarnya.
Ia mengungkapkan hilirisasi ini bisa memberikan daya saing dan menghasilkan sumber daya alam, serta industri ini juga bisa mendorong untuk menjaga lingkungan.
Hartaro memaparkan nilai investasi pada smelter tersebut mencapai USD 15,7 Miliar dolar dan hasilnya bisa mencapai 969 ton pertahun.
ADVERTISEMENT