PT VDNI Buka Suara soal Ditundanya Kedatangan 500 TKA China ke Sultra

Konten Media Partner
9 Mei 2020 16:53 WIB
Lokasi perusahaan PT VDNI. Foto: Wiwid Abid Abadi/kendarinesia
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi perusahaan PT VDNI. Foto: Wiwid Abid Abadi/kendarinesia
ADVERTISEMENT
Setelah menuai polemik, rencana kedatangan 500 TKA asal China ke Sulawesi Tenggara (Sultra) akhirnya ditunda oleh Kementerian Tenaga Kerja.
ADVERTISEMENT
Diketahui, 500 TKA China itu rencananya akan bekerja di PT VDNI dan PT OSS, dua perusahaan pemurnian nikel yang ada di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sultra.
Dengan ditundanya kedatangan ratusan TKA asal Tiongkok itu, pihak perusahaan pun akhirnya angkat bicara.
Melalui keterangan resminya, Human Resources Department Manager PT VDNI dan PT OSS, Ahmad Saekuzen, menjelaskan bahwa pihaknya sangat bergantung pada 500 TKA itu untuk percepatan pembangunan smelter.
Kata Ahmad, TKA tersebut nantinya akan bekerja sebagai teknisi di lokasi pembangunan smelter. Dia juga menyebut bahwa ada keterbatasan pekerja yang ahli dalam bidang tersebut.
"Untuk teknisi di smelter memang karena ada keterbatasan ‘man power’, kami membutuhkan orang-orang yang berpengalaman dalam hal itu, sehingga muncullah rencana mendatangkan 500 TKA dari China," kata Ahmad, Sabtu (9/5).
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya (kedatangan 500 TKA China) adalah kaitannya dengan mempercepat pembangunan daripada smelter kami," sambungnya.
PT VDNI. Foto: Wiwid Abid Abadi/kendarinesia
Jika dipandang hanya dari satu sisi, lanjut Ahmad, kedatangan 500 TKA itu memang seperti menambah jumlah TKA China bagi PT VDNI dan PT OSS. Tapi, pada dasarnya, hal tersebut justru akan menambah lagi rekrutmen tenaga kerja lokal.
Sebab, setelah smelter itu rampung, pihak perusahaan, lanjut Ahmad, memastikan akan merekrut tenaga kerja lokal dalam jumlah besar.
"Karena kalau smelter itu jadi, kami pasti akan merekrut tenaga kerja lokal untuk mengoperasikan smelter itu. Sedangkan untuk TKA China itu, kan, dibatasi masa kerjanya, tidak selamanya mereka akan bekerja di sini," katanya.
"Seharusnya hal ini didukung dengan baik, meski beberapa (pihak) menolak, saya hargai itu, tetapi itu seharusnya tidak dilakukan," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Ahmad menjelaskan, bahwa saat ini PT VDNI dan PT OSS tetap mengutamakan karyawan daru warga lokal, utamanya warga di 3 Kecamatan di lingkar perusahaan.
Bahkan, Ahmad bilang, hampir seluruh warga di tiga kecamatan itu telah terserap sebagai tenaga kerja di PT VDNI maupun PT OSS.
"Warga di tiga kecamatan seperti Morosi, Bondoala, dan Kapoiala, hampir semuanya sudah terserap menjadi tenaga kerja di perusahaan kami, kecuali memang yang lansia, ibu-ibu, dan anak-anak, itu tetap bekerja di rumah," jelasnya.
"Jika dipresentasikan mungkin sudah mencapai 90 persen. Kedepannya, kami memang masih butuh banyak sekali tenaga kerja lokal, pasti kami merekrut warga lokal untuk menjadi karyawan di smelter kami," imbuhnya.
Dia kembali memastikan bahwa jika proyek pembangunan Smelter tersebut telah selesai, pihaknya akan merekrut sebanyak banyaknya tenaga kerja lokal.
ADVERTISEMENT
"Saat ini, untuk hitung-hitungan fiksinya memang belum, karena memang harus dihitung dari berbagai aspek tetapi itu akan menambah ribuan lowongan kerja baru. Saat ini saja, kami masih membutuhkan sekitar 4 ribu karyawan," pungkasnya.
***
*kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!