Konten Media Partner

Sandiaga Terpesona dengan Keindahan Bawah Laut Labengki, Sultra, Jajal Diving

12 Oktober 2024 12:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu kawasan konservasi Kima di Pulau Labengki.
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu kawasan konservasi Kima di Pulau Labengki.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyelesaikan sekaligus menutup rangkaian terakhir dari visitasi 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 di Desa Wisata Labengki yang berada di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Jumat (11/10).
ADVERTISEMENT
"Ini adalah desa wisata terakhir dari visitasi ADWI. Selamat kepada Desa Wisata Labengki yang terpilih menjadi desa wisata unggulan dari 19 desa wisata yang ada di Konawe Utara," kata Sandiaga usai melakukan visitasi ADWI 2024.
Sandiaga menjelaskan, setelah visitasi ADWI 2024 berakhir, proses penjurian pun dimulai. Secara tertutup para dewan juri akan berdiskusi guna menentukan desa wisata yang akan meraih penghargaan ADWI berdasarkan kategori seperti Desa Wisata Terbaik, Desa Wisata Terfavorit, dan kategori lainnya.
"Mudah-mudahan kehadiran ADWI bisa menarik lebih banyak wisatawan, serta membuka peluang usaha dan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat," kata Menparekraf Sandiaga.
Sandiaga Uno saat menjajal diving di spot konservasi Kima di Pulau Labengki.
Sandiaga mengapresiasi antusiasme masyarakat Labengki yang sangat luar biasa. Ia disambut dengan sorak sorai gembira diiringi Tarian Mondotambe dan Lulo Lariangi. Kedua tarian tersebut merupakan tarian khas daerah yang disuguhkan untuk menerima tamu kehormatan.
ADVERTISEMENT
Desa Wisata Labengki yang dihuni lebih dari 489 jiwa tidak hanya dikenal dengan keindahan panorama alam namun juga kekentalan budaya serta adat istiadat yang masih melekat di dalamnya.
Salah satu adat istiadat yang sampai saat ini masih dilakukan oleh masyarakat yaitu 'Kalosara' sebagai simbol hukum adat masyarakat Suku Tolaki.
Selain Suku Tolaki, ada pula Suku Bajo dan Suku Buton yang mendiami Desa Wisata Labengki. Ketiga suku tersebut memang mempunyai kebiasaan bermukim di wilayah pesisir atau laut.
Menariknya, Suku Bajo dikenal secara umum sebagai manusia laut lantaran kemampuan menyelamnya. Masyarakat Suku Bajo dapat menyelam ke dalam laut dengan durasi yang cukup lama tanpa menggunakan alat bantu pernapasan.
Desa Wisata Labengki setidaknya menawarkan 10 spot wisata yang menjadi favorit wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara seperti Goa Tobelo, Laguna, Blue Lagoon, Kimaboe Hill, Teluk Cinta, Pantai Pasir Panjang, Pantai Pasir Merah, Kampung Bajo, Menara Mercusuar, dan Goa Kolam Renang.
ADVERTISEMENT
Potensi wisata bawah laut yang dapat dijumpai di Desa Wisata Labengki tentunya snorkeling dan diving. Hal ini menarik perhatian Sandiaga untuk menjajal atraksi tersebut dan mengikuti kegiatan konservasi melalui relokasi Kimaboe sebuah kerang raksasa di kedalaman sekitar 8 meter.
"Kami sudah hadir dan melihat keindahan budaya, alam, dan keunikan wisata bawah laut yang memiliki keunggulan berkelas dunia," ujarnya.
Pulau Labengki masuk dalam penjurian ADWI 2024.
Sederet potensi daerah tersebut rasanya tidak lengkap tanpa kehadiran ekonomi kreatif seperti kuliner dan kriya. Adapun aneka kuliner tradisional yang menjadi andalan adalah Soso’o, Sinole, Loar, Keripik Songgi, Abon Ikan, Gogola Boe Saloka, dan Molome.
Sementara untuk produk kriya, masyarakat desa menggunakan bahan ramah lingkungan yang banyak tersedia di sekitar wilayah desa seperti kerajinan kerang-kerangan yang diolah menjadi tempat tisu, gantungan kunci, lampion, hiasan dinding, aksesoris wanita, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
"Mudah-mudahan dua dewan juri di sini juga setuju dengan saya bahwa ini akan menjadi salah satu unggulan untuk menjadi yang terbaik di nusantara," ujar Sandiaga.