Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Pantai Ancol Pilihan Wisata Akhir Pekan Keluarga
19 Juni 2022 5:43 WIB
Tulisan dari KENI MAHARANI MUSLIKHAH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pantai Ancol merupakan salah satu tujuan destinasi bagi warga Jabodetabek. Khususnya warga Jakarta, 13 Maret 2022 saya berkesempatan mengunjungi pantai Ancol setelah satu dasawarsa sejak terakhir saya datang. Menghabiskan akhir pekan bersama keluarga, saya juga menemani keponakan saya yang berumur satu tahun untuk lebih mengenal tekstur.
ADVERTISEMENT
Perjalanan dimulai pada pukul 7.00 WIB berangkat dari rumah kaka ipar saya di Cipinang Jakarta Timur. Kami memutuskan untuk sarapan di salah satu restoran cepat saji terdekat sebelum menuju pantai. Setelah selesai kami melanjutkan perjalanan yang hanya menempuh waktu kurang lebih 20 menit, saat itu jalanan ibu kota terpantau ramai lancar. Kami sampai pukul 8.00 WIB. Setelah sampai di pintu gerbang Ancol kami diminta untuk memindai kode batang pada Aplikasi PeduliLindungi. harga tiket masuk kawasan Ancol Rp 25.000 ribu rupiah untuk satu kendaraan mobil dan Rp 13.000 untuk tiket pengunjung.
Pantai Ancol tetap ramai penungjung, mulai dari keluarga hingga rombongan kelompok. banyak juga yang membawa sepeda, ada pula yang menyewakanya. Saya lumayan terkejut setelah sekian lama tidak berkunjung, saat ini Ancol sudah lebih bagus, tidak ada pedagang yang sembarangan duduk di pinggir pantai mereka sudah diberi tempat di dekat pejalan kaki serta jalanan yang menyusuri pantai Ancol dengan bata merah membuat segar pemandangan. meskipun pantai Ancol tidak terlalu bersih masih banyak sampah yang berserakan tetapi jenisnya organik, seperti dedaunan dan batu. Jarang sekali ada sampah plastik di pantai.
ADVERTISEMENT
Gianara, ponakan saya yang masih berumur satu tahun perlu banyak dikenalkan dengan tekstur-tekstur yang baru. Salah satunya adalah pasir dan ombak, awalnya dia enggan menyentuh pasir karena risih dengan butiran-butirannya. Namun, lambat laun dia menyukai main di pantai. Hingga menolak untuk pulang, Gianara juga berani berjalan hingga air laut berada di perutnya.
Pukul 11.00 WIB kami memutuskan untuk pulang dan saat ini tempat parkir telah penuh disepanjang jalan raya, tidak ada pungli saat selesai parkir. Dalam perjalanan pulang kami kembali melewati pintu masuk Ancol dan ternyata banyak sekali kendaraan yang ingin masuk hingga kemacetan mengular.
Sebelum sampai rumah, kami pergi makan siang di daerah Kemayoran Jakarta Pusat. Membeli makanan khas Minang yaitu Nasi Kapau, walaupun sangat lelah tetapi menyantap makanan tersebut sangat pas sekali setelah bermain air dan melepas lelah.
ADVERTISEMENT
Semoga kita semua dapat membantu membuat Kawasan wisata terjaga dengan baik, agar tetap menjadi destinasi wisata untuk keluarga maupun kerabat.