Konten dari Pengguna

Budaya Indonesia Menganggap Wanita Langsing itu Cantik

KENI MAHARANI MUSLIKHAH
ungraduated Journalism Student at Politeknik Negeri Jakarta
17 Juni 2022 19:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KENI MAHARANI MUSLIKHAH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(Sumber foto: unsplash/Priscilla Du Preez)
zoom-in-whitePerbesar
(Sumber foto: unsplash/Priscilla Du Preez)
ADVERTISEMENT
Masyarakat terbiasa menilai wanita yang memiliki tubuh langsing itu cantik, padahal cantik adalah bagaimana memiliki hidup yang sehat dan bahagia. Awal mula standar langsing menjadi tolak ukur cantik adalah media yang menampilkan wanita dengan postur tubuh yang langsing secara terus menerus, kian waktu masyarakat memiliki pandangan tentang kecantikan wanita. Ada pula penilaian lainnya seperti putih, kurus, rambut panjang dan lurus. Padahal tidak semua wanita memiliki hal tersebut. Akhirnya banyak orang yang tidak bisa menerima bentuk dirinya karena tidak sesuai dengan standar kecantikan.
ADVERTISEMENT
Sayangnya saya adalah salah satu manusia yang tidak masuk kedalam kriteria cantik, memiliki kulit sawo matang dan badan yang gemuk membuat rasa tidak percaya diri setiap waktu. Sejak kecil saya sering melihat acara TV dengan pemain yang cantik-cantik menjadi pemeran utama, lalu pemain antagonis yang memiliki bentuk tubuh gemuk dan seram. Selain itu peran keluarga yang kadang basa-basi dengan mengatakan “ko kamu gendutan?” atau “coba diet” menjadi doktrin terhadap diri saya. Bahkan mainan boneka perempuan yang hanya diproduksi dengan wajah yang langsing, dan putih menambah cara berpikir saya tentang kecantikan.
Saat menuju dewasa, seperti pada wanita lainnya yang mencoba menjadi cantik saya mulai terobsesi dengan standar kecantikan. Namun sayangnya setiap wanita memiliki jenis kulit dan metabolisme yang berbeda-beda. Sebanyak apapun saya mencoba diet mulai dari mengurangi makan cemilan, menghitung jumlah karbohidrat, serta tidak mengkonsumsi hidangan cepat saji dan melakukan olahraga ekstrem tetapi tidak membuahkan hasil. Sehingga saya mengalami stress berkepanjangan, mulai mengonsumsi obat-obatan penurun berat badan menjadi jalan pintas yang dipilih, ternyata meminum obat berkepanjangan membuat tubuh saya lemah seperti sering lesu karena tidak memiliki energi, berdampak pada wajah yang kusam dan sering mengalami gangguan pada perut.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya saya lelah mengonsumsi obat-obatan, dan teman-teman saya mendukung untuk hidup yang lebih sehat. Mulai dengan makan dengan sehat, tidur dengan cukup serta olahraga yang teratur membuat tubuhn saya lebih baik, walaupun tidak langsing tetapi saya sudah mulai membaik dari kebiasaan yang buruk. Sehingga saya mulai mencintai diri apa adanya karena setiap perempuan memiliki kelebihan dan keunikan yang berbeda-beda. Menerima diri sendiri adalah keutamaan untuk mnejalani hidup.
Budaya yang menganggap wanita harus langsing dan putih seharusnya sudah mulai ditinggalkan, masyarakat harus sadar bahwa menjalani hidup yang baik dan benar adalah nilai yang lebih penting. Fokus kepada pencapaian yang lebih besar didalam hidup agar nilai diri lebih bertambah selain memusingkan standar kecantikan. Namun, tidak merawat diri juga bukan jalan keluar, justru melakukan perawatan merupakan salah satu bentuk dalam mencintai diri.
ADVERTISEMENT
Semua wanita itu cantik dengan keunggulan masing-masing, sebagai masyarakat sebaiknya kita tidak menilai dari satu pandangan saja. Menuntut orang lain untuk langsing serta mengikuti standar kecantikan merupakan kebiasaan yang buruk. Bentuklah pola pikir yang lebih positif agar menciptakan masyarakat yang berkualitas.