Tolong! Bocah Penderita Hidrosefalus di Kendari Butuh Uluran Tangan Dermawan

Konten Media Partner
19 September 2022 15:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Putri, penderita Hidrosefalus di Kendari hanya bisa terbaring di lapak jualan sang ibu.
zoom-in-whitePerbesar
Putri, penderita Hidrosefalus di Kendari hanya bisa terbaring di lapak jualan sang ibu.
ADVERTISEMENT
Seorang bocah di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) bernama Putri Alexa selama 3 tahun terakhir menghabiskan hari-harinya di atas tempat tidur. Putri didiagnosis oleh dokter menderita penyakit Hidrosefalus.
ADVERTISEMENT
Penyakit tersebut ditandai dengan pembesaran pada kepala bayi. Para penderita akan mengalami gejala sakit kepala, gangguan penglihatan, kesulitan kognitif, gangguan koordinasi, dan inkontinensia.
Sang ibu, Ningsih mengaku anak pertamanya itu mulai mengalami gejala Hidrosefalus saat berusia dua bulan pada Desember 2018 lalu. Saat itu, sang ibu mendapati anaknya memiliki gejala kejang-kejang hingga muntah.
"Saya lalu bawa anak saya ini ke rumah sakit di Muna dan didiagnosis dokter Putri menderita penyakit yang memiliki ciri mengalami pembesaran pada bagian kepala," kata Ningsih kepada wartawan, pada Senin (19/09).
Karena membutuhkan biaya yang cukup untuk kesehatan sang buah hati, Ningsih bersama keluarga kecilnya kemudian bertolak dari Kabupaten Muna menuju Kota Kendari untuk mencari nafkah. Di sini, Ningsih dan suaminya tinggal di rumah mertuanya di Kecamatan Kadia, Kota Kendari.
ADVERTISEMENT
Untuk membantu perekonomian keluarga, Ningsih turut membantu sang mertuanya berjualan di kawasan Eks MTQ Kota Kendari. Saat berjualan itu, Putri kerap dibawa oleh Ningsih dengan alasan agar bisa memantau perkembangan kesehatan sang buah hati.
Saat bersama Ningsih, Putri hanya bisa menghabiskan hari-harinya dengan terbaring di atas tempat lapak jualan sang ibu sambil menunggu pulang ke rumah.
"Suami dan mertua semua kerja, jadi tidak ada yang jaga di rumah makanya saya bawa ke sini saat jualan bantu mertua," ungkapnya.
Ningsih mengungkapkan selama ini Putri tidak bisa mengkonsumsi makanan pada umumnya. Putri hanya bisa mengkonsumsi makanan pendamping bayi yang dijual di toko-toko untuk memenuhi asupan gizinya.
"Putri tidak bisa makan sembarangan, dia hanya bisa makan bubur sari dengan sun yang harganya cukup mahal. Sebulan Putri bisa menghabiskan sekitar Rp 800 ribu," ungkap dia.
ADVERTISEMENT
Selain membutuhkan dana untuk makanan sehari-hari Putri, Ningsih mengaku harus intens melakukan kontrol kesehatan sang buah hati ke dokter setiap 2 bulan sekali.
Ningsih bersama suami harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan Putri agar tetap tumbuh dengan keadaan sehat. "Semoga ada mukjizat dari Allah untuk kesembuhan Putri," ujarnya.