Seorang Peserta Munas Kadin di Kendari Meninggal Dunia, Diduga Terpapar COVID-19

Konten Media Partner
9 Juli 2021 20:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelaksanaan Munas Kadin VIII di Kendari. Foto: Dok Kadin Sultra.
zoom-in-whitePerbesar
Pelaksanaan Munas Kadin VIII di Kendari. Foto: Dok Kadin Sultra.
ADVERTISEMENT
Salah satu peserta Musyawarah Nasional (Munas) VIII Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Kendari, Rudy D Siregar, dikabarkan meninggal dunia di kendari setelah diduga terpapar COVID-19.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dibenarkan langsung oleh La Ode Rahmat Apiti, selaku Koordinator media center Kadin Sultra saat hubungi kendarinesia, pada Jumat (09/07).
“Pertama, Innalillahi wainna ilaihi rojiun Kadin Sultra berduka atas meninggalnya beliau. Beliau itu pengurus pusat dari jakarta bernama Rudy D Siregar,” kata La Ode Rahmat.
Namun meski begitu La Ode Rahmat mengatakan, ia tidak tahu menahu apakah Rudy meninggal karena corona atau bukan, sebab hal tersebut yang berhak menjawab adalah tenaga medis.
“Kalau untuk meninggalnya saya kurang tau apakah COVID atau bukan, karena itu menyangkut data medis kalau yang tersebar di publik beliau itu karena COVID-19,” ungkapnya.
Lalu ia menjelaskan kronologi Rudy dinyatakan positif COVID-1. Saat almarhum tiba di kendari pada 29 Juni lalu untuk menghadiri Munas Kadin di Kendari, pihak panitia lalu melakukan tes PCR karena memang panitia Munas Kadin benar-benar memperketat prokes kepada seluruh peserta munas.
ADVERTISEMENT
Usai menjalani tes PCR hotel Claro Kendari, almarhum dinyatakan positif COVID-19. Ia lalu diarahkan untuk melakukan karantina, “Nah ketika positif, beliau langsung di karantina. Jadi kami duga bahwa beliau itu memang terpapar COVID sejak dari jakarta, karena faktanya memang istrinya beliau itu kan lagi isolasi mandiri,” bebernya.
Sementara 29 orang rekan Almarhum yang diketahui datang bersama Rudy di kendari berdasarkan hasil tes PCR dinyatakan negatif COVID-19. Sementara peserta munas dan juga panitia telah dilakukan tes PCR seluruhnya dinyatakan negatif corona.
Ia pun meluruskan adanya informasi yang beredar jika ada klaster kadin terkait pelaksanaan Munas di Kendari. Rahmat juga mengatakan jika pengurus Kadin pusat berbicara tidak sesuai fakta yang ada.
“Yang ngomong itu pengurus kadin pusat karena ngomongnya tidak sesuai fakta," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
“Intinya tidak ada klaster kadin, hanya satu peserta dan meninggal,” tegasnya.
Ia pun tidak lupa mendoakan Almarhum dan berharap agar pihak keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dalam menghadapi cobaan ini.
“Oleh karena itu, kadin sultra berduka arwah beliau diterima disisinya dan semoga keluarga yang ditinggalkan sabar, jadi kami berduka walaupun mungkin segelintir orang ada yang hate dengan peristiwa seperti ini tapi kami mendoakan semoga beliau diterima yang maha kuasa,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadis) Kesehatan Kota Kendari, drg Rahmaningrum saat dikonfirmasi kendarinesia mengatakan ia tidak mengetahui jika ada peserta Munas Kadin yang terkonfirmasi positif corona lalu meninggal. Bahkan ia mengatakan baru mengetahui informasi tersebut dari awak media.
"Saya betul-betul tidak mengetahui itu, justru saya dapat informasi tersebut dari kalian-kalian(awak media), dari instansi resmi Kadinnya kita di Dinkes Kota Kendari tidak menerima laporan terkait hal itu," ungkap Rahmaningrum, pada Jumat (09/07).
ADVERTISEMENT
Jurnalis kendarinesia lalu mencoba mengkonfirmasi ke Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara, namun Plt Kadinkes Sultra Hj. Husnia sedang tidak berada di tempat, kami mencoba menghubungi via telpon dan WhatsApp namun yang bersangkutan tidak memberikan jawaban.
Kami juga lalu mencoba mengkonfirmasi ke pihak kepolisian melalui Kasubbid Penmas Humas Polda Sultra, Kompol Dolfi Kumaseh. Dolfi lalu mengatakan jika pihaknya tidak menangani terkait meninggalnya salah satu peserta Munas Kadin yang diduga karena terpapar corona. Sebab menurutnya hal itu merupakan tugas Satgas COVI-19 Kota Kendari.
"Untuk informasinya di satgas, pihak kepolisian tidak menangani hal tersebut karena sudah menjadi tugas Satgas COVID-19," jelas Dolfi.
Sama halnya dengan Pemerintah Kota Kendari yang kami konfirmasi melalui Kabid Infokom Dinas Kominfo Kota Kendari, Heri Ashak. Ia mengatakan bahwasanya terkait hal itu dirinya tidak bisa memberikan komentar dan mengarahkan jurnalis agar mempertanyakannya ke Dinkes Kota Kendari.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak bisa beri komentar masalah itu, coba ke Dinkes Kota Kendari," singkat Heri Ashak, pada, Jumat (09/07).
Aldo