Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Sinonggi, Makanan Khas Sulawesi Tenggara yang Kenyal dan Lengket
23 Februari 2019 19:52 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
ADVERTISEMENT
Indonesia dikenal memiliki banyak keanekaragaman hayati yang tumbuh di seluruh pelosok nusantara, tak terkecuali di Sulawesi Tenggara. Sebuah Provinsi yang menyimpan ragam hayati yang bisa dijadikan sebagai makanan khas seperti tepung sagu yang dihasilkan dari pohon rumbia (pohon sagu).
ADVERTISEMENT
Pohon rumbia merupakan tumbuhan berjenis palma yang tumbuh dan tersebar hampir diseluruh daratan Sulawesi Tenggara. Maraknya, pohon rumbia ditemui dikawasan berair seperti di rawa-rawa air tawar, aliran sungai dan tanah bencah lainnya, dan tereletak di lingkungan hutan-hutan dataran rendah.
Tepung sagu jika diolah dan diproduksi bisa menghasilkan ragam panganan tradisional, diantaranya Sinonggi. Sinonggi atau Songgi merupakan makanan khas bagi suku yang mendiami wilayah Sulawesi Tenggara, yakni suku Tolaki.
Sinonggi memiliki fungsi yang sama seperti nasi, telah menjadi makanan pokok bagi masyarakat daratan Sulawesi Tenggatra yang memiliki kandungan karbohidrat, pas saat dihidangkan bersama lauk seperti sayur dan ikan.
Namun, seiring perkembangan zaman, lauk-pauk pada Sinonggi telah banyak berkembang, mengikuti keinginan bagi penikmatnya. Kadang, dihidangkan hanya dengan cumi saja, ayam ataupun dengan daging sapi.
ADVERTISEMENT
Bahkan, dulu Sinonggi hanya dicampur dengan ikan air laut yang dimasak bening, tidak menggunakan bawang merah dan bawang putih.
Makanan khas Sinonggi meliputi:
Songgi memiliki bentuk yang unik, makanan yang berbentuk hampir seperti lem, kenyal dan lengket. Oleh sebab itu, saat dihidangkan selalu disertai dengan lauk yang berkuah.
Sementara untuk membuatnya terbilang cukup mudah. Mula-mula sagu dicuci dengan cara menambahkan air kedalam sagu ke dalam wadah kemudian disaring.
Setelah itu, sagu diendapkan beberapa menit, hingga airnya terpisah dengan sagu. Lantas, air endapan tersebut dipisahkan dari sagu kemudian disiramkan dengan air mendidih, dan diaduk hingga berubah warna dan memiliki kekentalan sesuai penikmatnya.
Oh iya sahabat kendarinesia, rasa Sinonggi terbilang cukup tawar, sehingga perlu dicampurkan dengan lauk lainnya agar mendapatkan rasa yang nikmat dan luar biasa.
ADVERTISEMENT
Lauk yang satu ini paling sering dijumpai pada saat Sinonggi dihidangkan. Sayur bening dengan dedaunan bayam dan juga kacang panjang. Namun, tidak menutup kemungkinan jenis sayur akan berbeda. Bisa jadi menggunakan jagung, wortel ataupun sayur lainnya sesuai selera.
Selain itu, sayur yang dihidangkan tidak harus sayur bening, melainkan sayur santan yang juga sesuai selera penikmatnya.
Seperti yang dijelaskan diatas, dulunya ikan yang digunakan hanya dengan ikan air laut dan cara menjajikannya pun hanya dengan memasak bening, tanpa bumbu-bumbu yang lain seperti bawang merah, bawang putih, kunyit dan masih banyak lagi.
Sebenarnya ada beberapa makanan khas yang mirip dengan Sinonggi. Contohnya seperti di Palopo, sebutan makanan khasnya adalah Kapurung. Sama seperti Sinonggi yang berbahan dasar sagu, hanya saja, semua lauk tercampur sekaligus didalam satu wadah. Beda dengan Sinonggi yang terpisah satu persatu mulai dari Songgi, sayur, serta ikan.
Setelah tercampur, rasa dan aromanya sangat nikmat. Selain nikmat, kandungan yang ada dalam Sinonggi sangat bermanfaat bagi tubuh.
ADVERTISEMENT
Sinonggi memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi, seperti sayur bayam memilili vitamin A, vitamin C, vitamin B kompleks, vitamin K dan vitamin E, sementara ikan dengan kandungan protein, vitamin dan mineral.